Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Senyuman Hana
3
Suka
5,319
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Namanya Hana.

Seperti namanya, gadis itu selalu memiliki senyum bak kembang merekah. Kemarin anggunnya bagaikan mawar, hari ini manis bagaikan sakura yang tengah mekar, mungkin esok cerah bagaikan hydragea di tengah hujan musim panas. Karenanya, ketika menghadiri pemakamannya, senyum gadis itu terlihat paling bersinar di antara kelamnya orang-orang yang berkabung.

Tak seperti mereka yang mungkin justru merindukannya dalam tangis dan do'a, wajahku justru pucat pasi tatkala melihatnya. Cepat-cepat pandanganku beralih pada Ibunya yang masih menahan sedih namun masih harus menghadapi kerabat dan teman-teman Hana yang datang--termasuk aku.

"Saya turut berduka cita..." Ujarku sebagai formalitas, karena justru aku yang pertama memberitahu berita kematian Hana beberapa jam lalu—kebakaran hebat melalap apartemen tempat kami tinggal dan Hana yang ditemukan masih di dalam sana.

"Terima kasih," balas Higashihara-san—sang Ibu—yang dalam pedihnya, masih sempat menepuk bahuku, seolah paham perasaanku yang tengah berkecamuk, "Tolong jangan menyalahkan dirimu sendiri. Hana-chan juga pasti berpikir begitu."

Mendengar pernyataan tersebut, aku hanya bisa tersenyum tipis dan membalas dengan pendek, "Saya tahu."

Benarkah?

Padahal yang kupikir justru sebaliknya. Namun. aku memilih untuk segera memutus perbincangan, masuk ke dalam ruang duka, dan duduk dengan tenang bersama yang lain. Aku bukan orang Jepang dan tentu tidak mengikuti agama maupun budaya yang dianut keluarga Hana. Namun, sebagai sosok "sahabat dekat"-nya. ibu Hana memintaku untuk tetap hadir, setidaknya memberikan dupa dan salam terakhir.

"Hana-chan pasti lebih senang kalau kamu datang," ujarnya.

Benarkah?

Keluarganya tidak menyalahkanku, teman-teman mencoba memahami posisiku. "Itu kecelakaan, kau tak perlu menyalahkan diri," kata mereka.

Aku tahu, namun juga tak tahu. Aku yakin, gadis itu memang pasti hanya menanggapi dengan senyum dan tawa. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah senyum itu bermakna memaafkanku—yang meninggalkannya setelah pertengakaran kami yang cukup hebat sebelum kebakaran itu terjadi, atau justru bentuk kepuasan karena tahu ini akan menjadi hal yang akan kusesali? Aku ingin meyakinkan dengan mengangkat wajah dan melihat wajahnya langsung. Namun, aku tidak bisa tidak gemetar dengan keringat dingin yang mengucur hebat.

Aku takut meyakinkan, meski kesempatan itu tepat di depan mata.

Entah apakah ada yang melihat sosoknya sepertiku atau tidak. Di antara peti mati dan pendeta yang duduk mendo'akan, sosoknya nampak samar berdiri dan mengarahkan pandangan kepadaku. Seperti biasa, penuh senyum. Aku hanya sekilas memandang, kemudian kembali menunduk.

Namanya Hana.

Dan hari ini, senyumnya bagai bunga lili jingga dan merah yang merekah begitu segar. Bagai paduan Sayuri dan Higanbana.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
dalem banget ff nya. 😭😭😭/😭😭😭😭😭
Rekomendasi dari Drama
Flash
Senyuman Hana
Eri Fin
Novel
Bronze
RUMAH ANDINIE
YOHS SUWONDO
Novel
Bronze
PAPA
Hanna Khoiruzzahro
Novel
Diandra
D
Novel
Lima Alasan Untuk Hidup
Tazkia Irsyad
Novel
Aku Bukan Anak OSIS
Adiba
Flash
Konsisten Menjalani
Berkat Studio
Flash
Bronze
PELAJARAN BERHARGA
Lirin Kartini
Novel
Dekat
Scobydobap/J.lestari
Flash
Bronze
Istri Pengarang
Sulistiyo Suparno
Novel
Little Ballerina in A Dance Box
Jessie YiCha
Cerpen
Bronze
Menari di Atas Pecahan Beling
Rosidawati
Novel
Bronze
Hai Bos
Tri Utari
Novel
Bronze
Jatuh Cinta Seperti Film India
Agung Pangestu
Cerpen
Bronze
ZINA
Iman Siputra
Rekomendasi
Flash
Senyuman Hana
Eri Fin
Flash
Tangga
Eri Fin