Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
MENOLAK RASA
5
Suka
5,698
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Aku sudah bilang, JANGAN PERNAH MENJELEK-JELEKKAN BUNDAKU!!” Aku berteriak hingga batas maksimal pita suara. Bahkan seluruh tubuh seketika memanas, tangan yang mengepal pun ikut bergetar.

“Perempuan itu telah merebutmu dari Mamah, dia pantas mendapatkannya!” balas Mamah setengah berteriak. Tidak ada penyesalan atas kalimatnya barusan, yang tampak hanya ekspresi pembelaan.

“Pantas!? Heh….” Kepala menggeleng dan mimik meremehkan keluar tanpa diperintah. Aku cukup geli dengan kata-kata perempuan yang melahirkanku itu. “Lihat dirimu, Ibu macam apa yang tidak pernah mencari anaknya?”

“Dira kamu harus tahu alasan Mamah.” Volumenya hampir tidak terdengar sama sekali. Itu lebih mirip, lirihan.

“Aku tidak peduli, dia Bundaku dan kamu bukan siapa-siapa bagiku!”

Aku berlalu dengan amarah yang masih menyulut. Perempuan tua itu memang Ibu kandungku, tapi tujuh tahun lebih ia diam tanpa pernah mencari. Ia selalu mengatakan Bunda telah mencuriku dan tidak memperbolehkannya menemuiku. Itu sangat klasik bukan? Dunia bagian mana yang mampu melarang seorang ibu bertemu anaknya? Ini sungguh tidak masuk akal. Dasar perempuan gila!

Semenjak tidak bisa bertemu Bunda lagi, hari-hariku semakin terasa pahit. Aku sengaja memilih tinggal dengan Bibi, agar Mamah sadar bahwa tidak akan pernah ada cinta untuknya dariku. Mungkin semesta berharap dendam ini segera usai, namun tidak bagiku.

“Astaga! Di mana ponselku?” Langkah terhenti sejenak. Kedua tangan mulai meraba saku celana, tapi tidak menemukan apa-apa. “Pasti tertinggal di dapur,”  yakinku dan bergegas memutar haluan.

Dendam sudah terasa mantap, mata sinis sudah terpasang dengan sigap, dengan dagu yang sedikit terangkat, badan pun ikut menegap. Tiba-tiba langkahku berganti lemah, buku-buku tangan berkeringat, seluruh tubuh terasa dingin dan menggigil. Sial perempuan itu malah menangis sambil memukuli dadanya. Ahhh… mengapa rasanya sangat ngilu dan sakit? Tanganku seakan ingin bergerak memeluknya. Rasa iba dan kebencian saling bergejolak untuk memenangkan pertandingan. Perasaan menjengkelkan seperti apa ini? Lihat dia menangis tanpa suara! Isak tercegat di tenggorokan, sudah bisa dipastikan, hatinya terluka sangat dalam dan keterlaluan.

“TIDAK! Aku tidak peduli dengan perempuan gila itu,” umpatku dalam hati. Akar pahit memenangkan garis finishnya.  Aku berlari menolak rasa cinta yang ternyata mulai tumbuh dalam jiwa.

-TAMAT-

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@rudiechakil : Makasih☺
Wow... Dark banget nihh 😱
Rekomendasi dari Drama
Novel
KPR (Kapan Pindah Rumah?)
Annisa Diandari Putri
Flash
MENOLAK RASA
Senna Simbolon
Novel
Rayla
Rivaldi Zakie Indrayana
Novel
Bronze
Janji palsu ayah anakku
Suci maisarah
Flash
Bronze
Perjalanan Mengunjungi Sahabat
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
in my delusion
Nadia Nurulaini
Novel
15th VOLTAGE
Indah Dwi Y
Novel
Cerita dari Ankara
Syafi'ul Mubarok
Cerpen
Kisah Andini
Duna Izm
Novel
Bronze
Kaligrafi untuk Sabrina
Bisma Lucky Narendra
Novel
METTA
Renata yohana nurak
Novel
Bronze
Balada Sepasang Kekasih Gila
Han Gagas
Novel
Gold
PBC Nyanyian Anak Garuda
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Bus Kota Warna Merah (Cerpen Pilihan Editor#1)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Teratai di Atas Bukit
Justang Zealotous
Rekomendasi
Flash
MENOLAK RASA
Senna Simbolon
Flash
DI BALIK KEBUTUHAN
Senna Simbolon
Novel
Sepi dan Emosi
Senna Simbolon
Novel
Batak Pride
Senna Simbolon
Novel
Putih Yang Menyamar Hitam
Senna Simbolon
Skrip Film
LANDAK TANPA PERSAHABATAN
Senna Simbolon