Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Merayakan Tahun Baru
6
Suka
6,126
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Berada di tempat-tempat baru membuat Arunika selalu ingin membuka buku hariannya dan menulis puisi. Dia senantiasa menuliskan pengalamannya begitu menjejakkan kaki di kota yang bukan kotanya. Dulu, dia mencatat pengalamannya dalam berlembar-lembar paragraf, tapi puisi, meski dengan huruf yang lebih sedikit, ternyata mampu mengabadikan segalanya dengan lebih bersahaja. Semula, dia meniru gaya tulisan W.S. Rendra pada buku Sajak-Sajak Sepatu Tua. Namun, lama-lama Arunika menemukan iramanya sendiri.

(Jika senggang, sesampainya di rumah, dia biasa duduk di depan piano, lalu mencoba menenun nada dengan mengandalkan puisinya. Arunika meyakini, dengan melatarinya dengan musik, dia telah mengembalikan puisi pada fitrahnya sebagai tradisi lisan yang dekat dengan irama. Selain piano, dia juga sering merangkai musik dengan gitar. Jika pada piano dia memakai kunci-kunci sederhana, dengan gitar dia selalu tergoda memainkan kunci-kunci yang jarang dipakai—seperti dim, aug, dan mayor-minor yang melibatkan angka.)

Setelah membuka tirai jendela lantai tujuh pada sebuah hotel di Semarang, Arunika memandang Simpang Lima. Pengunjung yang hendak merayakan tahun baru sudah memenuhi alun-alun. Malam meninggi dan awan tebal menaungi langit. Gerimis mengembun hening di kaca.

Tadinya dia ingin merayakannya di puncak, seperti masa remaja dulu, dengan dilatari unggun dan cokelat hangat, bersama Raka dan mungkin pendaki lain. Dia ingin memandang Matahari pertama di dekat cakrawala, seraya beralaskan sejuk rerumputan. Namun, karena cuaca tidak memungkinkan, rencana itu terpaksa dibatalkan. Tetapi, tak mengapa, begini pun cukup.

Raka, suaminya, berbaring santai di ranjang seraya membaca novel. Dia memang tidak bisa dipisahkan dengan buku, jadi Arunika memilih menghabiskan waktu dengan membuka buku harian, tapi bukan untuk menulisinya, apalagi mengisinya dengan sajak-sajak baru. Bukan. Dia hanya ingin mengunjungi kenangan yang sudah tergurat pada lembarannya. 

“Sedang apa, Sayang?” tiba-tiba sepasang lengan memeluknya dari belakang. Arunika menyandarkan kepala di bahu suaminya.

“Mencintaimu,” Arunika tersenyum. Keduanya pun berciuman, diterangi riuh kembang api yang bermekaran di jendela. Indah sekali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Merayakan Tahun Baru
Rafael Yanuar
Novel
Bronze
Misi Menggoda Hati
FinNabh
Flash
One Happy Day
Mahia Kata
Flash
Seri Sains Ala-Ala Part 1
SUWANDY
Novel
Gold
My Ice Boy
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Dunk Je
Mahar
Komik
Bronze
Fairies' Family MIRACLE
Faridah Amalia
Novel
Gold
Miss Beauty & Mr. Brain
Bentang Pustaka
Flash
Yang Tak selesai
Via S Kim
Novel
Bronze
DARLINGTOWN
Rain Emmeline
Novel
Memorable Classroom
Nur Annisa
Novel
If You Were Him
Farahiah Almas Madarina
Novel
Wajah Bumi
SavieL
Novel
My Boss is My First Love
Sandra Devi Septianty
Novel
Bronze
PESANTREN IN LOVE
Lailatul Rif'ah
Rekomendasi
Flash
Merayakan Tahun Baru
Rafael Yanuar
Novel
Perjalanan Semusim
Rafael Yanuar
Novel
Jalan Setapak Menuju Rumah
Rafael Yanuar
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar
Flash
Manusia Pertama
Rafael Yanuar
Flash
Clair de Lune
Rafael Yanuar
Novel
Gerimis Daun-Daun
Rafael Yanuar
Flash
Sepayung Berdua
Rafael Yanuar
Flash
Bronze
Gadis Kecil Berkaleng Kecil
Rafael Yanuar
Flash
Setelah Gelap Datang
Rafael Yanuar
Cerpen
Kisah Rubah
Rafael Yanuar
Cerpen
Toko Buku Kecil di Kaki Bukit
Rafael Yanuar
Cerpen
Racau
Rafael Yanuar
Flash
Dunia dalam Tas
Rafael Yanuar
Flash
Aku Tak Ingin Mati Seperti Ini
Rafael Yanuar