Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di sebuah rumah sakit jiwa, para dokter (Pak Hanif dan Bu Naim) akan melakukan tes kesehatan jiwa kepada sepuluh pasien yang sudah mereka rawat selama satu tahun lamanya. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah ada salah satu atau beberapa dari pasien-pasiennya yang sudah sembuh. Kemarin, Pak Hanif meminta petugas kolam berenang untuk mengosongkan air kolam berenang yang kedalamannya hanya satu meter. Pagi ini, kolam sudah dalam keadaan kosong. Para suster menggiring sepuluh pasien ke pinggir kolam berenang tanpa air tersebut. Para pasien berdiri dan berjajar di pinggir kolam sambil menunggu perintah dari dokter.
“Gimana, sudah tidak sabar ya?” tanya Bu Naim.
“Iya hahaha”
“Hari ini kita mau ngapain ya kira-kira?” kata Pak Hanif.
Lima dari pasien itu menjawab “Berenang!”
“Yaudah yuk, sekarang yang laki-laki yang mau lepas baju boleh dilepas dulu yah.” Bu Naim.
Enam dari tujuh pasien laki-laki melepas bajunya. Pandangan Pak Hanif dan Bu Naim tertuju pada satu orang yang hanya diam dan tidak melepas bajunya. Pasien tersebut bernama Dika.
“Yaudah yuk, langsung aja, boleh nyebur, hati-hati, kakinya dulu!” ucap Pak Hanif.
Sembilan dari sepuluh pasien tersebut nyebur ke dasar kolam dengan ekspresi yang gembira. Ada yang mempraktekkan gaya katak, ada yang malah lari-lari di dalam kolam, ada yang duduk dan menahan nafas, dan ada yang tiduran di dasar kolam. Hanya Dika, yang masih berdiri di pinggir kolam dan menatap heran teman-temannya. Pak Hanif dan Bu Naim tersenyum bahagia karena Dika tidak ikut nyebur ke kolam kosong tersebut. Oleh karena itu, mereka berdua datang menghampiri Dika.
“Dika, nggak ikut nyebur nih?” kata Bu Naim.
Dika masih menatap ke arah kolam dengan wajah yang serius.
“Iya nih, kenapa kok nggak ikut nyebur?” kata Pak Hanif dengan ekspresi berseri-seri.
Lalu, Dika menjawab “Enggak ah. Airnya kotor.”
The end.