Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Ibu Ingin Mati
6
Suka
5,556
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Ibu nggak mau itu.” lirih wanita tua yang duduk di ranjang kayu. Jarinya yang saling menaut di atas selimut, tampak kian keriput. Mata layunya menatap lurus tapi makin tampak menghunus. Tiga putranya berdiri bersisian, menenteng banyak bawaan sedatangnya dari ibukota.

“Ini kain tenun langka, Bu. Ibu bisa membawanya ke penjahit dan membuat pakaian dari itu. baju yang ibu kenakan di pengajian sudah tampak lusuh. Sudah selayaknya Ibu mengenakan pakaian baru.” Ucap putra pertama sembari membentangkan kain mewah bercorak kilau emas. Sang Ibu menggeleng pelan.

“Ibu, biskuit ini didatangkan langsung dari negeri penghasil gandum terbaik di dunia. Aku dengar ibu mulai kesulitan mengunyah dan tidak nafsu memakan makanan barang satu pun. Biskuit ini sangat renyah dan mudah lumer saat dimakan.” Sahut putra kedua menunjukkan sekotak biskuit mahal. Bau susunya menguar sedap bersamaan dengan aroma adonan gandum yang dipanggang. Lagi-lagi sang Ibu menggeleng.

"Lalu Ibu maunya apa?" tanya putra ketiga membuat sang Ibu menoleh. 

"Ibu cuma ingin mati."

***

Hening lama menyelimuti kamar Ibu. Ketiga anak terpaku dan saling melempar pandang. 

"Ibu tak boleh bilang begitu." kata putra kedua. 

"Lalu yang boleh Ibu katakan apa? Ibu tidak ingin apa-apa. Ibu hanya ingin mati."

Pilu terpancar dari mata rentanya. Tapi tak ada bulir air mata. Suaranya sama sekali tak tercekat. Keinginan sang Ibu bulat. Tak terbantahkan. Namun meremuk-redamkan perasaan ketiga anaknya. 

"Mana bisa kami mewujudkan keinginan Ibu. Sedangkan hidup dan mati bukan milik kami. Seandainya pun bisa kami kabulkan, betapa terkutuknya kami meniadakan Ibu dalam hidup kami." ujar putra pertama dengan tangan gemetar. 

"Bukannya Ibu memang sudah tiada di hidup kalian?" sahut Ibu, "Pekerjaan dan harta yang kalian elu-kan itu bukankah telah menjadi Ibu dan Tuhan kalian yang baru?" 

Ketiga putra sang Ibu beralih bersimpuh. Betapa dahsyat peringatan sang Ibu hingga menggentarkan ketiganya. Pelupuk mata mereka basah. Kepala mereka tertunduk. Sekujur tubuh mereka bergetar hebat. Bagai disabet pedang, darah duniawi yang mengalir di nadi ketiganya seolah mengucur seperti pipa bocor. Tangan renta itu menjulur membelai ketiga putranya bergantian. Terisak di kaki ranjang. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Ibu Ingin Mati
Fitri F. Layla
Novel
Senandung Bukit Cinta
Dudun Parwanto
Novel
Bronze
Cahaya Humaira
Vira Ayu Safila
Novel
Gold
Cinta Putih di Bumi Papua
Noura Publishing
Novel
Hujan Pythagoras
Nurul Wulan Rahmawati
Novel
Faith
Aque Sara
Novel
Gold
Islam Sejati, Islam dari Hati
Noura Publishing
Flash
Suratan Takdir
Devi Wulandari
Novel
Bronze
Ajari Aku Syahadat Cinta
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Lelaki yang Dirindu Surga
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
NOL RUPIAH
Tito Sumarsono
Cerpen
Antara pandangan mata dengan hati yang tak sejalan
Ilham Nursyamsi Ardiansyah
Novel
Gold
Terapi Shalat Tahajud
Noura Publishing
Novel
Bronze
Rossa: Rembulan di Balik Kabut
Khairul Azzam El Maliky
Cerpen
Aku Banyak Belajar Dari Ibuku
LISANDA
Rekomendasi
Flash
Ibu Ingin Mati
Fitri F. Layla
Novel
Paruh Dalu
Fitri F. Layla
Komik
Tujuh Kali Jam Berdentang
Fitri F. Layla
Novel
Komorebi
Fitri F. Layla
Flash
Pasien
Fitri F. Layla
Flash
Sedalam Cintamu Padaku
Fitri F. Layla
Flash
Penggemar
Fitri F. Layla
Flash
Rocko
Fitri F. Layla
Flash
Ojek Payung
Fitri F. Layla
Flash
Aku Mencintaimu Selamanya
Fitri F. Layla
Skrip Film
Bulan Depan
Fitri F. Layla
Cerpen
Bronze
Kontraktor
Fitri F. Layla
Skrip Film
Secercah Cahaya Luna
Fitri F. Layla
Flash
Sang Penyemir Sepatu
Fitri F. Layla