Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Lampu di ruang tamu akhirnya mati setelah beberapa malam berkedip-kedip. Kini satu-satunya yang tersisa tinggal lampu yang menerangi aquarium dan sedikit ruang di sekitarnya.
Beruntung lima mas koki di dalam aquarium masih kebagian cahaya. Pasalnya, sudah hampir seminggu mereka tidak diberi makan. Beberapa di antaranya bahkan sudah semakin melambat berenang. Jadi, setidaknya cahaya tadi sedikit membantu mengingat air aquarium juga mulai keruh.
Salah satu mas koki menyalahkan tuannya atas semua yang terjadi di rumah itu. Satu mas koki lagi malah merasa iba dengan tuannya. Di tengah perdebatan dua mas koki itu, satu mas koki memilih diam dan dua lainnya sedang sekarat.
Dari luar rumah, terdengar langkah kaki seseorang. Dari suara langkah kakinya, orang tersebut pasti tinggi besar. Dan dari suaranya yang berat, ia pasti seorang laki-laki berwajah garang. Ia memanggil nama pemilik rumah. "Rudiii!!! Bayar utangmu!" Orang itu kemudian mengetuk keras pintu ruang tamu sambil terus meneriaki nama itu. Tak puas dengan berteriak, ia pun mulai menarik gagang pintu.
Tak disangka. Pintunya tidak dikunci. Orang itu pun masuk dengan leluasa ke dalam rumah. Ia mencari sakelar lampu begitu melewati ambang pintu. Setelah ketemu, ia tekan berkali-kali tapi nihil. Ia meraih sesuatu dari saku. Kemudian ia angkat tinggi-tinggi ponselnya yang bercahaya. Ia masih meneriaki Rudi beserta jumlah utangnya. "Sial, keburu kabur deh tu orang," hardik lelaki itu.
Lelaki itu mendekat ke arah aquarium dan berdecak keras. "Kasihan sekali kalian jadi diterlantarkan!" Ia meraih makanan ikan yang berada di sebelah aquarium. Mas koki itu pun bersyukur.
Tanpa disadari, lelaki itu baru mencium bau busuk di dalam rumah. Ia memindai seluruh ruangan dengan cahaya ponselnya. Kemudian ia bergeming. Di sudut ruangan, di sebuah sofa panjang, ia melihat Rudi.
Sebuah pisau lipat tergeletak di lantai. Pergelangan tangan Rudi tersayat. Ia sudah membusuk di sana.
(Tim Kurator Kwikku)