Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Terrorist
2
Suka
11,217
Dibaca

Malam ini aku mengunjungi area kompleks kuburan. Suara burung hantu menghilangkan kesunyian malam di sana. Kulihat sosok wanita berpakaian hitam, mondar - mandir di sekitar kuburan tersebut. Aku masih memperhatikannya sambil memperhatikan buku catatanku.

Wanita bercadar itu seperti orang kebingungan tak tentu arah. Aku tergerak untuk membantunya. Kudatangi dia yang masih mondar – mandir di kuburan.

“Ada yang bisa kubantu, kak?” tanyaku dengan nada halus.

“Ini dimana? Kenapa aku bisa berada di kuburan ini?” balasnya sambil tetap memperhatikan sekitar.

“Hm... apa kakak tidak ingat apa yang barusan terjadi hari ini?”

Dia mencoba mengingat – ingat kejadian yang baru saja ia alami. Matanya terpejam seperti sedang berpikir keras. Aku ingin membantunya mengingat masa lalunya.

“Bagaimana, kak? Sudah bisa mengingat?” tanyaku kembali,

“Tidak. Aku tidak bisa mengingatnya,” jawabnya.

Terpaksa aku harus mengingatkan dia apa yang baru saja ia lakukan hari ini. Aku menepuk pundaknya.

“Kakak baru saja mati hari ini. Apa kakak tidak ingat?”

Dia kembali mencoba mengingat kejadian hari ini hingga akhirnya di teringat bahwa baru saja ia mati tertembak polisi.

“Akhirnya kakak mengingatnya. Di situlah tempat kakak dikuburkan,” ucapku sambil menunjuk salah satu nisan yang tidak jauh dari tempatku berdiri.

Wanita itu berlari mendekati nisan yang kutunjuk. Dia memperhatikan nama di nisan tersebut. Dan benar! Itu adalah nama miliknya.

“Tidak mungkin! Ini bukan kuburan untuk keyakinanku.”

Aku tertawa mendengarnya, “Apa kakak tidak ingat mengapa kakak di tembak oleh polisi?”

“Aku melakukan apa yang aku yakini! Tidak ada yang salah dengan itu!” jawabnya tegas dengan nada yang menantang.

“Sayangnya, mayatmu tidak diterima oleh mereka yang juga memegang keyakinanmu. Beruntunglah masih ada pihak yang memegang keyakinan lain, yang mau menerimamu. Meskipun sebenarnya kau seharusnya juga tidak diterima di sini,” balasku sambil membentangkan tangan. Menunjukkan bahwa ini adalah kuburan pemegang keyakinan lain.

Wanita itu menangis menyesali apa yang telah ia lakukan hari ini. Aku tidak mau menghakimi wanita itu, karena itu bukanlah urusanku. Aku mendekati wanita itu. Kudekatkan mulutku sambil berbisik ke telinganya, “Selamat datang di dunia hampa.”

Teriakan putus asa wanita itu mengiringi bisikan suaraku di telinganya. Aku pergi meninggalkan wanita yang masih bersedih itu. Kulihat di catatanku, nama wanita itu sudah terhapus dari lembar.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Terrorist
Dark Specialist
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Jendela
Eka zulianti
Skrip Film
Raib
PUTRI AYU ARNINGTYAS
Novel
Penulis Hantu: Pekerja Teks Komersial Telah Tiada
Jusuf Fitroh
Flash
Bronze
1000 SUARA
Alvin Suhadi
Novel
Bronze
TRAWANG
Marion D'rossi
Flash
Wanita Tua dan Tangisnya
Lebah Bergantung
Flash
Hati Palasik
Aniqul Umam
Cerpen
Bronze
Ibu
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Pemakaman Jhon Mortonson karya Ambrosr Bierce penerjemah : ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Cerpen
Bronze
Terkutuk
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Ojek Online
Bakasai
Novel
Sumur merah
andriani intan hidayah
Novel
Nenek Tua di Tubuh Istriku
Ilma Nurfadilah
Flash
Kamar kos Dodi
Wulan Ews
Rekomendasi
Flash
Terrorist
Dark Specialist
Novel
Herrscher: universum conspiratio
Dark Specialist
Flash
Ramalan
Dark Specialist
Flash
Panen
Dark Specialist
Novel
Dagaz
Dark Specialist
Flash
Hari Ibu
Dark Specialist
Flash
Gagal
Dark Specialist
Flash
Waktu
Dark Specialist
Flash
Kaya
Dark Specialist
Flash
Hadiah
Dark Specialist
Flash
Jatuh
Dark Specialist
Novel
Herrscher
Dark Specialist
Flash
Giliran
Dark Specialist
Flash
Eksistensi
Dark Specialist
Flash
Permainan
Dark Specialist