Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Senyuman Hana
3
Suka
5,309
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Namanya Hana.

Seperti namanya, gadis itu selalu memiliki senyum bak kembang merekah. Kemarin anggunnya bagaikan mawar, hari ini manis bagaikan sakura yang tengah mekar, mungkin esok cerah bagaikan hydragea di tengah hujan musim panas. Karenanya, ketika menghadiri pemakamannya, senyum gadis itu terlihat paling bersinar di antara kelamnya orang-orang yang berkabung.

Tak seperti mereka yang mungkin justru merindukannya dalam tangis dan do'a, wajahku justru pucat pasi tatkala melihatnya. Cepat-cepat pandanganku beralih pada Ibunya yang masih menahan sedih namun masih harus menghadapi kerabat dan teman-teman Hana yang datang--termasuk aku.

"Saya turut berduka cita..." Ujarku sebagai formalitas, karena justru aku yang pertama memberitahu berita kematian Hana beberapa jam lalu—kebakaran hebat melalap apartemen tempat kami tinggal dan Hana yang ditemukan masih di dalam sana.

"Terima kasih," balas Higashihara-san—sang Ibu—yang dalam pedihnya, masih sempat menepuk bahuku, seolah paham perasaanku yang tengah berkecamuk, "Tolong jangan menyalahkan dirimu sendiri. Hana-chan juga pasti berpikir begitu."

Mendengar pernyataan tersebut, aku hanya bisa tersenyum tipis dan membalas dengan pendek, "Saya tahu."

Benarkah?

Padahal yang kupikir justru sebaliknya. Namun. aku memilih untuk segera memutus perbincangan, masuk ke dalam ruang duka, dan duduk dengan tenang bersama yang lain. Aku bukan orang Jepang dan tentu tidak mengikuti agama maupun budaya yang dianut keluarga Hana. Namun, sebagai sosok "sahabat dekat"-nya. ibu Hana memintaku untuk tetap hadir, setidaknya memberikan dupa dan salam terakhir.

"Hana-chan pasti lebih senang kalau kamu datang," ujarnya.

Benarkah?

Keluarganya tidak menyalahkanku, teman-teman mencoba memahami posisiku. "Itu kecelakaan, kau tak perlu menyalahkan diri," kata mereka.

Aku tahu, namun juga tak tahu. Aku yakin, gadis itu memang pasti hanya menanggapi dengan senyum dan tawa. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah senyum itu bermakna memaafkanku—yang meninggalkannya setelah pertengakaran kami yang cukup hebat sebelum kebakaran itu terjadi, atau justru bentuk kepuasan karena tahu ini akan menjadi hal yang akan kusesali? Aku ingin meyakinkan dengan mengangkat wajah dan melihat wajahnya langsung. Namun, aku tidak bisa tidak gemetar dengan keringat dingin yang mengucur hebat.

Aku takut meyakinkan, meski kesempatan itu tepat di depan mata.

Entah apakah ada yang melihat sosoknya sepertiku atau tidak. Di antara peti mati dan pendeta yang duduk mendo'akan, sosoknya nampak samar berdiri dan mengarahkan pandangan kepadaku. Seperti biasa, penuh senyum. Aku hanya sekilas memandang, kemudian kembali menunduk.

Namanya Hana.

Dan hari ini, senyumnya bagai bunga lili jingga dan merah yang merekah begitu segar. Bagai paduan Sayuri dan Higanbana.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
dalem banget ff nya. 😭😭😭/😭😭😭😭😭
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Seekor Capung Di Tengah Savana
Deasy Wirastuti
Flash
Senyuman Hana
Eri Fin
Flash
I'm Fine
iam_light.blue
Novel
Bronze
Cerita Hidup Irawan Bersaudara
Jenny C Blom
Novel
Gold
Sidney`s Dream
Mizan Publishing
Flash
Sepatu (Yang Tidak Berdebu)
Nurmala Manurung
Flash
Pesan Yang Tak Tersampaikan
pelantunkata
Novel
Cinta Fisabilillah
Nafla Cahya
Novel
Maaf Aku Meniduri Ranjangmu
Aji Najiullah Thaib
Komik
BAKSO (Basket & Gorengan)
Ayani Owlet
Cerpen
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Novel
Gold
Teman Baru Winda
Mizan Publishing
Flash
Hitam itu Buruk
Vika Rahelia
Flash
Nirleka
Yosephine Syah
Novel
Bronze
Pinjaman Berbunga Cinta
SURIYANA
Rekomendasi
Flash
Senyuman Hana
Eri Fin
Flash
Tangga
Eri Fin