Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Rupawan yang Terbuang
2
Suka
5,315
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku sudah terbiasa menerima perlakuan seperti ini. Ketika kaki jenjangku melangkah di setiap tempat. Para wanita berteriak histeris. Memandang. Memuja. Mengindamkan diriku yang memiliki wajah yang rupawan. Dalam benaknya, mungkin mereka menginginkanku menjadi seorang pacar atau suami.

Wajahku sangat tampan, dengan bulu mata lentik, hidung yang lancip, dan tentunya bibir yang seksi. Siapapun terpesona saat menatapku. Aku tipe orang yang tidak terlalu cuek, tidak juga terlalu ramah. Hanya senyum tipis terkadang menyapa mereka yang seringkali memperhatikan.

"Misi mas, boleh minta nomor teleponnya?" Seorang wanita cantik datang menghampiri ditemani temannya yang tersenyum malu-malu.

"Maaf tidak bisa." Aku menolak permintaannya. Lihatlah. Raut wajah kecewa tercetak jelas saat itu juga. Sangat disayangkan. Kemudian tanpa berbicara lagi mereka pun pergi.

Kejadian itu sering kali muncul. Mereka yang terlanjur jatuh cinta padaku langsung menyapa terang-terangan. Mencoba berbincang dan mencari tahu info tentang diriku.

Ah. Aku jadi ingat pesanan istriku yang menyuruh untuk membeli persediaan makanan ke Mall. Dia sangat cerewet dan pencemburu. Setiap apapun yang dia minta harus terpenuhi. Untungnya aku sebagai lelaki yang bertanggung jawab dan rupawan selalu mengalah dan menuruti keinginannya.

Handphone yang ada pada saku celana kananku bergetar. Si cabe, itulah nama istriku yang aku simpan. Aku menarik napas dalam-dalam sebelum mengangkat panggilan tersebut. Belum juga menyapa, dia sudah nyerocos bak kereta yang tanpa ujung.

"Kau dimana sekarang? Kenapa belum pulang juga? Mau sampai kapan? Aku sudah lapar. Kenapa kebiasaan sekali, sih. Setiap disuruh belanja kamu selalu ngaret ... dan kali ini sudah lebih dari 4 jam kamu belum pulang juga? Kecantol ABG mana? Janda mana? Atau kamu sudah jadi selingkuhan orang, ya?"

Aku panik. Dia mulai berpikir seenaknya.

"Bukan seperti itu. Ta-tadi aku ketemu kawan lama, jadi kami berbincang sedikit." Jawabku gelagapan karena dia sulit sekali dibohongi.

"Jangan kira aku bodoh ya. Aku tahu! Kamu pasti masih suka tebar pesona karena tampangmu itu kan?! Sudahlah aku capek. Aku akan pergi ...."

"Pergi? Pergi kemana?" Hatiku mendadak tidak enak.

"Pengadilan agama. Aku ingin cerai"

"Ehh. Tu-tunggu! Bebeb, sayang, honey ..." keringatku mulai mengucur."Jangan gitu dong. Kamu masih sayang aku kan? Jangan, yah. Jangan minta cerai." Aku memohon dengan memelas.

Selang beberapa detik tidak ada jawaban, telepon dimatikan. Jari tanganku meremas rambut, seketika pusing pada kepala.

"Mati aku!!" Aku bersungut-sungut. Kakiku berlari untuk segera menemuinya. Jika perceraian itu terjadi. Aku akan menjadi pihak yang paling rugi.

"Harta, tahta, dan istriku akan mengilang. Aku harus segera mencegahnya." Pikiranku mulai membayangkan kehancuran pada diriku sendiri.

Aku hanya lelaki yang di anugrahi tampang rupawan. Tidak dengan harta atau bahkan kerja keras. Aku memiliki banyak waktu luang. Sedangkan istriku berasal dari keluarga kaya raya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Modal tampang doang, huh 🤭
Rekomendasi dari Drama
Flash
Rupawan yang Terbuang
liszzah
Flash
Bronze
Laju Lari
Foggy F F
Novel
Sanguine
Zsaruma
Novel
Gold
KKPK Ibu Baru
Mizan Publishing
Novel
Gold
The Hollow Cat
Mizan Publishing
Novel
RUANG DAMAI PANCAWARNA
Nurul Awaliyah
Novel
Bronze
Tragedi Cinta Jilid 1
Tinta Emas
Novel
Bronze
Bukan Cinta Picisan
Nur'afifah Hasbi Nasution
Novel
Tak Sambat
Nuel Lubis
Flash
Seorang Operator Telepon di Negara Dunia Ketiga
Hendra Purnama
Novel
Cinta Fisabilillah
Nafla Cahya
Novel
Sulung
Ayeshalole
Novel
Bronze
Rupiah Untuk Agus
Bond Monosta
Novel
Bronze
Surat Cinta yang Terbaca(Novel)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Karat Rangka Karat Nyawa
Neo Hernando
Rekomendasi
Flash
Rupawan yang Terbuang
liszzah
Komik
Oh, Crazy!
liszzah
Novel
RHEVANIA
liszzah