Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
SAD-BOY
4
Suka
6,018
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kakekku bilang, saat muda pria sebayanya lulus sekolah mau tidak mau harus berpikir lebih dewasa dan bijak.

Sebab setelah lulus SMP, kebanyakan pria pada waktunya itu sudah mempunyai calon.

Mereka harus bekerja keras untuk calonnya dan keluarga.

Sedangkan ayahku berkata, masa dia remaja dia sering mengirim surat pada perempuan. Mengantarkan perempuan yang ayah suka, ke rumah waktu pulang sekolah. Mengajak kencan dengan sepeda. Lalu menikah setelah lulus SMU.

Kakakku sulung berkata pula, untuk mendekati perempuan yang ia suka dia harus berkenalan dengan keluarga si perempuan. Tak hanya kata manis saja, kakak menabung dan belajar betul-betul.

Lantas saat tabungan kakak cukup, sudah lulus kuliah dan sudah mempunyai pekerjaan tetap, kakak melamar perempuannya.

Aku ikut berkata, aku mengirim pesan di WA kepada perempuan yang aku suka. Butuh berjam-jam, kadang dia membalas cepat. Aku selalu bertanya apakah dia sudah makan atau belum, apa yang sedang ia lakukan hari ini, serta tak lupa menyapa setiap waktu.

Kakek menggelengkan kepala.

Ayah tersenyum.

Kakak menepuk punggungku.

"Ada apa dengan cowok sekarang? Dulu kami lebih berani, jangan ragu apalagi setengah-setengah."

"Dia tidak tertarik padaku, setiap aku ajak bicara via WA, dia balasnya sedikit."

Ayahku berkata, "Bukan balasnya yang sedikit, masalahnya kamu mau dia suka kamu tapi dengan cara pendekatan lewat pesan tanpa aksi. Seperti kamu itu banyak bicara tapi tak ada bukti. Kalau kamu suka dia, sapa dia langsung, ajak bicara langsung, makan bersama waktu istirahat."

"Aku malu dan takut, apalagi kalau dia menolak."

"Payah." kata kakek.

"Ditolak rasanya sakit tapi apa sesakit itu sampai malu dan takut?"

"Jangan diambil hati, tolakan bukan berarti kamu buruk. Tolakan itu karena kamu bukan orang yang dicintainya. Itu bukan berarti akhir cerita. Walaupun dia menerimamu belum tentu orangtua dia menerimamu." tegur kakak.

"Gimana nak?" tanya ayah.

"Aku cuma pingin pacaran saja!" gerutuku.

"Nah ini mengapa kamu takut dan malu. Niat kamu sampai 'cuma' saja." ujar kakek.

"Pacaran sekalipun, perempuan dengan otaknya bakal ninggalin kamu ketika dia bertemu laki-laki lain yang lebih menjanjikan masa depannya dan calon anak-anak." ejek kakaknya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Hmm ... sepertinya, semua laki-laki jaman sekarang harus punya kakek, ayah dan kakak laki-laki seperti ini😁
Rekomendasi dari Drama
Flash
SAD-BOY
Donquixote
Novel
Bronze
Prima Cinta Mama
Yasmin Shafa Nadiyah
Novel
Bronze
About Time
Sartika Wulandari
Novel
Bronze
Diary Cinta Naelsa Macaca Lova
Niken Anggraini
Novel
Bronze
Complicated Love
Ellesss
Novel
Bronze
Rahasia Elf
Yan Arya
Novel
Melawan Dunia
Jofanina Fauziah
Novel
Bintang & Bulan
Agung Gumara
Flash
Punggung Kecil dan Nasi Menangis
Ari S. Effendy
Novel
Gold
Rafilus
Noura Publishing
Novel
Selamanya
zaky irsyad
Novel
Bronze
Seni
Eneng Anita
Novel
Bronze
10% : Sepuluh Persen
Hendra Setiawan
Novel
Unfair Marriage
Shinta Puspita Sari
Novel
Gold
Magnitudo
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
SAD-BOY
Donquixote
Flash
KRESNA-The Black Knight
Donquixote
Flash
KOTO - Calling of Heaven
Donquixote
Novel
PENCIL 2B
Donquixote
Flash
Massage
Donquixote
Flash
Wage Rudolf (WR) Supratman - Nation Violinist Treasure
Donquixote
Flash
MORNING LOG
Donquixote
Flash
Terahasia
Donquixote
Flash
Kasus Pembunuhan #CD2210102
Donquixote
Flash
Betina Bodoh
Donquixote
Novel
Good Girl Problems
Donquixote
Flash
HORUS-God of Truce
Donquixote
Flash
Sigma
Donquixote
Flash
Ratu Charlotte
Donquixote
Flash
Kaca Malam Hari
Donquixote