Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Pelukan Ibu
5
Suka
5,559
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Ibu ...! Apakah nanti siang akan hujan?” Seorang balita usia play group bertanya kepada ibunya. Pagi yang cerah, namun mendung bisa datang sewaktu-waktu lalu disusul hujan, meski musim sedang kemarau.

Segera sang ibu ingin menjawab, bisa hujan bisa jadi tidak, Nak, namun segera diurungkannya khawatir jawaban tersebut hanya membuat sang anak menjadi bingung. Ingin juga menjawab,‟wah, Ibu tidak tahu, Nak‟ pun segera diurungkan.

Sejenak sang ibu diam berpikir. Pada usiamu sekarang, kau sedang ingin mengetahui banyak hal tentang dunia. Jawaban “Ibu tidak tahu” sangat tidak adil untukmu, Nak. Meskipun ibu memang tak tahu pasti apakah nanti siang akan hujan atau tidak. Begitulah suara batin sang ibu. Kemudian, akhirnya sang ibu memberi jawaban.

“Anakku, yang mengetahui nanti siang akan hujan atau tidak hanyalah Allah.”

“Oh, Allah? Kenapa, kok ... Allah?”

Mendengar jawaban ibunya itu, sang lelaki kecil kembali bertanya. Tatapan polos matanya menyiratkan banyak hal, tentang dunia yang ingin diketahuinya. Sungguh. Jawaban “Ibu tidak tahu” memang sangat tidak adil untuknya.

“Karena Allah Maha Mengetahui.“

Jawab sang ibu singkat dan berharap suatu hari anaknya akan mengerti.

“Oh, Allah Maha Mengetahui?”

Pertanyaan balita itu mengulangi pernyataan ibunya. Mengikuti gaya bicara orang dewasa yang sering dilihatnya, seolah-olah sudah paham dengan apa yang baru saja didengar dan diucapkannya itu.

“Iya, Sayang. Hanya Allah-lah Yang Mengetahui segala sesuatu yang tidak kita ketahui. Bahkan apa yang benar-benar akan terjadi nanti siang pun kita tidak tahu,” jawab ibunya lagi

“Kalau besok? Apakah besok akan hujan, Ibu?”

Rupanya sang balita masih penasaran tentang hujan atau pula dia sedang menggelisahkan sesuatu.

Nak, ikhlaskan saja hujan turun atau tak turun. Sebab hanya Dia-lah yang berkuasa menurunkan air dari langit. Ingin diucapkannya kalimat itu, namun diurungkan lagi. Ah, tak mungkin pula sang ibu mengatakan bahasa yang belum mampu dipahami oleh balita-nya itu. Namun sang ibu tahu kalimat apa yang mampu menenangkannya.

Lalu ia berkata sambil memberikan pelukan hangat, “Tenang saja, Sayang. Besok hujan atau tak hujan, kita tetap jalan-jalan.”

Mendengar jawaban itu dan datang sepaket lengkap dengan pelukan hangat dari sang ibu, balita tampan itu bersorak gembira, “Horeee … asyiiiik …!” Hatinya telah lega, kekhawatirannya hilang demi mendengar ucapan ibunya bahwa meski hujan rencana mereka untuk jalan-jalan tetap akan berjalan.

Kekhawatiran dan kegelisahan itu bagai terbawa awan, disambit angin dan dibuang ke tempat yang jauh. Perasaan khawatir, sedih dan takut yang hingga rasanya tak akan mudah lagi datang untuk menghampiri hati sang anak. Sebab lara hatinya kini telah berubah menjadi permata, indah dan bersinar.

Tak lama kemudian, hujan lebat turun ke bumi dihiasi sedikit gemuruh dan kilatan petir. Sang anak hanya menatap kucuran air deras dari langit itu di depan teras rumah.

Hujan pun tak akan sanggup mengembalikan lagi kegundahan hati Omar menjadi lara. Dan kini sederas apa pun air jatuh dari langit, disertai petir atau guruh, hatinya tak khawatir lagi. Pelukan dan ucapan ibunya yang begitu menguatkannya tadi telah mengubah segala kekhawatiran menjadi ketenangan.

“Omar sudah tak takut hujan?” bisik ibunya sedikit menggoda.

“Tidak! Kan kata Ibu, takutnya bukan sama hujan, tapi sama Yang Menciptakan hujan.”

“Yaitu?”

“Allah!”

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Novel
Gold
Cinta Suci Zahrana
Republika Penerbit
Flash
Pelukan Ibu
Fini Marjan
Novel
Si Anak Manja
febri indah rafika
Novel
Bronze
Dunia Santri
Deianeira
Novel
Gold
No More Broken Heart
Mizan Publishing
Novel
Gold
Sinau Bareng Markesot (Daur VII)
Bentang Pustaka
Novel
Gold
The Prophetic Wisdom
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Malaikat Bermata Hazel
iqbal syarifuddin muhammad
Cerpen
Bronze
Surat untuk Heraclius
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Lelaki Kupu Kupu yang Bertemu Tuhan (Revisi)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Mahar Surah An-Nissa
Ahliya Mujahidin
Novel
Bronze
Dimensi [Telah Terbit!]
Astrida Hara
Novel
Suami titipan
Sriwahhh
Novel
Two Different World
Zaafatm
Novel
MENCARI SURGA
memia
Rekomendasi
Flash
Pelukan Ibu
Fini Marjan
Flash
Air Susu Ibu
Fini Marjan
Novel
Bronze
Tasbih Ketika Bintang-bintang Terbenam
Fini Marjan
Skrip Film
Kejora Langit Timur (Script)
Fini Marjan