Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
''Anna, bisakah aku menaklukkan hatimu? Bukan persahabatan yang kupinta, tapi cinta.''
Saat itu dirinya tidak menjawab. Bukan tidak ingin menerima cinta Leo, ia sadar siapa dirinya. Hanya perempuan buta yang bahkan lumpuh. Tidak diharapkan dunia dan bahkan tidak diinginkan manusia.
Jika ia menerima pernyataan cinta dari Leo, dunia akan mengutuknya. Siapa dirinya jika disandingkan dengan seorang Leo? Lelaki itu pasti sempurna dan cocok dengan wanita yang juga sempurna.
''Sebenarnya aku tidak peduli kau buta atau tidak, kau sempurna atau tidak. Aku menyukaimu apa adanya, seandainya kau bisa melihat, maukah kau menerima cintaku?''
Anna tersenyum manis. ''Tentu saja, aku ingin melihat wajahmu. Walaupun aku masih lumpuh, setidaknya ada satu kelebihan yang bisa membuatku percaya diri.''
Setelah ia mengatakan itu, Leo mengusap kepalanya dengan sayang. Lelaki itu tidak mengucapkan apa-apa lagi sampai akhirnya pamit pulang.
Sejak kejadian itu Leo juga tidak mengunjunginya seperti biasa. Sedih tentu saja, tapi ia tidak menyesal. Leo pantas mendapatkan yang lebih baik dan sempurna darinya.
Tepat seminggu yang lalu ibunya mengatakan bahwa ia sudah mendapat pendonor. Hatinya membuncah, dalam hati berjanji akan mencari Leo setelah operasinya berjalan lancar.
Mungkin lelaki itu sudah melupakannya dan berniat memberikan cintanya pada wanita lain, tapi Anna hanya ingin melihat wajah Leo.
Anna hanga ingin melihat lelaki yang sering membuatnya tertawa, ia hanya ingin melihat tawa Leo.
Anna hanya ingin melihat Leo yang balas menatapnya. Anna ingin melihat warna bola mata Leo yang bertengger di mata lelaki itu, bukan matanya!
Tubuhnya seketika bergetar saat melihat sosok Leo yang berdiri di hadapannya. Lelaki itu buta. Anna memang mengatakan akan menerima cinta Leo jika ia bisa melihat, tapi bukan berarti lelaki itu bisa menyerahkan kedua mata untuknya!
Leo sendiri tersenyum tulus. ''Apa sekarang kau menerimaku? Saat ini kita sama-sama punya kekurangan.''
Anna terisak, Leo lelaki paling bodoh yang pernah ditemuinya.
''Kau menerima cintaku, Anna?''
Terisak-isak Anna menjawab, ''Y-ya, aku menerima cintamu. Aku juga mencintaimu, Leo.''
Leo merentangkan kedua tangannya, menyuruh Anna menyambut pelukannya.
''Ini keputusanku, jangan merasa bersalah. Kau bisa jadi mata untukku, sementara aku bisa jadi kaki untukmu. Aku akan menggendongmu kemanapun, dan kau petunjuk jalan bagi setiap langkahku. Kita sama-sama punya kekurangan, mari kita lengkapi bersama.''
Air matanya mengalir deras, terisak-isak Anna menyambut pelukan Leo.
Di atas salju yang berjatuhan, di musim dingin yang mencekam. Leo menggendong tubuhnya, menyusuri jalan dengan tertatih.
Musim dingin kali itu, menciptakan kenangan yang berkesan bagi Anna dan Leo. Seperti kata orang-orang, cinta itu buta. Dan Leo mengalaminya.