Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Mengumpulkan Kenangan
3
Suka
5,502
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Mengumpulkan Kenangan

 

Aku mengikat rambut sebahuku takala lagu Iindesuka menyapa telingaku. Aku berjalan ke tempat tidur, melihat layar ponsel, lalu tersenyum kecil melihat nama penelepon.

Agni tidak memberiku kesempatan mengatakan, “Halo. Ag.” Dia langsung mengintimidasi dengan, “Na, kamu sudah siap kan? Kalau belum, kamu punya dua puluh menit untuk bersiap-siap.  Yani, Wulan dan aku sudah siap meluncur ke rumahmu sekarang juga.”

“Ag, kemarin kan aku sudah bilang kalau aku tidak ikut.”

Aku mendengar helaan napas panjang Agni. “Na, bikin kue kering lebaran kan bisa nanti-nanti. Tidak harus hari ini. Kalau perlu, beli saja. Lebih praktis. Tidak ribet. Dan kamu tidak capek.”

Aku tahu itu. Tapi, “Maaf, Ag, hari ini, aku akan membuat kue kering bersama ibu dan nenek. Maaf.”

Kembali aku mendengar helaan napas panjang Agni. “Yah, baiklah. Kami akan pergi tanpamu.”

Setelah menyudahi pembicaraan dengan Agni, aku melempar ponsel ke tempat tidur, kemudian melangkah menuju pintu kamar.

Hatiku dipenuhi berbagai macam emosi takala melihat nenek berdiri di depan pintu kamar. Wajah daan matanya berbinar oleh semangat dan kebahagiaan, sementara kedua tangannya mencengkeram erat alat bantu jalannya.

“Nek, kenapa nenek disini?”

“Menunggumu.” Senyum mengembang di bibir nenek. “Ibumu sudah di dapur. Menakar bahan-bahan untuk membuat kue.”

“Kalau begitu, ayo kita lekas ke dapur.”

Senyum bahagia mencerahkan wajah nenek.

Senyum itu, ekspresi bahagia itu, terus melekat di wajah nenek.

“Tambahkan dua sendok tepung beras, Fi. Bapakmu suka kue semprit yang agak keras.”

Seketika aku menatap ibu, yang juga menatapku. Mata kami memancarkan hal yang sama, ketakutan yang sama.

“Kalau kue sempritnya terlalu renyah, bapakmu malah tidak mau makan.”

Tanpa mengatakan apa-apa, ibu menambahkan dua sendok tepung beras ke atas gundukan tepung terigu.

“Jangan lupa beli marning[1]. Tapi beli yang keras dan rasanya asin. Bapakmu suka yang seperti itu.”

Aku melirik ibu yang menarik satu napas dalam, menghelanya dengan perlahan, lalu mengatakan, “Iya, bu.”

“Untuk lebaran nanti, kita masak soto ayam saja, Fi. Dengan koya, kerupuk udang dan emping melinjo.”

Kata-kata nenek, membuatku mengalihkan mata kepadanya. Aku menatap nenek yang mengoleskan mentega ke loyang-loyang untuk memanggang kue.

“Itu, kesukaan bapak.”

Nenek mengangkat kepala, memperlihatkan senyum dan wajah bahagianya. “Iya. Bapakku pasti senang sekali saat datang nanti dan melihat makanan serta kue-kue kesukaannya.”

Aku melirik ibu, melihat ibu mengerjapkan matanya berulang kali.

“Iya, bu, lebaran nanti, kita akan masaka soto ayam kesukaan bapak.”

Setelah mengatakannya ibu berjalan cepat menuju kamar, meninggalkan nenek yang kembali mengoleskan mentega ke loyang, serta aku yang berperang dengan emosi dan airmataku sendiri.

Beberapa hari terakhir ini, nenek terus saja bercerita tentang kakek, segala hal yang disukai kakek. Nenek juga berulangkali memberitahu kamu kalau kakek akan datang di lebaran nanti.

Semua itu membuat ibu dan aku merasakan firasat tidak enak. Bahwa kakek yang sudah meninggal lima tahun lalu, tak lama lagi akan menjemput nenek. Mungkin di lebaran nanti.

Karena itulah kami berdua menghabiskan sebanyak mungkin waktu bersama nenek, untuk mengumpulkan sebanyak mungkin kenangan bersamanya.

***

  [1] Camilan khas jawa yang dibuat dari jagung yang digoreng

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
bagus banget awalnya dan kemudian pembaca disuruh untuk kecewa, salut
Sebuah flash fiction yang berhasil mencampuradukkan emosi pembaca.
(Tim Kurator Kwikku)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Mengumpulkan Kenangan
Anne Maria Yulianna
Novel
Dear, diary
Liepiscesha
Novel
Bukan Drakor
Eva yunita
Novel
CINTA 30 HARI
Bobby Septian
Novel
Bronze
Mimpi - Gadis Berkerudung Merah Muda
Imron Mochammad Alghufara
Novel
GURU
Di Pindho Bismoko
Novel
Jangan Jatuh Terlalu Dalam
kingsleigh
Novel
Bronze
Hadiah dari TUHAN
Rizky Ade Putra
Novel
Bronze
Mr. Melancholic dan Subscriber-nya
Lady Mia Hasneni
Novel
RUANG HAMPA
Fadly Achmad
Novel
Bronze
Pintu Tauhid 1&2 (Bundling)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
LETTERS: Apakah Kamu Mencintaiku?
Yehezkiel Eko Prasetyo
Novel
Ketika Alsha Jatuh Cinta
Yuliana
Novel
Family Bound
Didik Suharsono
Komik
Pallid Dream
Ranvionist
Rekomendasi
Flash
Mengumpulkan Kenangan
Anne Maria Yulianna
Novel
Bronze
Serenade
Anne Maria Yulianna
Skrip Film
Mitsaq
Anne Maria Yulianna