Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Satu Lembar Kertas
12
Suka
5,485
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Selembar kertas itu memberitahuku sebuah nama.

Arfa.

Embun menetes di antara tanaman merambat. Lereng terjal di sekeliling sedikit lembap. Dan mataku berkunang-kunang. Buram dan perlahan memudar, perlahan bercahaya. Dunia seakan berubah lebih terang seiring aku mempertajam pandangan. Awan-awan menggumpal, lalu menjauh. Burung-burung menggerombol membentuk kawanan beraturan.

Aku ... tidak bisa mengingat apa-apa. Tubuhku penuh luka, barangkali terbentur bebatuan tebing.

Selembar kertas itu memberitahuku satu nama lain.

Kartika. Katanya, aku harus memanjat lereng ini dan mencari seseorang yang dimaksud. Nanti, dialah yang akan menjelaskan semua hal yang ingin kutahu. Kenapa aku terbangun di lereng terjal? Siapa yang mencelakaiku? Apakah aku adalah Arfa? Siapa pula Kartika itu?

Selepas meraih bongkahan-bongkahan batu hingga mencapai mulut tebing, cuaca menggelap. Seorang gadis kelihatan linglung, mondar-mandir di sekitar satu-satunya rumah yang bisa kutemui. Di sebelah kiri bongkahan paling besar, ada botol setengah kosong berwarna biru metalik. Aneh sekali, kehadiran gadis di sana teralihkan begitu saja hanya karena sebuah tempat minum.

Kemudian aku ingat, selembar kertas tadi memberitahuku satu hal.

Bawa botol metalik itu ke mana pun—sekadar berjaga-jaga!

Yah. Seberapa ajaib air tersebut tadinya, aku toh tetap dilukai seseorang sampai terjerembap begini.

Kuputuskan untuk menghampiri gadis itu setelah mengambil botol tersebut. Dia sontak menghentikan langkah begitu melihatku.

“Kartika bukan?” tanyaku.

Dia mengangguk-angguk, tapi kemudian menggeleng.

“Hah? A—apa-apaan? 'Kartika bukan'?”

Selembar kertas itu memberitahuku banyak hal.

Kartika tahu semuanya. Dan sebelum dia jadi banyak bicara, bertanyalah segera! Waktu sangat terbatas di sini.

Jadi, kuabaikan kalimat barusan dengan pertanyaan lain, "Kartika, bisa jelaskan semuanya sekarang?"

Gadis itu membelalakkan mata. Dia mendadak bertingkah aneh, lalu mulai mondar-mandir lagi.

Butuh sekitar lima menit hingga kami menatap satu sama lain. Lalu dia pun bicara, “Lihat rumah ini! Kita berdua berjuang buat dapatin semuanya. Sekarang, semua hilang begitu aja.”

Apakah ini semacam ... perampokan? Kami ditipu? Benda-benda di rumah itu dirampas? Aku nyaris tidak tahu apa yang sedang kami bicarakan.

Tepat setelah itu, terdengar bunyi sirene tidak jauh dari area ini. Suaranya tidak beraturan. Memekakkan telinga. Burung-burung di atas kepalaku mengubah arah terbang mereka, dan gumpalan awan di sana seakan memudar begitu saja.

Gadis itu kembali mondar-mandir. Lalu dia memicingkan mata, menatapku tajam dengan muka merah padam.

“Kita simpan barang curian itu di rumah ini. Tapi sekarang, di mana semuanya? Kamu bilang polisi tahu soal kita. Jadi, kamu ambil barang-barang itu dan lupa ingatan begitu aja.”

“Kartika, a—“

“Kita kriminal, Fa! Kamu minum sebagian obat itu dan menjatuhkan diri untuk memanipulasi mereka. Menghancurkan bukti. Tapi, lihat! Kita nggak tahu di mana barang kita.”

Sesuatu seolah menghantamku begitu keras. Benda apa yang kami curi hingga aku bisa setakut itu?

Selembar kertas tersebut memberitahuku beberapa hal.

Tidak peduli apa yang terjadi, percayalah pada gadis itu! Selamatkan Kartika!

Aku tidak mengerti lagi siapa antagonis dan protagonis di sini. Jadi kusodorkan botol metalik itu, sementara dia menatap ke arah suara, lalu menerimanya dengan ragu.

Ketika mereka semakin dekat, kami sudah berdiri dengan tangan kosong.

Tapi aku masih mengingat dua kalimat terakhir pada selembar kertas tadi.

Kalau mereka datang, bicaralah, “Tuan, kami tidak tahu apa-apa.”

Mereka akan percaya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
sedikit bingung tapi ini apik, baik dari segi plot maupun gaya penulisannya. 🧴🧴🧴🧴🧴/🧴🧴🧴🧴🧴 alias 5/5.dari saya. 🤗🙏
Aku pusing tapi aku sungguh menikmati seluruh kata yang digunakan. Perlu dibaca 2-3x. Jadi penasaran karya kak Rimadian lainnya ♥️
kereen ceritanya Kak Rimadian...
Terima kasih😄
Wadooh pasangan maling dong, keren juga sih ceritanya
Misterius dan aku masih sulit menebaknya
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Satu Lembar Kertas
Rimadian
Novel
Perempuan Satu Peni
Revia
Cerpen
Bronze
Cinta Terpaut Waktu
Lian lubis
Novel
ISSUES
Athar Farha
Flash
Mengutuk Tuhan Palsu
Arba Sono
Novel
Bronze
MISTERI SERUNI
DEEANA DEE
Novel
Bronze
Berteman dengan Sepi
Hasan Ali
Novel
Memori Berdarah
Adnan Fadhil
Novel
Gold
Dark Memories
Noura Publishing
Novel
Bronze
Love Freak
Faisal Ridha Dmt
Flash
Criminal Case
Ariq Ramadhan Nugraha
Novel
Bronze
Hero or Zero
Aylanna N. Arcelia
Novel
Bronze
LUKA SEORANG SANTRIWATI
Flora Darma Xu
Flash
Pelangi Tiga Warna
Yaraa
Novel
Alif Lam Mim
Zainur Rifky
Rekomendasi
Flash
Satu Lembar Kertas
Rimadian
Flash
Kami, Kumpulan Tidak Normal
Rimadian
Flash
Monster-Monster di Jendela
Rimadian
Flash
Kakak
Rimadian
Flash
Aku, Dia, dan Benda-Benda yang Bisa Berbicara
Rimadian
Flash
Dia Seharusnya Mau Melihatku
Rimadian