Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Senyuman Hana
3
Suka
5,348
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Namanya Hana.

Seperti namanya, gadis itu selalu memiliki senyum bak kembang merekah. Kemarin anggunnya bagaikan mawar, hari ini manis bagaikan sakura yang tengah mekar, mungkin esok cerah bagaikan hydragea di tengah hujan musim panas. Karenanya, ketika menghadiri pemakamannya, senyum gadis itu terlihat paling bersinar di antara kelamnya orang-orang yang berkabung.

Tak seperti mereka yang mungkin justru merindukannya dalam tangis dan do'a, wajahku justru pucat pasi tatkala melihatnya. Cepat-cepat pandanganku beralih pada Ibunya yang masih menahan sedih namun masih harus menghadapi kerabat dan teman-teman Hana yang datang--termasuk aku.

"Saya turut berduka cita..." Ujarku sebagai formalitas, karena justru aku yang pertama memberitahu berita kematian Hana beberapa jam lalu—kebakaran hebat melalap apartemen tempat kami tinggal dan Hana yang ditemukan masih di dalam sana.

"Terima kasih," balas Higashihara-san—sang Ibu—yang dalam pedihnya, masih sempat menepuk bahuku, seolah paham perasaanku yang tengah berkecamuk, "Tolong jangan menyalahkan dirimu sendiri. Hana-chan juga pasti berpikir begitu."

Mendengar pernyataan tersebut, aku hanya bisa tersenyum tipis dan membalas dengan pendek, "Saya tahu."

Benarkah?

Padahal yang kupikir justru sebaliknya. Namun. aku memilih untuk segera memutus perbincangan, masuk ke dalam ruang duka, dan duduk dengan tenang bersama yang lain. Aku bukan orang Jepang dan tentu tidak mengikuti agama maupun budaya yang dianut keluarga Hana. Namun, sebagai sosok "sahabat dekat"-nya. ibu Hana memintaku untuk tetap hadir, setidaknya memberikan dupa dan salam terakhir.

"Hana-chan pasti lebih senang kalau kamu datang," ujarnya.

Benarkah?

Keluarganya tidak menyalahkanku, teman-teman mencoba memahami posisiku. "Itu kecelakaan, kau tak perlu menyalahkan diri," kata mereka.

Aku tahu, namun juga tak tahu. Aku yakin, gadis itu memang pasti hanya menanggapi dengan senyum dan tawa. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah senyum itu bermakna memaafkanku—yang meninggalkannya setelah pertengakaran kami yang cukup hebat sebelum kebakaran itu terjadi, atau justru bentuk kepuasan karena tahu ini akan menjadi hal yang akan kusesali? Aku ingin meyakinkan dengan mengangkat wajah dan melihat wajahnya langsung. Namun, aku tidak bisa tidak gemetar dengan keringat dingin yang mengucur hebat.

Aku takut meyakinkan, meski kesempatan itu tepat di depan mata.

Entah apakah ada yang melihat sosoknya sepertiku atau tidak. Di antara peti mati dan pendeta yang duduk mendo'akan, sosoknya nampak samar berdiri dan mengarahkan pandangan kepadaku. Seperti biasa, penuh senyum. Aku hanya sekilas memandang, kemudian kembali menunduk.

Namanya Hana.

Dan hari ini, senyumnya bagai bunga lili jingga dan merah yang merekah begitu segar. Bagai paduan Sayuri dan Higanbana.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
dalem banget ff nya. 😭😭😭/😭😭😭😭😭
Rekomendasi dari Drama
Flash
Senyuman Hana
Eri Fin
Novel
Kuncup Berlian
Ais Aisih
Novel
Gold
Arah Musim
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
13 Hari Mencari Cinta
Herman Sim
Novel
Agent of Change
Rina F Ryanie
Flash
Senjata Andalan
Mufidah Raihana
Flash
Dua
Rifatia
Novel
STORY OF FRIENDSHIP
Rahmanur Mumpuni
Novel
Bronze
BETTER HALF
KUMARA
Novel
Bronze
Half of Lemon
Sinta Yudisia
Novel
SANG DUKUN
Ikhwanus Sobirin
Novel
Best Friends
Awan Senja
Novel
Bronze
SOMEONE LIKE YOU
Jeni Hardianti
Flash
SURGA UNTUK ANAKKU
Embart nugroho
Novel
Bronze
Sang SENIMAN
Ign Joko Dwiatmoko
Rekomendasi
Flash
Senyuman Hana
Eri Fin
Flash
Tangga
Eri Fin