Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Kisah Sepasang Sepatu
2
Suka
5,713
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku terdiam di ujung ruangan. Sebuah perdebatan sengit tengah terjadi antara seorang anak dan ayahnya. 

"Aku tidak ingin mengikuti jejak papa. Aku tidak ingin menjadi dokter!" teriak anak muda itu.

"Hei! Papa yang membesarkanmu, papa ingin Kamu jadi orang!" teriak sang ayah dengan nada tak kalah tinggi.

"Tapi aku enggak suka Pa jadi dokter!" 

"Tapi kalau Kamu menjadi dokter, masa depanmu cerah. Koneksi papa banyak, circlemu orang-orang kaya dan berpendidikan. Tidak seperti teman-temanmu yang hobi naik gunung itu. Buang-buang waktu, tidak memikirkanmasa depan!" ceramah sang ayah.

"Enggak ada yang salah dengan naik gunung Pa. Enggak ada hubungannya dengan keinginan Papa menjadikanku seorang dokter!" bela si anak.

"Pokoknya papa ingin Kamu jadi dokter dan berhenti naik gunung! Titik!" kata sang ayah sambil berjalan ke arahku.

Dipungutnya diriku dengan kasar lalu beranjak keluar ruangan.

"Pa, mau dibawa kemana sepatu gunungku?!" teriak si anak sambil berlari mengejar ayahnya. Namun sang ayah tak menghiraukannya dan menutup pintu dengan kasar. Brakk!.

Dilemparkannya aku ke sebuah tong sampah di halaman rumah. Aku berbaur dengan onggokan sampah yang berbau busuk. Anyir.

Beruntung tak lama kemudian seseorang datang memungutku. Aku tak kenal wajahnya. Lusuh dan tua. Dimasukkannya aku ke gerobak tua.

"Nak, Bapak dapat rejeki. Bapak dapat sepatu bagus ini!" seru bapak tua itu begitu sampai di rumahnya. Berlari seorang anak laki-laki dengan tergopoh-gopoh mendatangi lelaki tua itu. 

Diriku sedang dilihat dengan takjub olehnya. "Wah, bagus banget ini Pak!". serunya girang.

"Bapak dapat dari mana? Pasti mahal ini. Bagus banget!" ucapnya dengan mata mengerjap-ngerjap takjub.

"Bapak menemukannya waktu mengais sampah di perumahan para orang kaya." jelas lelaki tua itu.

"Coba pakailah." lanjut bapak tua itu tak kalah gembira.

"Kebesaran Pak, hahaha...tapi enggak apa-apa, aku suka, kebetulan sepatuku juga sudah sobek. Nanti biar kucarikan kain untuk menyumpalnya di bagian depan, biar pas sama kakiku." jawab anak laki-laki itu dengan mata berbinar-binar.

Aku terenyuh. Ternyata tidak semua orang memiliki pilihan dalam hidupnya. Hadapi saja, syukuri. Hidup akan lebih indah karenanya.

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Kisah Sepasang Sepatu
Melani Kartika Sari
Novel
Lelaki Pilihan Surga
Jane Lestari
Novel
Bronze
Lika liku cinta yang sejati
habsyi ²
Flash
Bronze
Aku Ini Hanyalah Titisan Adam
Bisma Lucky Narendra
Novel
Bronze
Sekisah tentang Mualim dengan Fatimah
Andriyana
Novel
Bronze
Syariat Cinta
YF Rijal
Novel
Gold
Secangkir Teh dan Sepotong Ketupat
Mizan Publishing
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Novel
Gold
KHADIJAH:PEREMPUAN TELADAN SEPANJANG MASA (REPUBLISH)
Mizan Publishing
Novel
Gold
Para Penentang Muhammad Saw
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Undangan Misterius Kazumi Untuk Hiroshi
Hadis Mevlana
Flash
LUPA
Vitri Dwi Mantik
Novel
Gold
Terapi Shalat Tahajud
Noura Publishing
Novel
Gold
Pernikahan Impian
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Unaisil Gadis Santri Itu
ahmad kholil | @KholilAhmad
Rekomendasi
Flash
Kisah Sepasang Sepatu
Melani Kartika Sari
Flash
SEMU
Melani Kartika Sari
Flash
Berisik
Melani Kartika Sari