Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Ayo Ikut
4
Suka
5,603
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Senangnya, belum seminggu kami pindah rumah tapi aku sudah mendapat teman baru. Maria namanya. Meski seumuran, dia lebih kecil daripada aku. Rambutnya dikepang dua sepanjang pinggang. Maria terlihat seperti boneka karena dia selalu memakai baju ala tuan putri.

Rumahnya ada di ujung gang sana. Bangunan besar berlantai dua dengan pohon beringin rindang di halamannya.

Sama sepertiku, Mama dan Papa Maria sibuk bekerja. Kami jadi kesepian karena ditinggal di rumah sendirian. Sebenarnya ada kakak pengasuh di rumah, tapi kakak itu lebih sering mengasuh handphone daripada aku. Bahkan kakak pengasuhku sama sekali tidak tahu kalau aku keluar rumah diam-diam untuk main ke tempat Maria.

Aku masuk lewat celah kecil pada pintu pagar yang tidak terkunci. Berlari ke halaman samping rumah Maria, tempat biasanya kami bermain boneka.

Langkah kakiku terhenti melihat keramaian di depan mata. Ada banyak anak di sana, perempuan semua. Mereka memakai baju tuan putri seperti Maria.

“Ah, Luna!” panggil Maria sambil berlari menghampiriku.

“Um, mereka siapa?” tanyaku malu-malu.

“Teman-temanku, ayo aku kenalin.” Maria berujar riang. “Itu Mina, Desi, dan Clara.”

Maria beralih ke teman-temannya lalu memperkenalkanku. “Ini teman yang kuceritakan, Luna.”

Anak yang bernama Ddesi menghampiriku. “Hai.”

Aku mengulurkan tangan untuk bersalaman, seeprti yang diajarkan ibu guru di sekolahku. Desi terlihat sedikit meragu, tapi ia menyalamiku. Senyum lebar mengembang di wajahnya.

Aku beralih ke Maria, bertanya, “Maria, kenapa teman-temanmu juga tidak punya tubuh?”

“Um, kenapa …?”

Maria malah balas bertanya. Ia menatapku bingung.

“Karena dengan begini kami bisa main lebih lama,” sahut Desi. “Orang-orang dewasa tidak bisa melihat kami, jadi mereka tidak bisa memarahi kami.”

“Ah!” Begitu rupanya.

“Apa kau mau ikut juga, Luna?” tanya Maria.

“Hm. Sepertinya menyenangkan. Tapi, bagaimana caranya?”

Maria dan ketiga temannya masing-masing mengulurkan sebelah tangan padaku. Mereka semua tersenyum lebar.

“Kami akan membantumu.”

….

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Komik
Teror di Kampung Sanes
Alfisyahrin Zulfahri Akbar
Flash
Ayo Ikut
Laila NF
Novel
Gold
Fantasteen 22 Boards
Mizan Publishing
Novel
DARAH DENDAM
Trajourney
Cerpen
PEMBELI TERAKHIR
Freya
Flash
SUARA LEBAH
Wiji Lestari
Cerpen
Bronze
Rahasia Sumur Setan
Eki Saputra
Cerpen
Bronze
Membunuh Benci
Aneidda
Flash
Bronze
Adel Tersayang
Egi David Perdana
Novel
Bronze
29 (Dua Puluh Sembilan)
Sri Winarti
Novel
Gold
Fantasteen Scary: Noroi
Mizan Publishing
Novel
Bronze
PKL DI DESA GOSAN
Nunung Hartati
Novel
Gold
Fantasteen Scary Hole of Darkness
Mizan Publishing
Skrip Film
Rayuan Maut Pulau Kelabu Script
Arlita Dela
Cerpen
Bronze
Kepala Hantu di Motel Sumatra
Silvarani
Rekomendasi
Flash
Ayo Ikut
Laila NF
Novel
Bronze
Vector
Laila NF
Novel
Misi Peri Fani
Laila NF
Novel
Meong
Laila NF
Flash
The Last Boss
Laila NF
Flash
Jangan Menungguku
Laila NF
Flash
Misi
Laila NF
Flash
Attack
Laila NF