Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
GARIS KETURUNAN
By : Ryunee Samaya
Semua membisu, tak ada yang bersuara.
“Ayah tidak setuju Lia!
Suara ayah memecahkan hening yang tercipta.
“Tapi Yah, Reyhan laki-laki baik dan soleh. Bukankah itu kriteria yang bunda dan ayah mau”
“Apa kamu lupa latar belakang keluarga Reyhan?” Ayah bertanya pada Aulia
Aulia membisu. Ayah melanjutkan.
“Baik, kalau kamu lupa akan ayah ingatkan. Reyhan itu lahir dari seorang wanita penghibur yang bahkan tidak tahu siapa ayahnya!”
ujar ayah dengan suara meninggi.
“Kita tidak boleh menghakimi Reyhan karena dosa yang diperbuat orang tuanya? Itu tidak adil namanya” ujar Aulia.
“Tidak adil? Kamu bersahabat dengan dia dari kecil, apa pernah ayah dan bunda larang? Kalau hanya bersahabat ayah tak keberatan tapi kalau untuk menjadi menantu di rumah ini...maaf, ayah tidak sudi!”
“Tapi yah...”
“Cukup! Kamu anak kami satu-satunya, tak akan ayah biarkan garis keturunan kita rusak karena anak itu!”
“Aulia terisak, ia menoleh ke arah bunda, berharap mendapat dukungan namun justru kata-kata bunda membuatnya tambah terpojok.
“Carilah pasangan yang bibitnya jelas nak, agar keturunanmu terjaga. Reyhan bukan orang yang tepat untukmu”
Aulia terisak, harapan kalau bunda akan mendukungnya ternyata salah. Pikiran bunda sama piciknya dengan ayah.
“Ternyata ayah dan bunda sama saja. Sama-sama picik dan jahat!”
“Cukup Aulia! “ ayah tampak sangat murka.
Aulia berlari ke kamarnya dan mengunci pintu. Di kamar ia tak sanggup lagi menahan bulir bening yang berlomba lomba keluar dari sudut matanya.
Kenapa ayah dan bunda tega.
Reyhan dan Aulia sudah kenal sejak lama.
Rumah aki Reyhan bersebelahan dengan rumah kakek Aulia dari sebelah ayah.
Dari kecil mereka bersahabat, tak pernah sekalipun bunda maupun ayah menampakkan wajah tak suka saat Reyhan kecil mendatangi rumah kakek dengan baju kumal dan berbau tak sedap dari tubuhnya untuk bermain bersama Aulia. Persahabatan mereka tetap terjalin sampai dewasa. Saat tamat SMU Reyhan pergi merantau ke Jakarta.
Dan tujuh tahun kemudian tepatnya kemarin. Reyhan kembali membawa gelar kesarjanaan dengan predikat cumlaude di salah satu universitas di Jakarta dan sudah mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan asing.
Kedatangannya ke rumah Aulia ternyata tak hanya ingin bertamu tapi bermaksud melamar gadis manis itu.
Gayung bersambut, ternyata Aulia memiliki perasaan yang sama dengan Reyhan. Keduanya berencana membangun mahligai pernikahan secepatnya
Namun sungguh di luar perkiraan Aulia. Ayah bunda menolak lamaran Reyhan. Karena garis keturunan Reyhan yang tak jelas.
Aulia menghapus bulir bening yang keluar dari sudut matanya.
‘Maaf ayah, bunda. Bukan ingin membangkang tapi Aulia sudah dewasa dan berhak atas hidup Aulia sendiri.
Dua minggu kemudian ...
Aulia tampak cantik dengan kebaya merah muda dan riasan sederhana. Di sini, tempat dimana Aulia dan Reyhan pertama kali bertemu. Di samping Aulia, bocah yang dua puluh tahun yang lalu selalu datang dengan pakaian kumal sekarang terlihat tampan dengan baju koko berwarna maroon. Laki-laki berjenggot tipis itu sekarang sedang menggenggam tangan keriput di depannya. Seorang laki-laki tua berwajah mirip dengan ayah Aulia dan beberapa orang di dalam ruangan itu berkata...sah...