Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
PEREMPUAN BISU
12
Suka
5,588
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ribuan kata melayang memenuhi udara di dalam Bar. Ada yang jelas, lugas, ada yang sayup, seperti bisikan.

Bising. Semuanya tak mau kalah. Yang satu bicara, yang lain mendengarkan. Mereka berpindah peran silih berganti.

Seandainya aku bisa meredam kebisingan. Seandainya aku bisa hidup dalam kesunyian. Seandainya aku bisa memilih apa yang hendak aku dengar, dan apa yang tidak. Tak perlu bicara, tak perlu mendengarkan, tak perlu dipahami, tak juga memahami.

Semua itu mustahil, kata seseorang, itu melawan sifat alami manusia, katanya.

Orang itu pernah bilang kepadaku, tak ada yang tak ingin dipahami di dunia ini. Semua ingin didengarkan. Burung-burung yang berkicau di pagi hari, anjing menyalak, kucing mengeong, ibuku dulu mengomel hampir tiap pagi, dan begitulah caranya berkomunikasi (sekarang peran itu digantikan istriku).

Bukankah di zaman sekarang hantu pun ingin didengarkan? Sering aku melihat di acara mistis tengah malam, hantu mencurahkan isi hati, ingin agar manusia memahami mereka. Ada juga manusia yang percaya bahwa tanah yang subur atau justru bencana adalah cara alam berkomunikasi dengan manusia.

Semua ingin dipahami. Semua ingin didengarkan. Kukira, sudah waktunya aku mengikuti arus, membiarkan dorongan alam bekerja dalam diriku. Aku juga ingin mencurahkan hatiku, tapi kepada siapa?

Tiada teman, tiada rekan, aku juga sudah lama jauh dari Tuhan. Pernah beberapa kali aku mencurahkan isi hati kepada pohon bunga kamboja di pinggir jalan (hanya saat sekeliling sedang sepi, bagaimanapun aku enggan disangka gila).

Sampai aku tahu ada tempat bernama Bar. Sebuah tempat paduan suara. Dan akan selalu ada telinga yang siap mendengarkan, sengaja maupun tidak.

Satu gelas. Dua gelas, kuteguk. Pendorong agar aku percaya diri. Perempuan itu bisu, tapi tidak tuli. Dia yang membuatkan minuman. Kuperhatikan, pengunjung yang lain kerap mengabaikannya, aku hampir tak pernah melihat ada seseorang mencurahkan isi hati atau uneg-uneg di depan dia, mungkin sebab tak ada respons.

Namun aku bukannya butuh respons, aku cuma butuh pengganti tanaman kamboja. Aku cuma mau ada yang mendengarkan segala keluh kesah yang puluhan tahun nyangkut di kepala. Tiga hari berturut-turut, setiap malam aku mampir, duduk di hadapannya, bercerita dari A sampai Z. Awalnya rapi, lama-kelamaan acak, suka-suka saja alur dan temponya.

Meskipun ada bagian yang agaknya tak seharusnya kukatakan, aku cuek saja, toh kami tak saling kenal. Mulutnya terus mengatup, hanya alisnya yang bereaksi, raut wajahnya, senyum atau murungnya, anggukannya. Itu-itu saja.

Hampir sebulan lamanya aku absen. Aku kembali lagi setelah beberapa lama. Perempuan bisu itu masih ada di sana. Aku bercerita tentang perceraianku dengan mantan istri beberapa waktu lalu. Seingatku, aku menangis. Sedikit. Tangannya cuma menepuk-nepuk lenganku. Sebentar.

Besoknya aku kembali lagi, aku ceritakan apa yang terjadi di kantor siang tadi. Wajahku sedih saat aku katakan ada pohon kamboja yang ditebang sore tadi.

"Ceritakan yang lain, cerita itu sudah kamu ceritakan kemarin."

Gelas kosong di tangan jatuh dari genggaman. Malam itu aku tahu, dia tidak bisu.

"Maaf kemarin-kemarin aku berbohong. Ini pun aku terpaksa ngomong. Aku cuma mau kamu paham, kalau aku sudah bosan dengar cerita yang sama berulang-ulang. Ada cerita yang lain?"

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
makasih udah mampir kak Ayla!
twist ending 👍
@lirinkw makasih Mbakkkkkk
baguuusss
terima kasih, Kakak Kucing Imut @rafaelyanuar
Cara bertutur Kakak halus sekali, tidak berusaha memuntir alur di akhir kisah, tapi puntirannya tetap terasa—dan aku yakin akan bertahan lama di benak pembaca. Aku selalu merasa bahwa FF adalah "wilayah abu-abu" yang mewakili prosa dan puisi sekaligus. FF Kakak, menurutku, adalah contoh yang bagus untuk mewakili "perasaan" itu.
Rekomendasi dari Drama
Flash
PEREMPUAN BISU
KUMARA
Flash
Bronze
Satu-satunya Teman
Noveria Retno Widyaningrum
Novel
Rayla 2.0 Side A (Catatan 2017-2019)
Rivaldi Zakie Indrayana
Novel
Bronze
CHRISTABEL QUEENZA
Basmalahku
Flash
Bronze
Kucing Kelas
Fatimah Ar-Rahma
Novel
Dibuat Jatuh Cinta Kembali
J U N E
Novel
Love Secret
fatimatuz zahro
Novel
Sunshine (Ketulusan, Cinta & Pengorbanan)
Widhi ibrahim
Flash
Sakit
Dwi Kurnialis
Novel
Landak yang Tenggelam
Arief Pramudya
Novel
Bronze
Lukisan Tiara
wdya
Flash
Kutitip Rindu
madiani_shawol
Flash
SETENGAH PRIA SETENGAH WANITA
DENI WIJAYA
Flash
Engklek
Syafira Muna
Novel
BENANG TAKDIR
Ira A. Margireta
Rekomendasi
Flash
PEREMPUAN BISU
KUMARA
Novel
Bronze
OBSESI
KUMARA
Novel
Bronze
BETTER HALF
KUMARA
Novel
Bronze
SATU-SATUNYA CINTA
KUMARA
Novel
Bronze
LOVELESS
KUMARA
Novel
Bronze
Sampai Jumpa, Cinta Pertama
KUMARA
Novel
Bronze
SUAMI DARI SURGA
KUMARA
Novel
Bronze
DURHAKA (KUTUK dan SENGSARA)
KUMARA
Novel
Bronze
CRAZY FOR LOVE
KUMARA
Novel
Bronze
KASTURI DALAM SANGKAR
KUMARA
Novel
Bronze
CERITA HUJAN KOTA KEMARAU
KUMARA
Novel
Bronze
PASUTRI SERATUS HARI
KUMARA
Novel
Bronze
LOVE AFFAIR
KUMARA
Novel
Bronze
DUNIA CEWEK!
KUMARA
Novel
Bronze
JALAN BUNTU
KUMARA