Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Persimpangan
4
Suka
16,556
Dibaca

Aku adalah lampu lalu lintas. Pekerjaanku sederhana, sepanjang hari hanya diam dan mengatur lalu lintas. Selama lima puluh detik menjadi merah, lima belas detik menjadi hijau, dan meski cuma sebentar aku juga berubah menjadi kuning. Sambil berubah warna aku mengamati kendaraan yang melintas dari atas.

Kalau sedang bosan kadang-kadang kutahan lampu merah beberapa detik lebih lama. Saat itu mobil-mobil akan mengerutu dan mulai membunyikan klakson. Melihat pemandangan itu aku tertawa geli. Kupikir aku sangatlah berkuasa. Kalau ada yang berani melanggar perintahku, orang-orang berseragam akan menghukum mereka.

Dibandingkan siang, bekerja di malam hari sangatlah membosankan. Karena jalanan sepi yang kulakukan cuma mengedipkan lampu kuning sepanjang malam. Sampai kemudian samar-samar aku melihat seekor tikus. Tikus itu berjalan perlahan menyusuri trotoar yang gelap. Setibanya di persimpangan dia berhenti, lalu menatapku lekat-lekat. Seolah bertanya apakah dia boleh menyeberang atau tidak.

“Menyeberanglah,” kataku. Tentu saja tikus itu tidak merespon, lagipula aku juga tidak bisa bahasa tikus.

“Tidak ada yang lewat, menyeberanglah sekarang,” kataku lagi, tapi tikus itu tetap mengabaikanku. Pada akhirnya aku memilih untuk diam. Lagipula bukan tugasku membantu tikus menyeberang jalan.

Setelah tiga menit cuma berdiri dipojokan, tikus itu akhirnya kembali berjalan. Dia mulai menapakkan kaki-kaki kecilnya ke atas jalanan yang dingin dan lembab. Perlahan tapi pasti, tikus itu coba merangkak ke seberang jalan. Pada saat itu, aku menyadari di kejauhan ada mobil yang mendekat.

“Bisa cepat sedikit?” Aku coba memperingatkan tikus itu. Namun, seperti pengalamanku yang sudah-sudah, percakapan ini cuma berlangsung satu arah. Tikus itu tetap asik menyeberang jalan tanpa menyadari kalau nyawanya sedang terancam.

Saat mobil semakin dekat kupikir aku harus melakukan sesuatu. Karena itulah kuputuskan mengerahkan sedikit tenaga untuk menyalakan lampu merah. Aku adalah lampu lalu lintas yang berkuasa, dan persimpangan ini adalah istanaku. Perintahku adalah mutlak. Kalau aku menjadi merah, maka semuanya harus berhenti.

Sayangnya, malam itu aku terlalu naïf. Mobil itu terus melaju tanpa mengurangi kecepatannya sedikitpun. Dia mengabaikan perintahku, lalu menggilas tikus kecil yang berusaha menyeberang jalan. Tikus itu tergeletak tak berdaya. Sementara aku? Aku cuma bisa diam dan melihat dia kehilangan nyawa. Pada akhirnya aku hanyalah lampu lalu lintas yang tak berguna.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Differensial Rindu
Lalimara
Novel
INTROVERT
Andrikbas
Novel
Kisah Hania : Cinta Pertama yang 'Tak Teraih
DEEANA DEE
Skrip Film
Cita-Cita Hana
Rika Kurnia
Skrip Film
Luka Tanpa Asa
Aijin Isbatikah
Flash
Persimpangan
Panca Lotus
Flash
Asa Arka
Feby Irawan
Flash
Bronze
I Want to Rape Lady Gaga
Abdi Husairi Nasution
Flash
Persekongkolan Roh dan Malam
Impy Island
Cerpen
Abhia & Chaz
Pink Unicorn
Cerpen
Secarik Kertas
Hans Wysiwyg
Komik
Corrupted Program Running..
[Raven_Owl]
Cerpen
Senja & Luka
Penulis N
Novel
Manusia-Manusia Naif Penantang Mara Bahaya (Inspired by True Stories)
Rainzanov
Komik
Writer's Block
Yashinta A.M
Rekomendasi
Flash
Persimpangan
Panca Lotus
Skrip Film
Dunia Paralel
Panca Lotus
Novel
Tempurung Kaca
Panca Lotus
Skrip Film
KERETA
Panca Lotus
Flash
Balada Harimau Itali
Panca Lotus
Flash
Ingatan Pertama
Panca Lotus
Flash
Sebelum Daun Gugur
Panca Lotus