Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Balada Harimau Itali
5
Suka
5,452
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Kamu pernah naik gajah?” tanya gadis itu sambil mengaduk-aduk gelas minuman yang sudah kosong.

“Aku pernah naik kuda,” celetukku, masih fokus menonton televisi.

“Gajah dan kuda itu beda”

“Tapi sama-sama bisa dinaiki, kan?”

“Bodo amatlah! Jadi pernah nggak?”

“Nggak pernah,” jawabku, lalu gadis itu tersenyum puas.

“Sama, aku juga,” timpalnya, aku menoleh sebentar, lalu bingung sendiri.

“Kalau melihat kura-kura?” Gadis itu kembali bertanya. Aku tidak tahu kenapa dia menanyakan hal-hal aneh seperti itu, tapi kalau aku tidak menjawab dia pasti marah.

“Aku pernah melihat kura-kura waktu kecil.”

“Aku tidak pernah melihat kura-kura.”

“Tapi kura-kura hewan yang umum.” tanyaku heran.

“Aku cuma melihat tempurungnya, kutunggu berjam-jam dia tidak mau muncul.”

“Hmm,” kataku, “Kalau gitu aku juga nggak pernah lihat kura-kura.”

 “Kita sama!” katanya, lalu kembali tersenyum puas. Sekali lagi aku dibuat geleng-geleng karena tingkahnya.

“Nah, pernah lihat harimau itali nggak?”

“Apa bedanya harimau itali dengan harimau lainnya?” tanyaku bingung.

Gadis itu memejamkan kedua matanya, lalu berpikir sejenak, “Dia harimau, berasal dari itali, bisa bahasa itali. Makanan favoritnya pasta daging kijang.”

Aduh-aduh, batinku, “Ngggak ada harimau itali.”

“Oh, ya?”

“Adanya sumatra.”

“Kalau sumatra pernah lihat?”

“Pernah.”

Gadis itu kembali tersenyum,”Pada akhirnya kita memiliki banyak persamaan, ya?”

“Ya, banyak sekali.”

Gadis itu mendesah panjang, lalu menyandarkan kepalanya pada sofa sembari menatap langit-langit. Dia tampaknya tidak puas dengan semua jawabanku, tapi aku tidak ambil pusing. 

“Apa kamu mencintaiku?”

Kali ini pertanyaannya membuatku terkejut. Karena itu kumatikan televisi, lalu menatapnya lekat-lekat, “Ya, aku mencintaimu.”

“Apa kamu juga mencintai teman kuliahmu?”

“Ya, aku juga mencintainya.”

“Aku atau dia, mana yang lebih kamu cintai? Aku lelah menjadi yang kedua.”

Kali ini aku diam tidak bisa menjawab. Gadis itu meletakkan gelas minuman pada meja kecil di sampingnya, kemudian memiringkan badannya menatapku. Matanya berbentuk seperti bulan setengah yang menggantung di langit malam. Di dalam bola matanya aku melihat perasaan gelisah yang menggeliat dengan tenang.

“Kamu tahu? aku sagat ingin memukulmu kepalamu sekarang," ucap gadis itu, lantas pergi meninggalkanku. Dari dalam kamar aku mendengar suara langkahnya yang perlahan menghilang seiring dia berjalan menuruni tangga. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Balada Harimau Itali
Panca Lotus
Novel
Bronze
S O U L
mr. putri
Novel
Bronze
Day and Night
Stella
Novel
Bronze
Endless
Viviqarn
Novel
Bronze
One Day
Ananda Putri Safitri
Novel
Past Infinity
Enya Rahman
Novel
Gold
Public Enemy
Bentang Pustaka
Novel
Emas dan Berlian
Kuni 'Umdatun Nasikah
Novel
Euphoria
jenkyjen
Novel
Bronze
Find Me
Nu
Novel
The Realm of Pleasure
Adri Adityo Wisnu
Novel
Bronze
The Perfect Man
yelartcreation
Novel
Bronze
Please, Bloom!
Wardatul Jannah
Novel
Joyous Union
NUR C
Cerpen
Takdir Cinta
Areta Swara
Rekomendasi
Flash
Balada Harimau Itali
Panca Lotus
Novel
Tempurung Kaca
Panca Lotus
Flash
Sebelum Daun Gugur
Panca Lotus
Flash
Ingatan Pertama
Panca Lotus
Skrip Film
KERETA
Panca Lotus
Skrip Film
Dunia Paralel
Panca Lotus
Flash
Persimpangan
Panca Lotus