Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sebelum Daun Gugur
5
Suka
5,595
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Sebentar lagi aku mati,” katanya dengan serius.

“Darimana kau tahu?”

“Kakiku mulai mati rasa.”

Aku terdiam sejenak, tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Kupikir dia sudah tidak waras.

“Kau ingat si Baron?”

“Temanmu yang di selatan?” tanyaku.

“Ya. Dia mati tiga hari yang lalu. Tidak ada yang tersisa di selatan, semuanya mati.”

Lagi-lagi aku tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Yang jelas, aku sangat terkejut. Kalau yang dikatakannya benar, maka kabar mengenai wabah yang menyerang daerah selatan bukan lagi gosip belaka.

“Aku juga mendengar suara dengungan,” ucapnya lagi.

“Dengungan?”

“Ya… seperti… nngggg… seperti itu.”

Seperti percakapan kami yang sudah-sudah, aku kembali tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Sedikitpun aku tidak mengerti apa yang dia bicarakan.

“Kau sungguh akan mati?” Kali ini aku bertanya dengan penuh rasa empati.

“Ya,” katanya.

“Berapa lama lagi?”

“Mungkin lima menit, badanku sudah sangat lemas.”

“Aku turut berduka.”

“Terima kasih, tapi aku belum mati.”

Aduh-aduh, batinku. Aku tidak paham sebenarnya dia jadi mati atau tidak.

“Boleh aku minta tolong?” Tahu-tahu dia kembali bicara.

“Apa?”

“Kalau aku mati bisakah kau merawat Joni?”

“Burung peliharaanmu?”

“Ya,” katanya, “Joni tidak punya siapa-siapa. Kalau aku mati biarkan dia tinggal di tempatmu.”

Aku tidak membalas, tapi menyetujui permintaan terakhirnya. Setelah itu kami terdiam untuk beberapa saat. Dari kejauhan terdengar suara gemuruh yang lama-kelamaan semakin keras. Bertepatan dengan itu, tubuh sahabatku akhirnya tumbang.

Sepuluh menit berselang aku mulai mendengar suara dengungan. Kini giliran kakiku yang mati rasa. Aku melirik ke bawah, dan kulihat beberapa malaikat maut sedang mondar-mandir dengan gergaji mesin ditangannya. Ah, benar kata mereka, tidak ada yang bisa kulakukan kalau wabah sudah menyerang. Dengan sisa tenaga kubilang pada Joni kalau dia sebaiknya mencari pohon lain untuk ditinggali.

“Maaf aku tidak bisa menepati janji.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
sad ending :(
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Love in The Moonlight
Putu Felisia
Novel
You're Mine
Arinaa
Novel
ELIANA : Hello Broadway!
Maria Cecilia W T
Flash
Sebelum Daun Gugur
Panca Lotus
Novel
Gold
Go Where Your Heart Takes You
Noura Publishing
Novel
CITY LIGHTS
Robin Wijaya
Novel
Gold
Rahasia Huruf T
Mizan Publishing
Novel
HALF MOON
Cahya Sinda
Novel
Bronze
Pelangi Dibalik Hujan
Demelza Fidelia
Novel
Gold
Lady Susan
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Perempuan yang Bergelut dalam Kenangan
M.R. Pangestu
Flash
PEREMPUAN TIDAK HARUS BERDIAM DIRI
Maria Cecilia W T
Novel
Bronze
Moodboster(Dipindahkan di aplikasi webnovel)
Laila nur ainun
Novel
Bronze
Iddah : Masa Menunggu Sebelum Cinta Datang
ahmad dicka hudzaifi
Novel
Gold
Hotelicious
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
Sebelum Daun Gugur
Panca Lotus
Flash
Persimpangan
Panca Lotus
Skrip Film
KERETA
Panca Lotus
Novel
Tempurung Kaca
Panca Lotus
Flash
Balada Harimau Itali
Panca Lotus
Flash
Ingatan Pertama
Panca Lotus
Skrip Film
Dunia Paralel
Panca Lotus