Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sebelum Daun Gugur
5
Suka
13,274
Dibaca

“Sebentar lagi aku mati,” katanya dengan serius.

“Darimana kau tahu?”

“Kakiku mulai mati rasa.”

Aku terdiam sejenak, tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Kupikir dia sudah tidak waras.

“Kau ingat si Baron?”

“Temanmu yang di selatan?” tanyaku.

“Ya. Dia mati tiga hari yang lalu. Tidak ada yang tersisa di selatan, semuanya mati.”

Lagi-lagi aku tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Yang jelas, aku sangat terkejut. Kalau yang dikatakannya benar, maka kabar mengenai wabah yang menyerang daerah selatan bukan lagi gosip belaka.

“Aku juga mendengar suara dengungan,” ucapnya lagi.

“Dengungan?”

“Ya… seperti… nngggg… seperti itu.”

Seperti percakapan kami yang sudah-sudah, aku kembali tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Sedikitpun aku tidak mengerti apa yang dia bicarakan.

“Kau sungguh akan mati?” Kali ini aku bertanya dengan penuh rasa empati.

“Ya,” katanya.

“Berapa lama lagi?”

“Mungkin lima menit, badanku sudah sangat lemas.”

“Aku turut berduka.”

“Terima kasih, tapi aku belum mati.”

Aduh-aduh, batinku. Aku tidak paham sebenarnya dia jadi mati atau tidak.

“Boleh aku minta tolong?” Tahu-tahu dia kembali bicara.

“Apa?”

“Kalau aku mati bisakah kau merawat Joni?”

“Burung peliharaanmu?”

“Ya,” katanya, “Joni tidak punya siapa-siapa. Kalau aku mati biarkan dia tinggal di tempatmu.”

Aku tidak membalas, tapi menyetujui permintaan terakhirnya. Setelah itu kami terdiam untuk beberapa saat. Dari kejauhan terdengar suara gemuruh yang lama-kelamaan semakin keras. Bertepatan dengan itu, tubuh sahabatku akhirnya tumbang.

Sepuluh menit berselang aku mulai mendengar suara dengungan. Kini giliran kakiku yang mati rasa. Aku melirik ke bawah, dan kulihat beberapa malaikat maut sedang mondar-mandir dengan gergaji mesin ditangannya. Ah, benar kata mereka, tidak ada yang bisa kulakukan kalau wabah sudah menyerang. Dengan sisa tenaga kubilang pada Joni kalau dia sebaiknya mencari pohon lain untuk ditinggali.

“Maaf aku tidak bisa menepati janji.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
Stay With Me
Dian Febriyanti
Skrip Film
Marry Rich Society: Sebuah Panduan Menikah Kaya di Abad 21
Marcel Rustandie
Flash
Seribu Jam Bersama Kwikku
Alwinn
Flash
Sebelum Daun Gugur
Panca Lotus
Flash
Pengkhianat
Sulistiyo Suparno
Novel
Love in Paradise
Januard Benedictus
Skrip Film
STORY OF DIFFERENT HOME
Oktaviona Bunga Asmara
Skrip Film
The Superstar Is Fallin (In Love)
Maya Suci Ramadhani
Flash
Bronze
Poligami
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
-
AkariHikarii
Novel
Bayang-bayang Dibalik Janji
Lukmanul Hakim
Skrip Film
DAFTAR HITAM
Wulan Witriyanti
Flash
Bronze
K A B A R...
AlifatulM
Cerpen
Bronze
Perasaanku Kepadanya: Antara Kagum atau Suka?
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
Peti Uang
Art Fadilah
Rekomendasi
Flash
Sebelum Daun Gugur
Panca Lotus
Novel
Tempurung Kaca
Panca Lotus
Flash
Ingatan Pertama
Panca Lotus
Flash
Persimpangan
Panca Lotus
Skrip Film
Dunia Paralel
Panca Lotus
Skrip Film
KERETA
Panca Lotus
Flash
Balada Harimau Itali
Panca Lotus