Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
Ratih Dan Kereta Pagi
0
Suka
5,564
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kereta ini mengangkutku seperti barang rombeng: mematung dan kaku. Satu jam lamanya bertahan dari desak orang-orang berpunggung tinggi dan usikan tangan-tangan cabul menjadi kebiasaanku saban hari. Sepagi apapun aku datang di antara orang-orang, dudukan akan selalu diisi ibu-ibu yang beberapa di antaranya super tega dan ganas. Bila aku tak mengalah dengan yang lebih tua, aku akan diviralkan, lanjut dikritik masyarakat dan menjadikanku sasaran serapah sebagai contoh dari generasi sampah. Kejam betul!

Aku tak akan mengulangi apa yang terjadi pada Ratih, teman sekantorku yang nyentrik itu. Ia hanya ketiban sial bertemu dengan orang setres kambuhan dan moodnya yang kacau membuatnya mau berulah untuk meladeni keributan absurd itu. Perkara tempat duduk siapa cepat bakal dapat tak berlaku lagi, dan dia harus mengalah karena sadar menjadi tontonan banyak orang.

Bila kupikir lagi, ingin sekali kugigit jempol-jempol nakal yang mengatainya kala itu satu persatu. Layar gepeng membuat orang bisa dengan biasa bersikap norak. Orang bodoh yang berkerumun dan tutup mata tanpa ampun menghajar orang lain dengan verbal yang bengis, tanpa memakai pandangan yang adil. Lingkungan yang menyeramkan.

Ratih memang bermental baja. Komentar pedas sekalipun hanya dianggapnya angin lalu. Seakan dunianya orang-orang tak bisa menarik minatnya untuk peduli. Dia mahir berbodo amat, pun pada penampilannya yang cenderung terlalu biasa untuk ukuran manajer dengan tiga bawahan. Dia juga masih setia berkereta dan berjibaku dengan kelelahan, meski dia tak kekurangan uang sepertiku.

Parfum murahan yang kupakai ini kemudian membangunkan lamunanku tentang Ratih. Kuendus wanginya yang melebur bersama ketiak-ketiak pagi seperti kelelahan lembur hingga mandi pagi bukan sesuatu yang darurat harus dilakukan orang-orang.

Setiap pagi di gerbong ini aku akan melihat pikiranku melesat memikirkan bagaimana menghadapi omelan-omelan para rekan kantor, sejam setelah aku tiba di sana. Aku tak mungkin resign, sedangkan Ratih kini memilih jalan yang tak akan pernah kupilih itu. Dia akan resign lusa katanya, untuk persiapan menjadi caleg di kampung halamannya. Kami sekantor mendengarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Dia memang tak mudah ditebak.

Aku melanjutkan lagi lamunanku yang lain sebelum kereta ini sampai di nerakaku

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Komedi
Flash
Ratih Dan Kereta Pagi
utamimi
Flash
Petak Umpet
Suci Asdhan
Komik
Bronze
The Fake Family
Agam Nasrulloh
Flash
Bronze
Jika Patah Hati Bisa Ngomong...
Shabrina Farha Nisa
Komik
BURAT (Balada Budak Korporat)
Jay Ryady
Komik
Banana Tree (Oneshot)
Muhammad Naufal Monsong
Cerpen
Asal Bapak Senang
dwi faridawati
Flash
Bronze
Kondom Itu Apa Yan?
Abdi Husairi Nasution
Cerpen
Tetangga Berisik
Rama Sudeta A
Cerpen
Bronze
Apakah Dunia Sekecil Gue?
Silvarani
Flash
Menggoda Ayam
NUR C
Flash
Batik Ranger
Molena Banana
Flash
Bronze
Airmata Derita
Egi David Perdana
Flash
Minuman itu Bernama Pembersih Lantai
Rahmi Susan
Flash
Ayam kampus
Bungaran gabriel
Rekomendasi
Flash
Ratih Dan Kereta Pagi
utamimi
Skrip Film
The Clueless Flower Buds
utamimi