Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kusambut pagi ini dengan penuh semangat. Menghirup embun memang menjadi kebiasaanku sejak beberapa tahun terakhir ini.
Tidak seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun dengan jantung berdegup kencang. Aliran darah dalam tubuhku rasanya dingin membeku. Aku tersenyum sambil menyentuh dada, memintanya untuk tenang.
Setelah sekian tahun berlari, akhirnya kudapatkan kesempatan ini. Mewakili sekolahku dalam lomba lari jarak pendek antar sekolah se-provinsi. Besok adalah penentuannya.
Landasan lari di GOR ini sebenarnya cukup menggangguku karena bercampur dengan orang-orang yang jogging. Tapi ya sudahlah, mengeluh tentang fasilitas minim juga tak membuatku berhasil. Aku hanya perlu berlari sekencang mungkin.
Pelatih memberi aba-aba. Aku bersiap dengan pelari lainnya. Ketika peluit berbunyi, aku tidak lagi memedulikan apa pun. Mataku fokus seperti dipasang kacamata kuda.
Hingga tiba-tiba...
Kurasakan seseorang menabrakku dan tubuhku melayang bebas menghantam landasan lari.
Sakit!
โMa... maaf...,โ kata pria itu sambil mengulurkan tangannya, membantuku bangkit.
Aku tak mengacuhkan uluran tangannya, berusaha bangkit dengan tenagaku sendiri.
Sial! Apa ini?! Pergelangan kakiku terkilir?!