Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Pagi itu, aku dan teman-teman berinisiatif untuk membungkus beberapa hadiah yang kami siapkan karena teman kami memenangkan lomba olimpiade fisika.
"Jok, sinio sek ya. Aku sama anak-anak lain mau ngasih kamu sesuatu," kataku dengan wajah penuh harap.
"Halah, jangan bilang ini cuman prank. Aku kebal udahan sama prank kalian," jawabnya dengan wajah sebal.
"Hidih, liat dulu dong."
"Halo Joko, selamat ya. Kamu udah menangin lomba fisika. Ini ada hadiah buat kamu Jok, dibuka ya Jok."
Salah satu teman memberi hadiah sambil tersenyum manis.
"Walah, beneran dapet hadiah yo aku? Kok tumben se?" Tanyanya sumringah.
"Udah cepet buka, biar tau isinya apa."
Joko menaruh tas, lantas merobek kertas kado yang kami buat dari koran. Ia bingung melihat ada beberapa kotak yang jika dibuka, tersimpan kotak-kotak lain. Joko membuka isi pertama kotak itu.
"Loh alah, sandal japit 10. 000 an? Walah, ngga modal blas. Aku ya punya di rumah ta rek," ucapnya sebal sambil sedikit tertawa.
"Heh, lek dikasih tu ya terimakasih. Sandal japit e iku legend lo Jok. Kapan lagi aku ngasih hadiah sandal japit," kata Ranti tertawa terpingkal-pingkal.
"Yaweslah, makasih ya Ran. Lumayan lah, gae hadiah e adikku," Joko tertawa. Ia pun mulai membuka kotak ke dua.
"Lah dalah? Iki malah bawang putih ambek bawang merah? Isine mek 4 pisan?!" Tanyanya sambil geleng-geleng kepala.
"Loh ya lumayan ta Jok. Iki bawang e wes tak kupas, lumayan dibuat bahan masak Jok. Ibumu jadi ngga ngupas i lagi." Aku serta 3 temanku yang lain tertawa.
"Halah, males rek. Iki pasti hadiah e ga genah maneh," ujarnya sebal.
"Loh, itu namanya ngga ngehargai Jok. Ayo to, dibuka aja ya," Aku tertawa dengan penuh harap. Joko menghembuskan nafas panjang, ia pun pasrah dan membuka kado selanjutnya.
"Sek, Iki mek tali rafia ta rek? Isi ne mek tali rafia? Oalah, hadiah opo iki," katanya sembari tertawa.
"Loh epik Iki hadiah e Jok. Nemu ndek rumah aku," kata Sintia tertawa.
"Oalah, sak umur-umur aku ga pernah dapet hadiah ngene iki lo rek. Ancen aneh-aneh ae kamu iki rek. Tapi, makasih lo rek," kata Joko tersenyum.
Tiba-tiba dari arah selatan, beberapa temanku masuk dan membawa sebuah papan ujian dengan lumpia diatasnya serta korek api yang menyala.
"Rek, aku terharu, makasih lo. Hadiah paling emboh ini. Biasane dikasih kue tar, ini malah lumpia mek 1 lagi. Oalah, padahal aku ga ulang tahun," katanya.
"Gapapa Jok, ulang tahunmu kan besok. Jadie, iki sekalian Jok. Oh Iyo Jok. Ada satu lagi hadiah buat kamu," kata temanku.
"Ini Jok, sapu seng paling kamu cintai ndek kelas. Tadi aku wes minta ijin biar kamu bawa. Terus Bu Guru setuju."
Kami semua pun tertawa dan merekamnya untuk dijadikan kenangan bersama. Sedangkan Joko tertawa kecil sembari menghembuskan nafas panjang dan mengelus dadanya.