Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Memasuki area masjid, langkahnya semakin tak gentar. Kakinya begitu cepat seiring dengan kalimat ijab dan qabul yang terdengar dari toa. Hingga akhirnya kakinya terhenti dengan seketika, setelah kalimat qabul diikrarkan.
“Pernikahan ini tidak sah!” ucapnya dengan lantang hingga seluruh orang yang menyaksikan acara sakral itu pun menoleh ke arahnya. Termasuk kedua mempelai.
Sonia, si pengantin wanita bangkit dan berlari ke arahnya. Memukuli dada bidangnya hingga berkali-kali sambil berteriak “Kamu jahat!”
“Maaf, kalau aku hampir terlambat!” jawabnya mengiba.
Ia menahan sakit yang lumayan. Diraihnya tangan Sonia, lalu membenamkan tubuh wanita itu ke dalam pelukan. Hingga membuat seorang laki-laki paruh baya yang semula duduk di sebelah meja akad merasa geram dan bangkit menghampiri. Menarik tangan Sonia hingga terlepas dari pelukannya. “Kamu siapa? Berani-beraninya membuat onar di pernikahan putri saya!” Lalu beralih ke Sonia. “Kamu juga, Sonia! Kenapa kamu menangis?” lanjutnya.
Pemuda yang semula nampak marah, kini hanya terdiam seraya menatap Sonia yang sudah mengalirkan sungai kecil di pipinya.
Sejenak suasana menjadi hening. “Dia Arka, Pak.” sahut Sonia lirih. “Dia suami Sonia,” imbuhnya.
“Saya menikahi Sonia tepat dua bulan lalu, dan diwalikan oleh ayah kandung Sonia!” timpal Arka seraya mengedarkan pandangan ke seluruh orang yang ada di hadapannya.