Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
TAKDIR CINTA
2
Suka
5,352
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

TAKDIR CINTA

Kini, aku tahu mengapa gadis itu bersikeras menolak pertemuan. Meskipun selama ini aku sudah mengajak, dan menyakinkan dirinya mengenai niat baikku. 

“Senja!” panggilku, saat berada tepat dibelakangnya. 

Gadis berkerudung krem itu menoleh dengan kepala menunduk – hingga wajah itu hanya memperlihatkan sepasang alis melengkung dan bulu mata lentiknya. Sekilas tampak manis dan anggun. Namun ia seperti enggan untuk melihat wajahku. Entah. Malu atau takut. Melihat tingkahnya seperti itu membuatku tersenyum.

“Dasar gadis unik.” Aku bergumam sendiri disela menunggu gadis di hadapanku mengangkat wajahnya. 

Kemudian sepasang bola mata bening itu membelalak. Membuat senyumku memudar serupa debu di jalanan yang baru saja tertiup oleh angin, lenyap.

Aku tahu saat ini dirinya terkejut, dan meminta penjelasan langsung dariku.

“Namaku Jingga.” Aku memperkenalkan diri – sebagai teman dunia maya yang selama ini dekat dengan dirinya.

Sepasang bola mata indah miliknya kembali membulat sempurna, seolah dirinya tengah menghardik seorang pencuri yang tengah tertangkap basah. Sementara, pelupuk matanya mulai dipenuhi kaca-kaca bening yang siap meluncur. Benar saja air mata itu luruh membanjiri pipi bersihnya. Hanya saja ia masih bergeming. 

Sebagai seorang pria aku hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk bersuara demi menghindari kesalahpahaman. Karena, cara berkomunikasi aku dengan dia berbeda.

Berulang kali punggung tangan itu mengusap air mata yang sebenarnya percuma, karena ujan takkan reda hanya seseorang menginginkannya. Begitu pula dengan air mata miliknya.

Mengapa kamu begitu bersedih dengan kehadiranku?

Kedua tangan yang tampak lembut itu kini berganti – bergerak-gerak teratur seperti tengah merangkai sebuah kalimat. Aku mengamati dengan saksama, sambil mencoba mengingat gerakan tangan Zaliandra – adik perempuanku yang mengalami gangguan pendengaran – ketika tengah belajar bersama gurunya di ruang tamu. 

“Kamu tidak perlu meminta maaf,” ucapku, setelah gerakan tangan itu terhenti. “I love you to, ibu guru Zaliandra.” Sepasang bola mata itu kembali membelalak, terkejut.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Kala Cinta Membawamu Pulang
Belinda Marchely
Flash
TAKDIR CINTA
Hara Thea
Novel
Thawiyyah
Daud Farma
Novel
Gold
5 Detik dan Rasa Rindu
Mizan Publishing
Novel
Rindu Yang Tak Pernah Diam
Iir
Novel
Memorable Classroom
Nur Annisa
Novel
Gold
Find a Way to My Heart
Bentang Pustaka
Novel
Buku Harian Fajar
Ahmad Redho Nugraha
Novel
Memories Coffee and Eatery
Lolita Alvianti susintaningrum
Novel
Ravrel
Rossesa
Novel
Detektif Palsu: Fail Romansa si Antibetina
Zangi al'Fayoum
Novel
Bronze
This doll is my Girlfriend
Lusi permata sari
Novel
Bronze
Lean On Me
Dessy Rahmatya
Novel
Love Is Him
SavieL
Novel
Gold
Topeng
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
TAKDIR CINTA
Hara Thea