Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Hujan Hitam
0
Suka
5,584
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Sang Saka Merah Putih sudah terbentang di langit dengan gagahnya sejak beberapa menit yang lalu. Para murid dengan khidmad mendengarkan amanat dari pembina upacara. Sebagian yang lain mengantuk menunggu si pria tua botak itu menyelesaikan pidato membosankannya.

Langit yang tadinya cerah sekejap berubah menjadi sangat gelap. Rasanya seluruh awan di penjuru negri berkumpul di atas SMK Harapan Bangsa kala itu.

“Mantap, buruan turun dong ujan!”

Ledakan guntur di cakrawala menggetarkan jiwa setiap orang di sana. Akan tetapi ada yang aneh dengan kilatan yang muncul bersamaan dengan gelegar petir barusan. Pada umumnya kilatan petir putih kekuningan atau kebiruan akan menerangi angkasa.

Kali ini tidak, halilintar yang baru saja terlihat di langit, berwarna hitam kelam. Sangat menakutkan dan membuat ngeri siapapun yang melihatnya.

“Aaaaaaaa....” terdengar suara jeritan yang melengking dari salah satu seorang siswi di tengah kerumunan ratusan orang berpakaian putih abu-abu itu.

Ada satu orang siswa yang tiba-tiba terjatuh tak sadarkan diri, dengan luka bocor di kepalanya. Darah orang ini terus mengalir hingga mengenai alas sepatu murid lain di dekatnya. Orang-orang di sekitarnya meninggalkan barisan dan menjauhi jasad bersimbah darah tersebut.

Tidak berselang beberapa lama..., “iiaaaaa...” terdengar teriakkan dari tempat lain.

“Apa yang sebenarnya terjadi?”

Suara kepala sekolah yang menggema di mikrofon kemudian terdengar “j-jangan panik, anak-anak. Cepat masuk ke kelas kalian masing-mas-”

“Bruk” “Ngiiingg” bahkan kepala sekolah juga tidak luput jadi sasaran. Tubuh kepala sekolah terjatuh bersama mikrofon yang dipegangnya.

Mala petaka yang lebih menakutkan pun datang. Ratusan, tidak bahkan ribuan kelereng berwarna hitam pekat berjatuhan dari udara. Hujan kelereng, bisa kau bayangkan? Benda keras itu jatuh dari ketinggian maksimum. Gaya gravitasi membuat kelereng-kelereng ini sama kuatnya dengan peluru yang ditarik dari sebuah pelatuk.

Anehnya, hujan ini hanya terjadi di area lapangan saja. Sehingga bangunan sekolah tidak menerima kerusakan sama sekali.

Seluruh manusia yang ada di lapangan, baik murid maupun guru berlarian dalam kepanikan untuk menyelematkan nyawa mereka masing-masing. Hujan itu semakin lebat. Membuat korban yang berjatuhan juga terus bertambah.

“Mingggiiir…!” seorang guru paruh baya berlari sekencang yang ia bisa tanpa menghiraukan sekelilingnya. Guru tersebut bahkan mendorong beberapa murid hingga terjatuh agar dirinya sampai di serambi kelas lebih dulu.

***

Dari keseluruhan tujuh ratus orang, hanya tersisa kurang lebih setengahnya saja yang masih bertahan hidup. Mereka yang masih mendapat kesempatan untuk hidup berkumpul di kelas-kelas terdekat dan menenangkan diri.

Tanpa alasan yang jelas, ada satu anak laki-laki berjalan ke tengah lapangan. Pemuda itu dengan santainya berjalan melewati tumpukkan mayat tanpa bereaksi sama sekali. Wajahnya hanya datar-datar saja. Diambilnya mikrofon yang tergeletak di tanah, lalu ia naik ke podium tempat kepala sekolah berpidato beberapa menit yang lalu.

Ketika sampai di sana, dia tersenyum. Bahkan tidak selesai sampai disitu, dia kemudian tertawa terbahak-bahak di depan mikrofon yang masih menyala. Suara tawanya menggema di seluruh sekolah. Orang-orang yang tadinya masih duduk termenung mulai berdiri, menengok, dan memperhatikan ke arah siswa tersebut.

Sepasang sayap kelelawar besar berwarna hitam menyembul dari punggung lelaki itu, mengoyak seragam putihnya.

Mulutnya kembali mendekati mikrofon “selamat datang di Dark Game. Mulai dari sini, mohon kerjasamanya ya. Hiahahahaha.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@dwi iyaaa. 🤗
Belum ada rencana sih, tujuan awalnya emang buat bikin flash fiction aja, bukan cerpen apalagi novel. Btw makasih apresiasinya 🙏
Seru. 😁 Ada lanjutannya, ga? 🙏
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Hujan Hitam
dwi mojuk
Novel
Sang Pemangsa di Gunung Lawu
Xie Nur
Novel
Bronze
The Guesthouse
Panji Pratama
Novel
Bronze
The Last Winter
Mell Shaliha
Komik
Anomali
nadim sulthan
Novel
Bronze
Sebelum Saya Bertemu dengan Aku
Aliensi
Novel
Bronze
DEBAT
Bakasai
Novel
Bronze
JAHAT
Cantik Rizqy
Novel
Bronze
ARSENIK
Dito Aditia
Flash
Malam Pergantian Tahun
eko s
Novel
Behind The Window
Rayi Nanda Siti
Novel
Bronze
Intrik
Eko Hartono
Cerpen
KABUT MERAH
moris avisena
Novel
Gold
Different Seasons
Noura Publishing
Novel
Bronze
Rama's Story : Gita Chapter 3 - La isla Bonita
Cancan Ramadhan
Rekomendasi
Flash
Hujan Hitam
dwi mojuk
Flash
That Day in the Classroom
dwi mojuk
Skrip Film
Second Chance.apk
dwi mojuk