Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Kamera
2
Suka
5,525
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Waktu sampai rumah, Kakak langsung mengajak teman-temannya ke ruang tengah. Salah satu dari mereka mengeluarkan kamera dan langsung merekam. Kakak tersenyum menghadap kamera. Cukup lama Kakak bercanda bersama mereka sampai akhirnya semua orang pulang.

"Kakak senang ya ketemu teman-teman?" Aku duduk di kasur waktu Kakak masuk kamar.

"Nggak." Kakak mengambil sapu ijuk dari balik pintu. "Mereka beda sama kita, Dek. Kakak cuma pura-pura berteman sama mereka. Kamu tahu Dek? Nama asli Kakak aja mereka nggak tahu, HAHAHAHAHA."

Kakak mengayunkan gagang sapu ke kakiku.

"Kamu tahu, Dek? Kakak nggak pernah suka sama mereka. Anak-anak manja kayak mereka terlalu sering disayang orang. HAHAHAHAHA."

Kakak mengayunkan gagang sapu ke pipiku. Aku masih bisa melihat Kakak samar-samar, kedua tangannya bersiap mengayunkan gagang sapu ke kepalaku. Kakak berhenti, pintu kamar mendadak terbuka.

"ANJING LO NGAPAIN?! KENAPA LO MUKULIN ADEK LO!!!"

Lalu, aku ketiduran.

***

Sudah tiga orang yang menanyai aku. Pertanyaan mereka sama, mereka ingin tahu nama orang tuaku. Aku nggak ingat, Kakak juga bilang kalau aku nggak perlu mengingat nama Ayah dan Bunda. Sekarang datang lagi ibu-ibu yang mengajakku bicara berdua.

"Adek umurnya berapa tahun sayang?"

"Dua belas. Kakak mana, Bu?"

"Kamu masih lebam-lebam sayang."

"Kakak bukan orang jahat, Bu. Kenapa Kakak harus dibawa polisi?"

Dia mengusap ubun-ubun kepalaku dan tersenyum kecil. "Orang tua kamu ke mana sayang?"

"Nggak ada, aku cuma punya Kakak. Makanya jangan pisahin aku sama Kakak. Kalau Kakak masuk penjara, aku mau ikut aja."

Aku takut kalau nggak ada Kakak. Kenapa ibu ini susah dibilangin?

"Orang tua kalian ke mana? Coba cerita pelan-pelan sama ibu sayang."

Sejak Ayah dan Bunda dibunuh, aku cuma tinggal berdua sama Kakak. Meski nggak sekolah, aku bisa berhitung kok. Sudah tujuh tahun aku tinggal berdua sama Kakak. Wow! Ibu itu memberiku chessecake!

"Kamu masih ingat nggak kejadian tujuh tahun lalu seperti apa?"

Seingatku, malam itu Kakak memintaku supaya nggak berisik. Kakak minta aku sembunyi di kolong kasur. Kakak nggak bisa ikut karena sudah lulus SMA. Waktu pintu kamar jebol, ada tiga pasang kaki masuk. Mereka membawa Kakak. Kakak berusaha menjerit, tapi mulutnya dibekap. Aku menutup telingaku, sampai Kakak menghampiriku.

"Mereka udah pergi." Kakak datang memelukku dan terisak. "Ayah dan Bunda udah nggak ada, Dek. Mereka nggak sempat bunuh Kakak, warga keburu datang."

Setelahnya aku ketiduran di pelukan Kakak. Waktu bangun, aku sudah ada di rumah sakit. Kakak bilang, aku cuma demam dan cuma perlu dirawat sebentar.

"Terus, kamu nggak pulang ke rumah?" Ibu itu mengusap kepalaku lagi.

Kakak bilang, kita cuma akan tinggal berdua, rumah yang lama terlalu besar. Jadi, kami pindah ke rumah yang lebih kecil.

"Kuenya nggak dihabiskan sayang?"

"Buat Kakak."

"Habiskan aja, nanti beli lagi."

Seseorang mengantar sepiring kue lagi.

"Besok kamu ketemu Kakak. Mau bawa apa buat Kakak? Nanti ibu yang belikan."

"Kamera."

"Kenapa kamera?"

"Karena di depan kamera, Kakak selalu tersenyum."

Lama-lama kepalaku jadi berat, pandanganku kabur.

"Benar, ini anaknya si Pur. Kamu urus yang cewek, adiknya saya yang urus." Ibu itu menatapku, dia seperti mengucapkan sesuatu padaku. "Bentar lagi kamu ketemu Kakak, Ayah, dan Ibumu, sayang."

Lalu, aku ketiduran.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Kamera
Aditya R
Novel
Masa Lalu
Diano Eko
Novel
Bronze
Persinggahan Mistik
Tira Riani
Flash
Bronze
MISTERI TAS HITAM
Citra Rahayu Bening
Flash
Bronze
Lambat Bukan Berarti Tak Berguna
Syafira Muna
Flash
Tim Bureau - Dua Sisi Cermin
KOJI
Cerpen
Bronze
Pohon-pohon Yang Berbicara
Eko Hartono
Flash
KERUDUNG MERAH
Vika Rahelia
Novel
Pirsa Mistik
Ariya Gesang
Novel
Gold
Disorder
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
RITUAL GUNUNG KEMUKUS
Citra Rahayu Bening
Flash
Tamu dari Venus
Handi Yawan
Novel
KOMA - Hidup dan Mati
Margo Budy Santoso
Cerpen
Bronze
Tragedi Kampus yang Terlupakan
elfrida romaganti pasaribu
Novel
Bronze
Susuk Jaipong
silvi budiyanti
Rekomendasi
Flash
Kamera
Aditya R
Flash
Inovasi Iblis
Aditya R
Novel
Bayar Utangnya!
Aditya R
Skrip Film
Yang Muda Yang Meninggal
Aditya R