Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Ibu Ingin Mati
7
Suka
10,612
Dibaca

“Ibu nggak mau itu.” lirih wanita tua yang duduk di ranjang kayu. Jarinya yang saling menaut di atas selimut, tampak kian keriput. Mata layunya menatap lurus tapi makin tampak menghunus. Tiga putranya berdiri bersisian, menenteng banyak bawaan sedatangnya dari ibukota.

“Ini kain tenun langka, Bu. Ibu bisa membawanya ke penjahit dan membuat pakaian dari itu. baju yang ibu kenakan di pengajian sudah tampak lusuh. Sudah selayaknya Ibu mengenakan pakaian baru.” Ucap putra pertama sembari membentangkan kain mewah bercorak kilau emas. Sang Ibu menggeleng pelan.

“Ibu, biskuit ini didatangkan langsung dari negeri penghasil gandum terbaik di dunia. Aku dengar ibu mulai kesulitan mengunyah dan tidak nafsu memakan makanan barang satu pun. Biskuit ini sangat renyah dan mudah lumer saat dimakan.” Sahut putra kedua menunjukkan sekotak biskuit mahal. Bau susunya menguar sedap bersamaan dengan aroma adonan gandum yang dipanggang. Lagi-lagi sang Ibu menggeleng.

"Lalu Ibu maunya apa?" tanya putra ketiga membuat sang Ibu menoleh. 

"Ibu cuma ingin mati."

***

Hening lama menyelimuti kamar Ibu. Ketiga anak terpaku dan saling melempar pandang. 

"Ibu tak boleh bilang begitu." kata putra kedua. 

"Lalu yang boleh Ibu katakan apa? Ibu tidak ingin apa-apa. Ibu hanya ingin mati."

Pilu terpancar dari mata rentanya. Tapi tak ada bulir air mata. Suaranya sama sekali tak tercekat. Keinginan sang Ibu bulat. Tak terbantahkan. Namun meremuk-redamkan perasaan ketiga anaknya. 

"Mana bisa kami mewujudkan keinginan Ibu. Sedangkan hidup dan mati bukan milik kami. Seandainya pun bisa kami kabulkan, betapa terkutuknya kami meniadakan Ibu dalam hidup kami." ujar putra pertama dengan tangan gemetar. 

"Bukannya Ibu memang sudah tiada di hidup kalian?" sahut Ibu, "Pekerjaan dan harta yang kalian elu-kan itu bukankah telah menjadi Ibu dan Tuhan kalian yang baru?" 

Ketiga putra sang Ibu beralih bersimpuh. Betapa dahsyat peringatan sang Ibu hingga menggentarkan ketiganya. Pelupuk mata mereka basah. Kepala mereka tertunduk. Sekujur tubuh mereka bergetar hebat. Bagai disabet pedang, darah duniawi yang mengalir di nadi ketiganya seolah mengucur seperti pipa bocor. Tangan renta itu menjulur membelai ketiga putranya bergantian. Terisak di kaki ranjang. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Ibu Ingin Mati
Fitri F. Layla
Flash
SUMMON LEVEN
Hans Wysiwyg
Novel
Gold
Krisis Arab dan Masa Depan Dunia Islam
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Di Balik Kerudung Delizta
Nunung Hartati
Cerpen
Bronze
MENCARI TUHAN DI WARUNG BEBEK GORENG
fileski
Novel
Bronze
Perjalanan Menggapai Ridha sang Illahi
Violet Senja
Cerpen
Waktu, Alien, dan Plasma
M. Faizal Armandika
Novel
Gold
Allah Tidak Cerewet seperti Kita
Noura Publishing
Novel
Bronze
NEGERI SERIBU BIDADARI
Embart nugroho
Flash
LUPA
Vitri Dwi Mantik
Novel
Gold
Hanya dengan Mengingat-Mu, Aku Tenang
Mizan Publishing
Novel
Gold
Love & Happiness
Mizan Publishing
Novel
Wanita Surga 2
Dwi Kurnialis
Novel
Gold
Jejak-Jejak Islam
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Seikhlas Langit
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Ibu Ingin Mati
Fitri F. Layla
Flash
Ojek Payung
Fitri F. Layla
Novel
Magnolia
Fitri F. Layla
Flash
Aku Mencintaimu Selamanya
Fitri F. Layla
Flash
Sedalam Cintamu Padaku
Fitri F. Layla
Flash
Sang Penyemir Sepatu
Fitri F. Layla
Novel
Komorebi
Fitri F. Layla
Flash
Rocko
Fitri F. Layla
Novel
Bronze
Paruh Dalu
Fitri F. Layla
Skrip Film
Secercah Cahaya Luna
Fitri F. Layla
Cerpen
Bronze
Kontraktor
Fitri F. Layla
Flash
Pasien
Fitri F. Layla
Flash
Penggemar
Fitri F. Layla
Skrip Film
Bulan Depan
Fitri F. Layla