Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Kisah Sepasang Sepatu
2
Suka
5,699
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku terdiam di ujung ruangan. Sebuah perdebatan sengit tengah terjadi antara seorang anak dan ayahnya. 

"Aku tidak ingin mengikuti jejak papa. Aku tidak ingin menjadi dokter!" teriak anak muda itu.

"Hei! Papa yang membesarkanmu, papa ingin Kamu jadi orang!" teriak sang ayah dengan nada tak kalah tinggi.

"Tapi aku enggak suka Pa jadi dokter!" 

"Tapi kalau Kamu menjadi dokter, masa depanmu cerah. Koneksi papa banyak, circlemu orang-orang kaya dan berpendidikan. Tidak seperti teman-temanmu yang hobi naik gunung itu. Buang-buang waktu, tidak memikirkanmasa depan!" ceramah sang ayah.

"Enggak ada yang salah dengan naik gunung Pa. Enggak ada hubungannya dengan keinginan Papa menjadikanku seorang dokter!" bela si anak.

"Pokoknya papa ingin Kamu jadi dokter dan berhenti naik gunung! Titik!" kata sang ayah sambil berjalan ke arahku.

Dipungutnya diriku dengan kasar lalu beranjak keluar ruangan.

"Pa, mau dibawa kemana sepatu gunungku?!" teriak si anak sambil berlari mengejar ayahnya. Namun sang ayah tak menghiraukannya dan menutup pintu dengan kasar. Brakk!.

Dilemparkannya aku ke sebuah tong sampah di halaman rumah. Aku berbaur dengan onggokan sampah yang berbau busuk. Anyir.

Beruntung tak lama kemudian seseorang datang memungutku. Aku tak kenal wajahnya. Lusuh dan tua. Dimasukkannya aku ke gerobak tua.

"Nak, Bapak dapat rejeki. Bapak dapat sepatu bagus ini!" seru bapak tua itu begitu sampai di rumahnya. Berlari seorang anak laki-laki dengan tergopoh-gopoh mendatangi lelaki tua itu. 

Diriku sedang dilihat dengan takjub olehnya. "Wah, bagus banget ini Pak!". serunya girang.

"Bapak dapat dari mana? Pasti mahal ini. Bagus banget!" ucapnya dengan mata mengerjap-ngerjap takjub.

"Bapak menemukannya waktu mengais sampah di perumahan para orang kaya." jelas lelaki tua itu.

"Coba pakailah." lanjut bapak tua itu tak kalah gembira.

"Kebesaran Pak, hahaha...tapi enggak apa-apa, aku suka, kebetulan sepatuku juga sudah sobek. Nanti biar kucarikan kain untuk menyumpalnya di bagian depan, biar pas sama kakiku." jawab anak laki-laki itu dengan mata berbinar-binar.

Aku terenyuh. Ternyata tidak semua orang memiliki pilihan dalam hidupnya. Hadapi saja, syukuri. Hidup akan lebih indah karenanya.

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Kisah Sepasang Sepatu
Melani Kartika Sari
Novel
Gold
Pajak Itu Zakat
Mizan Publishing
Skrip Film
Gejolak Remaja
Rosidawati
Novel
Bronze
Temaram: Ada Cinta di Balik Cinta!
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Akulah Sity Maryam Indonesia
Donto Hade
Novel
Gold
Aku Tak Sempurna
Mizan Publishing
Flash
Saatnya Memohon Ampunan Tuhan
Agung Satriawan
Novel
Bronze
Kita Bertemu di Korea
LeeNaGie
Novel
Gold
Semesta Cinta
Noura Publishing
Novel
Bronze
Promise You
Elisa Fitria
Novel
Bukan Ayat-ayat Cinta
Nikmatul Choeriah
Novel
Gold
Hanya dengan Mengingat-Mu, Aku Tenang
Mizan Publishing
Novel
Titik Minus
Lulu el Ulum
Flash
Bronze
Ada Anak Bertanya Pada Ibunya
Ari S. Effendy
Novel
Bronze
Wellang
Hadis Mevlana
Rekomendasi
Flash
Kisah Sepasang Sepatu
Melani Kartika Sari
Flash
Berisik
Melani Kartika Sari
Flash
SEMU
Melani Kartika Sari