Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Kisah Sepasang Sepatu
2
Suka
5,736
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku terdiam di ujung ruangan. Sebuah perdebatan sengit tengah terjadi antara seorang anak dan ayahnya. 

"Aku tidak ingin mengikuti jejak papa. Aku tidak ingin menjadi dokter!" teriak anak muda itu.

"Hei! Papa yang membesarkanmu, papa ingin Kamu jadi orang!" teriak sang ayah dengan nada tak kalah tinggi.

"Tapi aku enggak suka Pa jadi dokter!" 

"Tapi kalau Kamu menjadi dokter, masa depanmu cerah. Koneksi papa banyak, circlemu orang-orang kaya dan berpendidikan. Tidak seperti teman-temanmu yang hobi naik gunung itu. Buang-buang waktu, tidak memikirkanmasa depan!" ceramah sang ayah.

"Enggak ada yang salah dengan naik gunung Pa. Enggak ada hubungannya dengan keinginan Papa menjadikanku seorang dokter!" bela si anak.

"Pokoknya papa ingin Kamu jadi dokter dan berhenti naik gunung! Titik!" kata sang ayah sambil berjalan ke arahku.

Dipungutnya diriku dengan kasar lalu beranjak keluar ruangan.

"Pa, mau dibawa kemana sepatu gunungku?!" teriak si anak sambil berlari mengejar ayahnya. Namun sang ayah tak menghiraukannya dan menutup pintu dengan kasar. Brakk!.

Dilemparkannya aku ke sebuah tong sampah di halaman rumah. Aku berbaur dengan onggokan sampah yang berbau busuk. Anyir.

Beruntung tak lama kemudian seseorang datang memungutku. Aku tak kenal wajahnya. Lusuh dan tua. Dimasukkannya aku ke gerobak tua.

"Nak, Bapak dapat rejeki. Bapak dapat sepatu bagus ini!" seru bapak tua itu begitu sampai di rumahnya. Berlari seorang anak laki-laki dengan tergopoh-gopoh mendatangi lelaki tua itu. 

Diriku sedang dilihat dengan takjub olehnya. "Wah, bagus banget ini Pak!". serunya girang.

"Bapak dapat dari mana? Pasti mahal ini. Bagus banget!" ucapnya dengan mata mengerjap-ngerjap takjub.

"Bapak menemukannya waktu mengais sampah di perumahan para orang kaya." jelas lelaki tua itu.

"Coba pakailah." lanjut bapak tua itu tak kalah gembira.

"Kebesaran Pak, hahaha...tapi enggak apa-apa, aku suka, kebetulan sepatuku juga sudah sobek. Nanti biar kucarikan kain untuk menyumpalnya di bagian depan, biar pas sama kakiku." jawab anak laki-laki itu dengan mata berbinar-binar.

Aku terenyuh. Ternyata tidak semua orang memiliki pilihan dalam hidupnya. Hadapi saja, syukuri. Hidup akan lebih indah karenanya.

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Kisah Sepasang Sepatu
Melani Kartika Sari
Novel
Cahaya Dari Bellapunranga
Andi Sukma Asar
Flash
Api telah padam
Syashi Ammar
Novel
Gold
Dan Muhammad adalah Utusan Allah
Noura Publishing
Novel
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
Novel
Bronze
Mantan: Masih Ada Cahaya Di sana!
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Bidadari Bertasbih
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Gold
Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan
Noura Publishing
Novel
Bronze
Humairahku dan Ranah Minang
Salfia afriadi
Novel
Gold
Aku Tak Sempurna
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Bulan di Darah Awan
Affad DaffaMage
Novel
Selepas Hujan
Makrifatul Illah
Novel
Gold
Kanvas
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Sedang Tuhan pun Cemburu
Mizan Publishing
Novel
Gold
Saring Sebelum Sharing
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
Kisah Sepasang Sepatu
Melani Kartika Sari
Flash
SEMU
Melani Kartika Sari
Flash
Berisik
Melani Kartika Sari