Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
MENOLAK RASA
5
Suka
5,676
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Aku sudah bilang, JANGAN PERNAH MENJELEK-JELEKKAN BUNDAKU!!” Aku berteriak hingga batas maksimal pita suara. Bahkan seluruh tubuh seketika memanas, tangan yang mengepal pun ikut bergetar.

“Perempuan itu telah merebutmu dari Mamah, dia pantas mendapatkannya!” balas Mamah setengah berteriak. Tidak ada penyesalan atas kalimatnya barusan, yang tampak hanya ekspresi pembelaan.

“Pantas!? Heh….” Kepala menggeleng dan mimik meremehkan keluar tanpa diperintah. Aku cukup geli dengan kata-kata perempuan yang melahirkanku itu. “Lihat dirimu, Ibu macam apa yang tidak pernah mencari anaknya?”

“Dira kamu harus tahu alasan Mamah.” Volumenya hampir tidak terdengar sama sekali. Itu lebih mirip, lirihan.

“Aku tidak peduli, dia Bundaku dan kamu bukan siapa-siapa bagiku!”

Aku berlalu dengan amarah yang masih menyulut. Perempuan tua itu memang Ibu kandungku, tapi tujuh tahun lebih ia diam tanpa pernah mencari. Ia selalu mengatakan Bunda telah mencuriku dan tidak memperbolehkannya menemuiku. Itu sangat klasik bukan? Dunia bagian mana yang mampu melarang seorang ibu bertemu anaknya? Ini sungguh tidak masuk akal. Dasar perempuan gila!

Semenjak tidak bisa bertemu Bunda lagi, hari-hariku semakin terasa pahit. Aku sengaja memilih tinggal dengan Bibi, agar Mamah sadar bahwa tidak akan pernah ada cinta untuknya dariku. Mungkin semesta berharap dendam ini segera usai, namun tidak bagiku.

“Astaga! Di mana ponselku?” Langkah terhenti sejenak. Kedua tangan mulai meraba saku celana, tapi tidak menemukan apa-apa. “Pasti tertinggal di dapur,”  yakinku dan bergegas memutar haluan.

Dendam sudah terasa mantap, mata sinis sudah terpasang dengan sigap, dengan dagu yang sedikit terangkat, badan pun ikut menegap. Tiba-tiba langkahku berganti lemah, buku-buku tangan berkeringat, seluruh tubuh terasa dingin dan menggigil. Sial perempuan itu malah menangis sambil memukuli dadanya. Ahhh… mengapa rasanya sangat ngilu dan sakit? Tanganku seakan ingin bergerak memeluknya. Rasa iba dan kebencian saling bergejolak untuk memenangkan pertandingan. Perasaan menjengkelkan seperti apa ini? Lihat dia menangis tanpa suara! Isak tercegat di tenggorokan, sudah bisa dipastikan, hatinya terluka sangat dalam dan keterlaluan.

“TIDAK! Aku tidak peduli dengan perempuan gila itu,” umpatku dalam hati. Akar pahit memenangkan garis finishnya.  Aku berlari menolak rasa cinta yang ternyata mulai tumbuh dalam jiwa.

-TAMAT-

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@rudiechakil : Makasih☺
Wow... Dark banget nihh 😱
Rekomendasi dari Drama
Flash
MENOLAK RASA
Senna Simbolon
Novel
Bronze
Ada Cinta di Rinjani (Buku Pertama)
Khairul Azzam El Maliky
Cerpen
Bianglala Langit Abu-abu
Almira
Novel
Bronze
PELANGI TANPA WARNA
Mahfrizha Kifani
Skrip Film
Skrip pertama dari hati untuk mimpi
UBI Master
Cerpen
Bronze
AKU YANG KAMU LEPASKAN
Neng Neng
Novel
Bronze
Apakah Aku Waras?
Maria Ulfa
Novel
Aku Cinta Kamu
Viola khasturi
Novel
Sacred Promised
Dudun Parwanto
Novel
Gold
KKPK Me and My Cute Cat
Mizan Publishing
Novel
Topeng: Macam-macam Kepalsuan
Tira Riani
Novel
Best Friend
William Oktavius
Novel
Gold
Dear Prudence
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Our Story
Arinaa
Novel
Bronze
Terima Kasih Sudah Menjadi Adik Perempuanku
Mario Matutu
Rekomendasi
Flash
MENOLAK RASA
Senna Simbolon
Novel
Putih Yang Menyamar Hitam
Senna Simbolon
Novel
Sepi dan Emosi
Senna Simbolon
Novel
Batak Pride
Senna Simbolon
Flash
DI BALIK KEBUTUHAN
Senna Simbolon
Skrip Film
LANDAK TANPA PERSAHABATAN
Senna Simbolon