Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kakekku bilang, saat muda pria sebayanya lulus sekolah mau tidak mau harus berpikir lebih dewasa dan bijak.
Sebab setelah lulus SMP, kebanyakan pria pada waktunya itu sudah mempunyai calon.
Mereka harus bekerja keras untuk calonnya dan keluarga.
Sedangkan ayahku berkata, masa dia remaja dia sering mengirim surat pada perempuan. Mengantarkan perempuan yang ayah suka, ke rumah waktu pulang sekolah. Mengajak kencan dengan sepeda. Lalu menikah setelah lulus SMU.
Kakakku sulung berkata pula, untuk mendekati perempuan yang ia suka dia harus berkenalan dengan keluarga si perempuan. Tak hanya kata manis saja, kakak menabung dan belajar betul-betul.
Lantas saat tabungan kakak cukup, sudah lulus kuliah dan sudah mempunyai pekerjaan tetap, kakak melamar perempuannya.
Aku ikut berkata, aku mengirim pesan di WA kepada perempuan yang aku suka. Butuh berjam-jam, kadang dia membalas cepat. Aku selalu bertanya apakah dia sudah makan atau belum, apa yang sedang ia lakukan hari ini, serta tak lupa menyapa setiap waktu.
Kakek menggelengkan kepala.
Ayah tersenyum.
Kakak menepuk punggungku.
"Ada apa dengan cowok sekarang? Dulu kami lebih berani, jangan ragu apalagi setengah-setengah."
"Dia tidak tertarik padaku, setiap aku ajak bicara via WA, dia balasnya sedikit."
Ayahku berkata, "Bukan balasnya yang sedikit, masalahnya kamu mau dia suka kamu tapi dengan cara pendekatan lewat pesan tanpa aksi. Seperti kamu itu banyak bicara tapi tak ada bukti. Kalau kamu suka dia, sapa dia langsung, ajak bicara langsung, makan bersama waktu istirahat."
"Aku malu dan takut, apalagi kalau dia menolak."
"Payah." kata kakek.
"Ditolak rasanya sakit tapi apa sesakit itu sampai malu dan takut?"
"Jangan diambil hati, tolakan bukan berarti kamu buruk. Tolakan itu karena kamu bukan orang yang dicintainya. Itu bukan berarti akhir cerita. Walaupun dia menerimamu belum tentu orangtua dia menerimamu." tegur kakak.
"Gimana nak?" tanya ayah.
"Aku cuma pingin pacaran saja!" gerutuku.
"Nah ini mengapa kamu takut dan malu. Niat kamu sampai 'cuma' saja." ujar kakek.
"Pacaran sekalipun, perempuan dengan otaknya bakal ninggalin kamu ketika dia bertemu laki-laki lain yang lebih menjanjikan masa depannya dan calon anak-anak." ejek kakaknya.