Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Halaman terakhir
6
Suka
10,945
Dibaca

Namaku Adiana, biasa dipanggil Ana. 

Halaman pertama, 11 tahun. Aku mengambil keputusan saat usia 11 tahun. Bukan satu atau dua orang yang mencaci halaman pertamaku. Mereka mengatakan aku ini bodoh karena tidak melanjutkan sekolah. Ada juga yang melarang anaknya bermain denganku, takut ketularan bodoh—kata orang tua mereka. Keluargaku sudah pasti marah.

“Kamu gedenya mau jadi apa, Ana?!” kakakku bertanya dengan marah. Dia satu-satunya kakak yang kupunya. Mas Andri namanya.

“Ya, jadi orang, masa mau jadi monyet!” sahutku dengan entengnya. Ibu hanya diam, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi karena sifat keras kepalaku.

Halaman kedua. Aku bekerja di salah satu rumah makan. Usiaku sudah menginjak 16 tahun. Selama bekerja, aku mengirimkan gajiku untuk ibu. Tidak setiap bulan, hanya jika ibu meminta saja. Selebihnya, gajiku dipegang oleh bos. Katanya, nanti dikasih kalau mau pulang kampung. Ya, aku bekerja di luar Jawa. Untuk makan dan keperluan mandi, semua ditanggung oleh bos. Aku merasa, hidupku baik-baik saja, hingga tiba di halaman terakhirku yang membuat aku hampir menyerah.

Halaman terakhirku adalah dimana aku menyesal akan keputusan di halaman pertama yang kuambil. Disaat semua teman sebayaku sudah bekerja dan menikmati hasil dari apa yang mereka raih ... aku hanya bisa menangis merasakan perih karena keputusanku yang salah di masa lalu. Andai ... andai saja aku lebih sabar, lebih kuat menghadapinya, aku pasti bisa membahagiakan ibu, satu-satunya orang tua yang masih kumiliki. 

Aku terlahir dari sebuah keluarga sederhana, ibuku selalu membayar seragam dan buku LKS saat semua murid sudah memakai seragam dan sudah mendapatkan buku. Hanya aku yang belum mendapatkannya. Aku tidak malu jika ibuku membayar terlambat. Guruku ... dia malah memberiku seragam olahraga miliknya karena seragam untukku—katanya—hilang. Tidak ada tanggung jawab dari mereka. Saat itu, aku hanya bisa mengangguk sembari menerima seragam itu. Teman? Aku tidak punya teman. Entah mengapa mereka menjauhiku, akupun tidak peduli.

Tidak mungkin aku bisa bekerja di sebuah kantor, memakai baju dan sepatu yang bersih. Aku tidak mempunyai ijazah apapun, sudah pasti tidak ada yang bisa menerimaku. Dunia semakin maju, perekomian negara semakin membaik. Semua orang dituntut cekatan dalam bekerja, siapa yang lambat ... dia akan tertinggal jauh. 

Kini, aku menyadari ... seorang wanita tidak dilahirkan hanya untuk berada di dapur atau menjadi seorang ibu rumah tangga biasa. Seorang wanita juga harus bisa maju. Bukan untuk menandingi pria, tapi karena kehidupan memang menuntut seorang wanita harus bisa lebih cerdas agar tidak terhimpit kerasnya dunia. Jangan sampai suatu saat suamimu berkata, “yang irit kalau pakai uang belanja.” Sebanyak apapun gaji suamimu, setinggi apapun pangkat suamimu ... tetaplah bekerja untuk dirimu sendiri. Karena tidak akan ada yang mengolok perihal uang yang kamu hasilkan dari keringatmu sendiri. 

Pentingnya sebuah pendidikan, bukan hanya untuk mencari gelar sarjana atau mencari pekerjaan, tapi juga untuk bekal rumah tangga. Guru pertama seorang anak adalah ibunya. 

Belajarlah selagi ada kesempatan. Tetaplah bersekolah bagaimanapun caranya. Kamu boleh lelah, tapi jangan menyerah. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Pendidikan memang sangat penting. Tapi flash ini lebih terasa sebagai wejangan ketimbang sebuah flash. 🌟🌟🌟/🌟🌟🌟🌟🌟
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Romantic Love Story #1
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Halaman terakhir
Ummy Wachida
Novel
Bronze
Rain Puddles
Rakell
Flash
Jalan Sepajang Malam
Rafael Yanuar
Skrip Film
DUNIA KELUARGA
Febriana M Siregar
Novel
Bronze
Handsome and The Beast
Zaira Diva Adissa
Novel
Vengeance
Franches Cila
Novel
Nurse
DIANAZ
Novel
Ketika Kami Kehilangan Dua Bintang
Alfania Vika
Novel
TAKE THE CASE AND RUN
Tio Derma
Flash
Bronze
Tanpa Rumah
Aylani Firdaus
Novel
Melabot
Kholifah
Novel
Jalan Setapak Menuju Rumah
Rafael Yanuar
Novel
Niskala
Gloria Pitaloka
Novel
Biru
Galih Aditya Mulyadi
Rekomendasi
Flash
Halaman terakhir
Ummy Wachida
Flash
Arini
Ummy Wachida
Novel
Kakak! (Jangan Menikah)
Ummy Wachida
Flash
Aku Dan Bapak
Ummy Wachida