Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Halo? Kapan Kau Sebut Namaku Lagi?
3
Suka
5,774
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Seorang pria menyerahkan diri ke kantor polisi, dengan alasan mengada-ada, katanya ia bersalah atas kematian istrinya, yang diketahui meninggal disebabkan serangan lemah jantung.

“Maaf, saya tak bisa menahan orang yang tak bersalah.” Aku sebagai inspektur polisi menengahi pengakuan dosa yang tak masuk akal, apalagi si calon terdakwa punya catatan bersih. Artinya ia bersih dari catatan kriminal di kepolisian.

“Saya betul bersalah, Pak. Saya tidak menolong istri saya yang sekarat, malah saya tutup teleponnya. Sepatutnya saya curiga dia menelepon tengah malam. Membiarkan seseorang mati juga termasuk kejahatan, Pak.”

“Tunggu dulu. Memangnya Anda bertengkar dengan istri Anda? Mengapa teleponnya Anda tutup begitu saja?”

“Itu, sebabnya, karena, karena...HALO? HALO?” Si calon terdakwa menjerit histeris bak orang kerasukan.

 

Dua hari sebelumnya...

 

Hansen, si suami yang menyerahkan diri di kantor polisi, bertengkar karena suatu alasan yang rumit. Pertengkaran dengan istrinya itu cekcok terhebat sepanjang pernikahan mereka. Seperti biasa, mereka berdebat di dalam kamar karaoke yang kedap suara.

“Halo. Kamu jangan emosi seperti itu dong, Halo. Masalahnya tidak separah itu, kok.” Si istri menyembur dengan nada tinggi. Halo adalah nama kesayangan si istri untuk suaminya.

“Halo. Halo. Kapan kau mau menyebut namaku, Han? Sejak kita menikah, kau ganti namaku dengan Halo. Bukan itu saja, kau tak pernah mau mendengarkan ucapanku. Teleponku pun sering kau tutup! Sungguh aku muak padamu!”

Alhasil, Hanna si istri memilih pulang ke rumah orangtuanya, yang kosong karena kedua orangtuanya dirawat di rumah sakit. Hansen suaminya tak dapat tidur, merenung di kamar kerjanya, lalu mendamprat pesawat telepon merah yang tak bersalah. Waktu menunjukkan pukul 12 malam kurang dua menit.

“Halo, halo. Memangnya aku pesawat telepon apa? Kamu berhalo-halo saja dengan benda mati itu. Jangan panggil aku Halo lagi, ya. Awas kamu!”

Tepat pukul 12 malam, telepon merah berdering kencang. Hansen mengangkatnya dengan enggan. “Ya, ada apa ya?” Ia menukas acuh tak acuh.

“Halo? Halo? Ha...” Suara di ujung telepon berasal dari Hanna, istrinya.

Dengan kemarahan memuncak, Hansen menutup telepon dan mencabut sambungan kabel. Malam itu, ia tertidur lelap tanpa tahu istrinya pingsan di kamar, sendirian, karena serangan jantung lemah yang diidapnya. Ia pun tak tahu, istrinya hendak memanggilnya Hansen. Hanya “Ha...” yang didengar Hansen, karena ia terlanjur menutup telepon penting dari istrinya.

Seandainya ia tahu, pasti ia takkan keberatan dipanggil Halo oleh istrinya. Setidaknya malam itu, ia takkan keberatan.

Sejak kepolisian menolak menahannya, Hansen menghabiskan waktu di depan pesawat telepon merah. Diulangnya kata-kata yang sama, “Halo? Kapan kau sebut namaku lagi? Halo?"

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Halo? Kapan Kau Sebut Namaku Lagi?
Silvia
Novel
Bronze
AKU YANG MEM(DI)BENCI KEHIDUPAN
Linda Rahmawati
Novel
Bronze
Arca, Alien, dan Bunga Daisy
Deasy Wirastuti
Flash
Kuping
Haru Wandei
Flash
Bronze
Nyaris Gila
B12
Novel
ALEGRA
I | N
Novel
Bronze
Ujung Tombak
Dzakayfat Aizawa
Cerpen
Bronze
Membangunkan Singa yang Tidur
Cicilia Oday
Novel
Gold
When Patty when to College
Noura Publishing
Flash
A DAUGHTER'S LOVE
Reiga Sanskara
Novel
Bronze
Dirga n Tara
Hesti Ary Windiastuti
Novel
Bronze
Rindu Yang Tak Terlihat ~Novel~
Herman Sim
Novel
Mi Jowo
Bla
Novel
Tawa Hujan
Yunita Islamiati
Komik
ADRENALINE
vega
Rekomendasi
Flash
Halo? Kapan Kau Sebut Namaku Lagi?
Silvia
Flash
Iyem Lumayan Seksi
Silvia
Flash
Vonis Mati Kumbara
Silvia
Flash
Lubang Angker
Silvia
Novel
Bronze
Candera Mata
Silvia
Novel
Lindur Ungu
Silvia
Flash
Nyanyian Anophilia
Silvia
Flash
Lindur: The Shadow
Silvia
Flash
Burung-Burung Baiduri
Silvia
Flash
Arya Vati
Silvia
Flash
You Must (Not) Love Me
Silvia
Skrip Film
A Writer and A Liar (Script Film)
Silvia
Skrip Film
Surga Yang Bersembunyi (Script Film)
Silvia
Skrip Film
Kelak, Di Hari Kemarin (Script Film)
Silvia