Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Dia
2
Suka
5,625
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Lebih dari lima tahun sejak dia datang ke mari, sudah menggunung hal yang telah dia rubah dalam diri nyawa manusia, entah pikiran, perasaan, maupun sifat. Seharusnya aku memang harus mengerti, apa yang membawa tawa berseri pasti akan membawa luka yang tiada henti. Perasaan ini terlalu banyak bekerja sampai-sampai aku lupa kalau ada logika yang harus kupertimbangkan kehadirannya. 

Aku tahu aku bodoh. Aku masih saja bertahan saat dia sedang memanfaatkan. Masih tetap diam ketika dia dengan sengaja membungkam. Masih melihat saat dia sedang berbuat nekat. Tapi harus seperti apa lagi? Aku yang menginginkannya.

Sebelum bertemu dengan dia, aku selalu dipaksa luluh dengan kata mengeluh. Di paksa berhenti dengan alasan disakiti. Dipaksa menyerah karena telah kehilangan arah. Hingga akhirnya, dipaksa mati karena memang tak ada harapan lagi.

Aku masih mengingat hari itu, sebuah surat dengan tinta ‘merah’ yang telah aku tinggalkan menjadi satu-satunya harapan aku agar bisa dimaafkan. Tetapi bukannya kata maaf yang aku dapatkan, melainkan berbagai macam cemoohan yang banyak mereka layangkan.

Di tengah keheningan malam yang pekat, dia tiba-tiba mendekat dan membisikan sebuah kalimat yang membuatku langsung terpikat. Waktu yang singat tersebut telah berhasil membuatku memutuskan kalau dia adalah satu-satunya sosok yang bisa aku percaya dan andalkan.

Bersama dia, aku tak perlu menggunakan kalimat untuk mengungkapkan, berkata keras agar didengar ataupun menatap mata demi mendapat kepercayaan. Dia selalu bisa mengetahui, apa, kapan, di mana dan bagaimana diriku yang sebenarnya. Bersama dengannya, hari-hariku mendadak berwarna, di penuhi suka cita juga tawa bahagia.

Waktu demi waktu berlalu, hingga kini aku mengetahui sesuatu. Dia tidak seperti yang aku bayangkan, impikan maupun inginkan. Dia lebih dari yang ku ekspektasikan.

Dia berhasil membuatku terjebak hingga tidak bisa mengelak. Jika aku bergerak, saat itu pula tubuhku akan tergeletak. Aku ingin kembali sendiri seperti dulu, tak apa kalau memang harus luluh, menyerah atau pun berhenti, tapi jangan mati lagi. Tetapi dia malah bilang berhenti di posisi ini, dia yang membutuhkanku begitu pun sebaliknya.

Aku mencoba mencoba bertahan dengan iming-iming demi sebuah hati, namun sebagai gantinya hatiku sendiri lah yang hancur hingga tak berarti. Saat dia datang, aku pikir dia lah sumber utama kekuatanku, namun kini aku sadar, dia sumber kelemahanku.

“Hei, Di!”

Aku bepaling, mencari pusat suara yang telah berhasil menembus ruang imajinasiku. Pandangaku berhenti pada sosok perempuan dengan jas putih itu.

“Ingatlah, kalau ini diri kamu dan kamu yang berhak menjalani hidup ini, bukan orang yang kau ciptakan.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Ini Negeriku
R Fauzia
Flash
Dia
Michelia Rynayna
Novel
Bronze
Skenario Hazel
Niaclara
Novel
Bronze
Cala yang Berlubang
Nayaka Ashaki
Novel
Bronze
Aegis of Us
Arslan Cealach
Novel
Pelangi Merah Putih
Fevyannin Kivlanella Fathiaz
Novel
Bronze
Perempuan Ilalang
Mira Pasolong
Novel
Gold
Setrum Warsito
Bentang Pustaka
Flash
Kedinginan
Andriyana
Novel
Bronze
Code Phoenix
Arslan Cealach
Novel
Gold
Mau Minum Obat Seumur Hidup
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Cerita Tukang Sulap dan Ibu yang Mencari
Habel Rajavani
Novel
Bronze
Space
icitbilala
Novel
Bronze
Two Promises
Meriam Ester Lita Dumais
Novel
Rusuk Berbisik
yustine
Rekomendasi
Flash
Dia
Michelia Rynayna
Novel
AFEKSI
Michelia Rynayna
Novel
Unknown Husband
Michelia Rynayna
Novel
Kekasih Impian
Michelia Rynayna
Skrip Film
Tingkat Akhir -- Skrip(si)
Michelia Rynayna
Flash
Aku, Kamu dan Perahu
Michelia Rynayna