Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Balada Harimau Itali
6
Suka
11,191
Dibaca

“Kamu pernah naik gajah?” tanya gadis itu sambil mengaduk-aduk gelas minuman yang sudah kosong.

“Aku pernah naik kuda,” celetukku, masih fokus menonton televisi.

“Gajah dan kuda itu beda”

“Tapi sama-sama bisa dinaiki, kan?”

“Bodo amatlah! Jadi pernah nggak?”

“Nggak pernah,” jawabku, lalu gadis itu tersenyum puas.

“Sama, aku juga,” timpalnya, aku menoleh sebentar, lalu bingung sendiri.

“Kalau melihat kura-kura?” Gadis itu kembali bertanya. Aku tidak tahu kenapa dia menanyakan hal-hal aneh seperti itu, tapi kalau aku tidak menjawab dia pasti marah.

“Aku pernah melihat kura-kura waktu kecil.”

“Aku tidak pernah melihat kura-kura.”

“Tapi kura-kura hewan yang umum.” tanyaku heran.

“Aku cuma melihat tempurungnya, kutunggu berjam-jam dia tidak mau muncul.”

“Hmm,” kataku, “Kalau gitu aku juga nggak pernah lihat kura-kura.”

 “Kita sama!” katanya, lalu kembali tersenyum puas. Sekali lagi aku dibuat geleng-geleng karena tingkahnya.

“Nah, pernah lihat harimau itali nggak?”

“Apa bedanya harimau itali dengan harimau lainnya?” tanyaku bingung.

Gadis itu memejamkan kedua matanya, lalu berpikir sejenak, “Dia harimau, berasal dari itali, bisa bahasa itali. Makanan favoritnya pasta daging kijang.”

Aduh-aduh, batinku, “Ngggak ada harimau itali.”

“Oh, ya?”

“Adanya sumatra.”

“Kalau sumatra pernah lihat?”

“Pernah.”

Gadis itu kembali tersenyum,”Pada akhirnya kita memiliki banyak persamaan, ya?”

“Ya, banyak sekali.”

Gadis itu mendesah panjang, lalu menyandarkan kepalanya pada sofa sembari menatap langit-langit. Dia tampaknya tidak puas dengan semua jawabanku, tapi aku tidak ambil pusing. 

“Apa kamu mencintaiku?”

Kali ini pertanyaannya membuatku terkejut. Karena itu kumatikan televisi, lalu menatapnya lekat-lekat, “Ya, aku mencintaimu.”

“Apa kamu juga mencintai teman kuliahmu?”

“Ya, aku juga mencintainya.”

“Aku atau dia, mana yang lebih kamu cintai? Aku lelah menjadi yang kedua.”

Kali ini aku diam tidak bisa menjawab. Gadis itu meletakkan gelas minuman pada meja kecil di sampingnya, kemudian memiringkan badannya menatapku. Matanya berbentuk seperti bulan setengah yang menggantung di langit malam. Di dalam bola matanya aku melihat perasaan gelisah yang menggeliat dengan tenang.

“Kamu tahu? aku sagat ingin memukulmu kepalamu sekarang," ucap gadis itu, lantas pergi meninggalkanku. Dari dalam kamar aku mendengar suara langkahnya yang perlahan menghilang seiring dia berjalan menuruni tangga. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
LOVE is ART
Kezia Geralda Tandi
Flash
Balada Harimau Itali
Panca Lotus
Cerpen
Bronze
Di Ujung Kenangan
Lian lubis
Novel
Bronze
Saudade
Gulla
Novel
Heliophobia
Tuti Haryati
Cerpen
Cerita
Mutia Lasiama Azizah
Flash
Binar Mentari
Chika Manupada
Skrip Film
Senja dan Sebuah Kisah
Nihla Arum Fazri Ning Tyas
Novel
Bronze
Harmonisasi Rasa
Karang Bala
Novel
Hai, Kancil!
andra fedya
Flash
CAMPERNIK
zae_suk
Novel
Bronze
Anak Kolong Bendungan
Ahmad Muzaki
Novel
30 Days
Dewy Eka Riski
Flash
Lari
Delia Angela
Novel
Jejak Rasa
129_
Rekomendasi
Flash
Balada Harimau Itali
Panca Lotus
Skrip Film
KERETA
Panca Lotus
Novel
Tempurung Kaca
Panca Lotus
Flash
Persimpangan
Panca Lotus
Skrip Film
Dunia Paralel
Panca Lotus
Flash
Sebelum Daun Gugur
Panca Lotus
Flash
Ingatan Pertama
Panca Lotus