Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Rupawan yang Terbuang
2
Suka
16,321
Dibaca

Aku sudah terbiasa menerima perlakuan seperti ini. Ketika kaki jenjangku melangkah di setiap tempat. Para wanita berteriak histeris. Memandang. Memuja. Mengindamkan diriku yang memiliki wajah yang rupawan. Dalam benaknya, mungkin mereka menginginkanku menjadi seorang pacar atau suami.

Wajahku sangat tampan, dengan bulu mata lentik, hidung yang lancip, dan tentunya bibir yang seksi. Siapapun terpesona saat menatapku. Aku tipe orang yang tidak terlalu cuek, tidak juga terlalu ramah. Hanya senyum tipis terkadang menyapa mereka yang seringkali memperhatikan.

"Misi mas, boleh minta nomor teleponnya?" Seorang wanita cantik datang menghampiri ditemani temannya yang tersenyum malu-malu.

"Maaf tidak bisa." Aku menolak permintaannya. Lihatlah. Raut wajah kecewa tercetak jelas saat itu juga. Sangat disayangkan. Kemudian tanpa berbicara lagi mereka pun pergi.

Kejadian itu sering kali muncul. Mereka yang terlanjur jatuh cinta padaku langsung menyapa terang-terangan. Mencoba berbincang dan mencari tahu info tentang diriku.

Ah. Aku jadi ingat pesanan istriku yang menyuruh untuk membeli persediaan makanan ke Mall. Dia sangat cerewet dan pencemburu. Setiap apapun yang dia minta harus terpenuhi. Untungnya aku sebagai lelaki yang bertanggung jawab dan rupawan selalu mengalah dan menuruti keinginannya.

Handphone yang ada pada saku celana kananku bergetar. Si cabe, itulah nama istriku yang aku simpan. Aku menarik napas dalam-dalam sebelum mengangkat panggilan tersebut. Belum juga menyapa, dia sudah nyerocos bak kereta yang tanpa ujung.

"Kau dimana sekarang? Kenapa belum pulang juga? Mau sampai kapan? Aku sudah lapar. Kenapa kebiasaan sekali, sih. Setiap disuruh belanja kamu selalu ngaret ... dan kali ini sudah lebih dari 4 jam kamu belum pulang juga? Kecantol ABG mana? Janda mana? Atau kamu sudah jadi selingkuhan orang, ya?"

Aku panik. Dia mulai berpikir seenaknya.

"Bukan seperti itu. Ta-tadi aku ketemu kawan lama, jadi kami berbincang sedikit." Jawabku gelagapan karena dia sulit sekali dibohongi.

"Jangan kira aku bodoh ya. Aku tahu! Kamu pasti masih suka tebar pesona karena tampangmu itu kan?! Sudahlah aku capek. Aku akan pergi ...."

"Pergi? Pergi kemana?" Hatiku mendadak tidak enak.

"Pengadilan agama. Aku ingin cerai"

"Ehh. Tu-tunggu! Bebeb, sayang, honey ..." keringatku mulai mengucur."Jangan gitu dong. Kamu masih sayang aku kan? Jangan, yah. Jangan minta cerai." Aku memohon dengan memelas.

Selang beberapa detik tidak ada jawaban, telepon dimatikan. Jari tanganku meremas rambut, seketika pusing pada kepala.

"Mati aku!!" Aku bersungut-sungut. Kakiku berlari untuk segera menemuinya. Jika perceraian itu terjadi. Aku akan menjadi pihak yang paling rugi.

"Harta, tahta, dan istriku akan mengilang. Aku harus segera mencegahnya." Pikiranku mulai membayangkan kehancuran pada diriku sendiri.

Aku hanya lelaki yang di anugrahi tampang rupawan. Tidak dengan harta atau bahkan kerja keras. Aku memiliki banyak waktu luang. Sedangkan istriku berasal dari keluarga kaya raya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Jalur Merantau
Yudi Rahmatullah
Skrip Film
MOVING ON
Anggit Apsari Rucita
Flash
Rupawan yang Terbuang
liszzah
Flash
Bronze
What If (part 2)
Nita Roviana
Flash
Bronze
Dengarkan Kata Si Bisu
Erena Agapi
Cerpen
Bronze
Bagus Piranti
cendana
Komik
Aku dan Kuntilanak Kesayanganku
maulana faris
Skrip Film
Junior & Jameela (script)
amor
Flash
Janji Santiago
Rafael Yanuar
Flash
Ruang dan Waktu Membuat Kita Terhenti
Lita Soerjadinata
Cerpen
Jatuh dalam Pelukan
Rizki Mubarok
Novel
Bronze
Kami Rindu Muhammad
Harredeep
Flash
Bronze
Blackbird
Adhy Musaad
Flash
FWB (Farah, Wulan, Bintang)
Xianli Sun
Novel
Harta Tahta Renata
Ratih widiastuty
Rekomendasi
Flash
Rupawan yang Terbuang
liszzah
Komik
Oh, Crazy!
liszzah
Novel
RHEVANIA
liszzah