Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Yang Berubah dari Waktu
4
Suka
5,413
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Halo Nin..” itu suara Andy. Suara yang sangat aku kenal.

“Halo, Andy?”

“Gimana kabarmu sekarang?” tanyanya kemudian.

“Baik. Kamu sendiri?”

“Baik juga. Tapi buruk karena nggak ada kamu disini.”

Aku jadi merasa bersalah dan tertawa pasrah. “Biasanya ada orang yang selalu cerewet kan.”

“Ya, dan nggak ada korban keusilanku lagi.”

 

Aku menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya untuk menelpon Andy kali ini. Hanya membahas hal-hal yang biasa kita lakukan berdua. Ah, mengapa manusia tak pernah jujur pada hati mereka ketika rindu sedang melanda.

Aku kembali mengingat tiap kisah yang pernah terjadi. Kebersamaan yang dulu biasa saja, menjadi sangat canggung sekarang. Bahkan jarak sangat nakal mempermainkan kita karena tahu akan ada jeda dalam tiap pertemuan nanti. Aku mengerjap, menyadari waktu yang terus berlalu.

Sedetik, semenit, sehari dan setahun. Kita terpisah selama itu. Dan hari ini memasuki tahun kedua, jarak masih setia menemani. Menetap pada ketidakpastian tentang waktu....yang tak lagi mempertemukan kita.

Bukan karena tak ada lagi kita, tapi karena ada seseorang yang kini bersamanya. Sedangkan aku masih memilih untuk menyendiri. Sepertinya semua itu menjadi perpaduan yang tak menguntungkan bagi hatiku. Jarak dan ‘dia’ yang lain. Walaupun memang tidak pernah ada kita yang lebih dari sahabat. Hanya saja kita—atau mungkin hanya aku yang merasakannya—terikat satu sama lain dan tak jujur pada diri sendiri. Ah, apa ini juga sebatas pemikiranku saja? Atau kita hanya merasa nyaman berada di zona itu.

Aku menghela napas berat. Sedikit menyadarkan diri bahwa kita hanya sahabat..dan tak lebih dari itu. Aku setuju dengan pepatah yang mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan takkan pernah bisa bersahabat. Tak kan pernah.

Memang, dulu aku tak pernah menjadi yang nomor satu—setidaknya dalam tiap sapaannya—aku selalu terapalkan dengan irama yang indah. Aku selalu jadi tempatnya berkeluh kesah. Sekarang? Jangankan bertegur sapa lewat telpon, yang dia tanyakan hanya pertanyaan sama yang menurutku hanya basa-basi semata. “Kapan pulang?” Aku berharap kalimatnya berakhir dengan, “cepat kembali dan jangan pergi lagi. Aku mohon.”

Hanya sebuah kalimat yang ingin aku dengar yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan harapanku. Namun, yang namanya harapan ya memang tinggal harapan. Aku tak pernah berharap lebih dari itu. Entahlah, sebenarnya apa yang aku rasakan terhadapnya sungguh rumit.

           Aku menatap foto di atas meja. Potret tiga orang manusia yang sedang tertawa bersama. Aku, dia, dan gadis pujaannya. Lalu semua kenangan kembali menyeruak. Andai saja, aku memberanikan diri untuk mengungkapkan semua perasaanku. Mungkin akhirnya tak akan seperti ini. Aku tahu, aku tak harus memulai apapun.

Sebagian diriku menenangkan, mereka belum benar-benar mengikrarkan sebuah janji. Masih ada kesempatan untuk berada di posisi gadis itu. Tapi pikiran realistisku mengambil alih, bagaimana kalau saja aku berhasil. Apakah yang aku rasakan akan sama padanya.  Dalam bentuk apapun itu, rasa suka dan sedih akan berlalu seiring berjalannya waktu.

Dan kini aku hampir kehabisan waktu....untuk menjadi yang paling jujur pada diri sendiri. Tentang perasaan ini. Serta waktuku untuk mengenang semuanya kini telah usai. Waktu memang tak pernah salah, karena yang berubah darinya adalah ‘kita’.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Yang Berubah dari Waktu
Isna Hartatik
Novel
Gold
Burung Terbang di Kelam Malam
Bentang Pustaka
Flash
Sumur di Depan Mata
Keisha G.
Flash
KARAM
Rolly Roudell
Flash
Bronze
Tiket Mahal Say!
Emma Kulzum
Novel
The Liar and His Flower
Sf_Anastasia
Novel
Bronze
Kalam Kalam Cinta
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Behind the Tears
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Egoisme adalah altruisme
Grimmer
Novel
Bronze
Love Scalpel
Shigeyuki Zero
Novel
I'm a Writter, Not an Actress
meoteaas
Novel
Bronze
Two Promises
Meriam Ester Lita Dumais
Novel
(Un)Privilege
Anindita Putri T
Novel
Bronze
Antagonis Touch
Redfile
Novel
Bronze
Bath Salt
Laskara Janu
Rekomendasi
Flash
Yang Berubah dari Waktu
Isna Hartatik