Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Kopi Latte
2
Suka
5,515
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Aku mencintai dia!” Hampir suaraku membuat pekak telinga Sisil. Karena keegoisanku, yang tidak mau mendengar masukannya. Aku tahu, posisiku sangat terjepit. Di desak oleh hatiku yang meronta ingin memilikinya. Padahal, aku sangat menyadari ia sudah ada yang punya.

Di kafe milik Sisil ini, aku tengah membuatnya klimpungan dengan teriakanku. Sisil mengalah. Namun, ia sudah merasa memperingatkanku.

“Ingat, Re. Dia itu tidak pantas kamu dekati. Dia itu ..,”

“Cukup, Sil. Aku permisi! Selamat malam!” Aku berlalu meninggalkan kafe Sisil. Sebelum Sisil menyelesaikan kalimatnya. Kafe yang mempertemukanku dengan sosok tampan itu. Pradana. Aku jatuh cinta pada Pradana.

Pradana sering minum kopi latte di sana. Menurut cerita Sisil. Ia biasa memesan Croisant coklat sebagai pelengkapnya. Sejak itu Aku memang sering melihat Pradana pada jam yang sama. Sepertinya ia sepulang kerja.

Hingga aku benar-benar tahu oleh mataku sendiri saat itu. Aku lari kepeda Sisil dan menangis meraung. Sungguh tidak menduga dengan apa yang sudah kulihat.

“Sudahlah, Re. Biar dia pergi,” begitu kata Sisil, sambil mengusap airmataku.

“Tapi, aku sudah terlanjur mencintai dia, Sil.”

“Tetapi dia, dia sudah beristri, Rere,” suara Sisil meninggi, karena hatiku dan kepalaku sudah membatu. Tidak mau tahu. Aku hanya diam. Aku awalnya menyukai pandangan pertama dengannya.

Pria dewasa yang berpenampilan sangat rapi dan menawan. Dengan berbalut kemeja kerja yang digulung hingga sikunya. Kerahnya yang terbuka, berbekas dasi yang sudah ditanggalkan. Agak menampakkan sedikit bulu dadanya. Di depannya secangkir kopi latte dan satu buah Croisant coklat. Ia sendiri berkacamata. Dan fokus kepada ponselnya.

“Aku, Rere,” aku memperkenalkan diriku. Meski masih canggung dan hati berdebar. Berbeda dengannya, yang sangat tenang dan wibawa. Mungkin karena ia tengah berhadapan dengan anak kuliahan sepertiku. Jadi tidak ambil pusing dengan rasa hati yang gemetaran ketika di depan wanita.

Aku hanya bisa menyendiri kini. Karena aku sudah tidak mau bertemu dengannya. Karena kejadian itu membuatku kaget sekaligus terpukul. Kulihat sendiri, kalau ia janjian dengan istrinya di kafe Sisil.

Lebih membuatku hancur. Ia menyebutku adalah partner kerjanya. Lalu kami sama-sama memesan minum yang sama, tiga Kopi Latte. Sekalian. Istrinya yang memesan.

Sungguh luar biasa sakit yang kurasa. Begitu yakin akan memilikinya. Pria yang sudah beristri. Meski kumencintainya, aku akan melupakannya.

“Aku mencintai dia, Sil.” Suaraku melemas. Dan aku mulai pasrah.  

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Kopi Latte
wdya
Novel
Without You
Safina
Novel
KALA SENJA
R. R. Danasmoro
Novel
TIMUN EMAS, TERASI, DAN RAKSASA
zae_suk
Novel
Bronze
Sesunyi Denting yang Memekik Lirih
Utep Sutiana
Novel
Bronze
The Idol's Love
delV
Novel
Bronze
Diandra
Galih Aditya Mulyadi
Novel
Gold
Begins
Noura Publishing
Novel
Bronze
Sweeter Than Coffe
Shafa Maurrizka
Novel
Bronze
Teman Kontrak
Wardatul Jannah
Novel
Gold
To You
Noura Publishing
Novel
Bronze
EVERYDAY IS CHOCOLATE
Febilia revidawati pane
Novel
Gold
Luka Dalam Bara
Noura Publishing
Flash
Mama Idaman
Delia Angela
Novel
Buku Harian Fajar
Ahmad Redho Nugraha
Rekomendasi
Flash
Kopi Latte
wdya
Novel
Jepit Rambut Patah
wdya
Novel
Bronze
Lukisan Tiara
wdya