Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Merayakan Tahun Baru
6
Suka
6,273
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Berada di tempat-tempat baru membuat Arunika selalu ingin membuka buku hariannya dan menulis puisi. Dia senantiasa menuliskan pengalamannya begitu menjejakkan kaki di kota yang bukan kotanya. Dulu, dia mencatat pengalamannya dalam berlembar-lembar paragraf, tapi puisi, meski dengan huruf yang lebih sedikit, ternyata mampu mengabadikan segalanya dengan lebih bersahaja. Semula, dia meniru gaya tulisan W.S. Rendra pada buku Sajak-Sajak Sepatu Tua. Namun, lama-lama Arunika menemukan iramanya sendiri.

(Jika senggang, sesampainya di rumah, dia biasa duduk di depan piano, lalu mencoba menenun nada dengan mengandalkan puisinya. Arunika meyakini, dengan melatarinya dengan musik, dia telah mengembalikan puisi pada fitrahnya sebagai tradisi lisan yang dekat dengan irama. Selain piano, dia juga sering merangkai musik dengan gitar. Jika pada piano dia memakai kunci-kunci sederhana, dengan gitar dia selalu tergoda memainkan kunci-kunci yang jarang dipakai—seperti dim, aug, dan mayor-minor yang melibatkan angka.)

Setelah membuka tirai jendela lantai tujuh pada sebuah hotel di Semarang, Arunika memandang Simpang Lima. Pengunjung yang hendak merayakan tahun baru sudah memenuhi alun-alun. Malam meninggi dan awan tebal menaungi langit. Gerimis mengembun hening di kaca.

Tadinya dia ingin merayakannya di puncak, seperti masa remaja dulu, dengan dilatari unggun dan cokelat hangat, bersama Raka dan mungkin pendaki lain. Dia ingin memandang Matahari pertama di dekat cakrawala, seraya beralaskan sejuk rerumputan. Namun, karena cuaca tidak memungkinkan, rencana itu terpaksa dibatalkan. Tetapi, tak mengapa, begini pun cukup.

Raka, suaminya, berbaring santai di ranjang seraya membaca novel. Dia memang tidak bisa dipisahkan dengan buku, jadi Arunika memilih menghabiskan waktu dengan membuka buku harian, tapi bukan untuk menulisinya, apalagi mengisinya dengan sajak-sajak baru. Bukan. Dia hanya ingin mengunjungi kenangan yang sudah tergurat pada lembarannya. 

“Sedang apa, Sayang?” tiba-tiba sepasang lengan memeluknya dari belakang. Arunika menyandarkan kepala di bahu suaminya.

“Mencintaimu,” Arunika tersenyum. Keduanya pun berciuman, diterangi riuh kembang api yang bermekaran di jendela. Indah sekali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Merayakan Tahun Baru
Rafael Yanuar
Cerpen
Bronze
After 15 Years Ago? You Safe Me From Your heart?
Maina Suryani
Novel
Bronze
I Love You, My Cousin
Ravistara
Cerpen
Bronze
Kamu dan Takdir
Ilfina Azka Najah
Flash
Hari Ini Hari Apa, Sayang?
Vika Rahelia
Novel
Bronze
SELECTIVE LOVE
Oliphiana Cubbytaa
Novel
Gold
Hello Wedding
Mizan Publishing
Novel
Bronze
My Dream With Sensei
Gita F.A Kenanga
Novel
GIORA
Salwa Auralyra H
Novel
Backstreet
Maria Merianti Boru Malau
Novel
KORONA
Raja Muda Hasibuan
Novel
REDIN
Salwa Shofiyatud Daliyah
Novel
Gold
Song in the Wind
Bentang Pustaka
Cerpen
Bronze
Sisi Romantis Seorang Pembunuh
Sulistiyo Suparno
Novel
All the Way to You
judea
Rekomendasi
Flash
Merayakan Tahun Baru
Rafael Yanuar
Cerpen
Sofia
Rafael Yanuar
Flash
Dompet Natal
Rafael Yanuar
Cerpen
Perempuan Berambut Perak
Rafael Yanuar
Flash
Mencari Kacamata
Rafael Yanuar
Flash
Di Perpustakaan
Rafael Yanuar
Cerpen
Kisah Rubah
Rafael Yanuar
Flash
Lari!
Rafael Yanuar
Cerpen
Rehat Sejenak
Rafael Yanuar
Novel
Sampai Jumpa Besok
Rafael Yanuar
Flash
Jalan Sepajang Malam
Rafael Yanuar
Novel
Gerimis Daun-Daun
Rafael Yanuar
Flash
Upaya Sederhana Memaknai Kenangan
Rafael Yanuar
Novel
Jalan Setapak Menuju Rumah
Rafael Yanuar
Novel
Kesempatan Kedua
Rafael Yanuar