Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Sejarah
Jangan Menungguku
3
Suka
6,670
Dibaca

“Su Won-ah …”

Suara lembut yang memanggil membuat gerakan pria tinggi yang mengenakan hanbok sutra berlapis zirah tebal itu berhenti. Senyum mengembang di wajahnya saat ia berbalik menyambut sang pemilik suara yang langsung menenggelamkan wajahnya di dada Su Won.

“Ae-Ri-ya …,” panggil Su Won sambil mengelus rambut gadis pelukannya.

“Jangan pergi.” Sang gadis berkata lirih. Suara lembutnya berubah parau karena menahan tangis. Perlahan, isakan mulai terdengar bersama derai air mata.

Su Won kembali mengelus rambut Ae Ri. Kedua matanya yang kecil tampak berkaca-kaca.

“Ini perintah Putra Mahkota. Aku harus mematuhinya untuk membuktikan kesetiaanku.”

Ae Ri masih enggan melepas pelukannya.

“Meski begitu, aku tidak mau kau pergi. Tetaplah bersamaku. Tidak, larilah bersamaku.”

Ae Ri mengangkat wajahnya. Mata mereka bertemu. Su Won menyeka air mata di pipi Ae Ri dengan sebelah tangan. Ditatapnya bibir mungil kemerahan itu lekat-lekat.

Su Won menggeleng pelan. “Aku tidak bisa melakukannya.”

Ae Ri juga tahu bahwa Su Won tidak akan menyetujui idenya untuk melarikan diri. Su Won sudah mencoba melakukan segalanya untuk menghindari perang. Tapi semua usahanya berakhir percuma.

Su Won merogoh bagian dalam lengan kiri hanboknya. Ditariknya keluar secarik surat yang terbungkus kain merah.

“Untukmu …,” katanya sambil memberikan surat itu ke Ae Ri. “Bacalah setelah aku pergi.”

Ae Ri melepas pelukannya untuk menerima surat Su Won. Tangisnya sedikit mereda. Su Won memasang senyum lemah melihat reaksi Ae Ri. Dugaannya benar, Ae Ri akan senang menerima surat darinya. Su Won meraup gadis itu ke pelukannya lalu mengecup bibir ranumnya.

“Aku berangkat,” pamit Su Won saat melepas pelukannya.

Air mata Ae Ri kembali menetes melihat Su Won melompat menaiki kudanya. Tanpa menoleh, Su Won memacu kudanya ke depan barisan pasukan prajurit, lalu mereka berangkat ke medan perang di perbatasan utara kerajaan Joseon.

Ulu hatinya kelu. Matanya enggan beralih dari rombongan pasukan yang mulai menghilang di kejauhan. Dengan ujung jemari kecilnya yang dingin, Ae Ri membuka surat di tangannya.

Hanya ada dua baris kalimat tertulis di sana.

Jangan membenci Putra Mahkota.

Jangan menunggu kepulanganku.

 Ae Ri jatuh bersimpuh. Tangis pecah sejadi-jadinya. Berharap dia tidak melepas pelukannya.

Putra Mahkota adalah kakak pertama Su Won. Ya, Su Won juga seorang pangeran. Dan itulah alasannya tidak bisa menentang perintah Putra Mahkota. Sekelompok bangsawan haus kekuasaan membuat beberapa gerakan memberontak. Su Won dicurigai sebagai pemimpin komplotan mereka.

Tidak. Mereka sengaja menjebaknya.

Su Won harus mematuhi perintah untuk membuktikan kesetiaannya. Meski ia tahu bahwa pasukan yang dipimpinnya berperan sebagai umpan. Meski yang dilakukannya adalah misi bunuh diri. Su Won tetap harus pergi.

Bukan demi nama baik atau pun demi kerajaan. Melainkan demi Ae Ri dan bayi dalam perutnya. Jika tidak dapat membuktikan kesetiaannya, bukan hanya Su Won, namun seluruh keluarga mereka akan diberi hukuman mati.

Ae Ri mengerti. Tapi, tangisnya tidak mau berhenti. Dadanya sesak, jantungnya terasa mau pecah. Sepertinya, hatinya tidak mampu menerima cinta berlebihan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Sejarah
Flash
Jangan Menungguku
Laila NF
Novel
Cermin Dalam Mimpi
Aviskha izzatun Noilufar
Flash
Bronze
Surat Bahasa Inggris Dari Ratu
Silvarani
Novel
Bronze
Ambruk Beringin Tua
Indra Agusta
Flash
HORUS-God of Truce
Donquixote
Flash
Bronze
Singaraja
Bakasai
Novel
Bronze
Tumbang
Sekarmelati
Cerpen
Bronze
Jejak di Bawah Reruntuhan
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
Rans4D > Rekomsendasi permian terbaik & Tergacor
RANS4D
Novel
Gold
Cinta Indonesia Setengah
Bentang Pustaka
Novel
Pita Merah
Miftachul W. Abdullah
Novel
Gold
Wuhan Diary
Bentang Pustaka
Novel
Si Penghutang Cinta dan Sang Pemilik Cinta
Moonitew
Novel
Gold
Mikiran Yayat: Dari Yayat, Oleh Yayat, Untuk Rakyat
Bentang Pustaka
Novel
Hujung Tanah
Nikodemus Yudho Sulistyo
Rekomendasi
Flash
Jangan Menungguku
Laila NF
Novel
Bronze
Vector
Laila NF
Flash
Ayo Ikut
Laila NF
Novel
Meong
Laila NF
Novel
Misi Peri Fani
Laila NF
Flash
The Last Boss
Laila NF
Flash
Misi
Laila NF
Flash
Attack
Laila NF