Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Merayakan Tahun Baru
6
Suka
6,190
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Berada di tempat-tempat baru membuat Arunika selalu ingin membuka buku hariannya dan menulis puisi. Dia senantiasa menuliskan pengalamannya begitu menjejakkan kaki di kota yang bukan kotanya. Dulu, dia mencatat pengalamannya dalam berlembar-lembar paragraf, tapi puisi, meski dengan huruf yang lebih sedikit, ternyata mampu mengabadikan segalanya dengan lebih bersahaja. Semula, dia meniru gaya tulisan W.S. Rendra pada buku Sajak-Sajak Sepatu Tua. Namun, lama-lama Arunika menemukan iramanya sendiri.

(Jika senggang, sesampainya di rumah, dia biasa duduk di depan piano, lalu mencoba menenun nada dengan mengandalkan puisinya. Arunika meyakini, dengan melatarinya dengan musik, dia telah mengembalikan puisi pada fitrahnya sebagai tradisi lisan yang dekat dengan irama. Selain piano, dia juga sering merangkai musik dengan gitar. Jika pada piano dia memakai kunci-kunci sederhana, dengan gitar dia selalu tergoda memainkan kunci-kunci yang jarang dipakai—seperti dim, aug, dan mayor-minor yang melibatkan angka.)

Setelah membuka tirai jendela lantai tujuh pada sebuah hotel di Semarang, Arunika memandang Simpang Lima. Pengunjung yang hendak merayakan tahun baru sudah memenuhi alun-alun. Malam meninggi dan awan tebal menaungi langit. Gerimis mengembun hening di kaca.

Tadinya dia ingin merayakannya di puncak, seperti masa remaja dulu, dengan dilatari unggun dan cokelat hangat, bersama Raka dan mungkin pendaki lain. Dia ingin memandang Matahari pertama di dekat cakrawala, seraya beralaskan sejuk rerumputan. Namun, karena cuaca tidak memungkinkan, rencana itu terpaksa dibatalkan. Tetapi, tak mengapa, begini pun cukup.

Raka, suaminya, berbaring santai di ranjang seraya membaca novel. Dia memang tidak bisa dipisahkan dengan buku, jadi Arunika memilih menghabiskan waktu dengan membuka buku harian, tapi bukan untuk menulisinya, apalagi mengisinya dengan sajak-sajak baru. Bukan. Dia hanya ingin mengunjungi kenangan yang sudah tergurat pada lembarannya. 

“Sedang apa, Sayang?” tiba-tiba sepasang lengan memeluknya dari belakang. Arunika menyandarkan kepala di bahu suaminya.

“Mencintaimu,” Arunika tersenyum. Keduanya pun berciuman, diterangi riuh kembang api yang bermekaran di jendela. Indah sekali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Merayakan Tahun Baru
Rafael Yanuar
Novel
SUPER JEALOUS
Frasyahira
Novel
MAWAR
siti rahmah
Novel
For my twin
Widayanti
Cerpen
Just One Person
Elysiaaan
Novel
Bronze
cinta LANGIT dan BUMI
ayun trisnalia
Novel
Salmantha (Ketika Cinta Membuktikan Kebenarannya)
Muhammad Arkan
Novel
You Are My Flaky
Luca Scofish
Novel
Gold
Dilan 1991
Mizan Publishing
Novel
Gold
When Love Walked In
Bentang Pustaka
Novel
Semestanya Arutala
Denting Piano
Novel
Papa dan Ayah
princess bermata biru
Novel
Bronze
You are My Destiny
yoursweetcrush
Novel
VEX
Athaya Laily Syafitri
Novel
Bronze
Sepucuk surat di bawah meja
Dhea Meliani
Rekomendasi
Flash
Merayakan Tahun Baru
Rafael Yanuar
Flash
Penulis Paling Berbakat di Dunia
Rafael Yanuar
Cerpen
Tujuh Belasan di Desa Dukun
Rafael Yanuar
Cerpen
Racau
Rafael Yanuar
Cerpen
Selembar Dunia
Rafael Yanuar
Novel
Jalan Setapak Menuju Rumah
Rafael Yanuar
Flash
Upaya Sederhana Memaknai Kenangan
Rafael Yanuar
Flash
Manusia Pertama
Rafael Yanuar
Novel
Sampai Jumpa Besok
Rafael Yanuar
Cerpen
Malam Dingin di Cigigir
Rafael Yanuar
Flash
Sepayung Berdua
Rafael Yanuar
Flash
Lebih dari Cukup
Rafael Yanuar
Flash
Secangkir Teh
Rafael Yanuar
Flash
Mencari Kacamata
Rafael Yanuar
Flash
Janji Santiago
Rafael Yanuar