Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Perempuan itu diam membisu di sudut ruang. Teriris oleh duka yang muncul tiba-tiba. Satu malam berlalu penuh tawa. Namun luka telah robek menganga di ujung senja.
"Kenapa kamu melakukannya?" tanyanya parau pada pria yang semalam merambati tubuhnya penuh cinta.
Lelaki itu diam terpekur di ruang pekat berdinding besi. Kepalanya yang semula tertunduk mendongak menatap wajah sembab perempuan di depannya.
"Maaf, Alang. Aku khilaf. Percayalah, aku menyayanginya," ujarnya lirih.
"Apa itu disebut cinta? Dia hanya terlambat membukakanmu pintu."
Lelaki itu diam mengusap kasar wajahnya. Rambut ubannya berkilat. Terbayang wajah anak gadisnya yang tergeletak tak bernyawa. Anak yang begitu dimanjakannya sejak kecil, terlambat membuka pintu saat dia berteriak-teriak sepulang mabuk-mabukan.
Didera lapar dan hutang, amarahnya meluap. Sang anak meregang nyawa.
Alang tersedu. Sang ayah melolong meratapi dosa dan kehilangan.
***