Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
STARLAKU
1
Suka
6,082
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Kuedarkan pandangan ke sekeliling. Lorong sepanjang 15 meter dengan lebar 4 meter, berlantai pualam putih dan dinding warna serupa. Lorong dengan aroma obat-obatan yang kental. Senyap tanpa lalu lalang. Hanya ada aku di sini, terduduk di atas kursi tunggu yang juga berwarna putih. Kulihat jam tangan di pergelangan tangan.

‘Ah benar saja, sudah tengah malam,’ batinku.

Tanganku mencengkeram bagian bawah dudukan kursi yang bermaterial logam. Seketika rasa dingin menyergap kemudian menyeruak relung hatiku. Menyadarkanku dari lamunan. Kutatap pintu berdaun kupu dengan ornamen kaca di salah satu sisinya. Tak juga ada pergerakan.

Kutautkan kedua tanganku, saling mengait tepat di belakang leherku. Lalu kucengkeram leherku dengan kedua ibu jariku. Belum genap semenit, kini kedua telapak tanganku menggamit hidungku dengan ujung telunjuk saling menjepit kulit keningku. Sedetik kemudian bangkit dari duduk dan melangkah mendekati pintu yang sedari tadi kupandangi. Berharap pintu itu kemudian terbuka. Mengantarkan kabar gembira.

Namun sayangnya, sepertinya harapku belum terwujud. Entah berapa kali aku duduk, berdiri, lantas mendekatkan telingaku pada pintu itu atau sesekali mencoba mengintip. Pintu itu tetap bergeming.

Aku bergidik. Mencoba menepis bayangku tentang pikiran buruk yang sempat bergelayut. Tentang cerita kematian seorang ibu dalam prosesi persalinan.

‘Ah tak mungkin. Sekarang sudah zaman modern. Dokter pasti mampu mengatasinya.’

Berulang kubisikkan kalimat penenang dalam batinku.

‘Boleh orang lain, tapi tidak Starlaku. Tuhan boleh mengambil anak itu, tapi tidak Starlaku.’

Ucapan itu berdengung dalam otakku. Kejam. Jahat. Bukan karena aku orang yang tak punya hati. Namun justru karena hatiku kini penuh dengan rasa cinta dan sayang. Cinta dan sayang untuk Starla. Itulah mengapa, tak bisa kubayangkan hidupku tanpanya. Bagaimana bisa kujalani hidupku jika tak bisa lagi kulihat senyum Starla? Bagaimana bisa aku tetap melanjutkan hidup jika tak ada Starla di sampingku? Bagaimana jadinya jika aku tak lagi bisa memeluknya?

Kucermati bayangan diriku yang terpantul pada kaca pintu itu. Rambut cepak, kaos gombrong, celana jeans, dan sepatu kets. Tampak santai, namun tidak dengan wajah itu. Wajah yang tak mampu menyembunyikan gurat khawatir.

JEGLEG!

Kenop pintu bergerak, diikuti terbukanya salah satu sisi pintu. Seketika aku berhambur mendekati orang yang keluar dari balik pintu.

“Selamat, ibu dan bayi sehat. Anda suaminya?” tanyanya.

“B-bu-bukan, Pak. Saya temannya. Suaminya sedang bertugas di luar kota.”

Iya. Sayang aku bukanlah suaminya. Dan tak akan bisa menjadi suaminya. Karena aku adalah Rasti. Meski aku nyaris tampak seperti seorang pria. Tapi aku hanyalah seseorang yang memiliki jiwa pria namun sayangnya terjebak dalam tubuh wanita. Seseorang yang diam-diam mencintai Starla dan rela menjadi sahabatnya agar bisa selalu di dekatnya.

***Tamat***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Steviana
Kiki Misgiarti
Novel
Gold
After School Club
Bentang Pustaka
Skrip Film
Junior & Jameela (script)
amor
Flash
STARLAKU
Hanik Kunjayana
Cerpen
Bronze
Sometimes Not Lucky Wasn't Really Bad
Herumawan Prasetyo Adhie
Cerpen
Bronze
Damai Yang Pergi
Marniati
Novel
Bronze
halunation
Zaura J
Novel
Prahara di Langit Borneo
Raida Hasan
Novel
Dear AS[Abun Sungkar]
Nur Fitriani
Flash
Bronze
Buruh Kerja Berburu Cinta
Silvarani
Novel
Ketika Kami Kehilangan Dua Bintang
Alfania Vika
Skrip Film
Bahagia Itu..
Christian Rumbo
Flash
Aku, Dirimu, dan Palung Mariana
Foggy FF
Novel
Bronze
Airy
Jenny C Blom
Novel
Matsuri
Adlet Almazov
Rekomendasi
Flash
STARLAKU
Hanik Kunjayana
Novel
LARAS
Hanik Kunjayana
Flash
DINNER
Hanik Kunjayana