Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Cinta Dalam Diam
4
Suka
5,684
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku masih termenung di sini, menunggumu datang. Di tempat pertama kita bertemu, seperti janji kita dua tahun yang lalu. Ya, aku merindukanmu. Merindukan sosok lembut dan jilbab panjang yang selalu menutupi dadamu. Tak hanya itu, parasmu yang ayu memancarkan segalanya, keindahan hatimu juga. Bagiku, semua adalah keindahan dari Tuhan yang diperlihatkan untukku.

Kuperhatikan senja yang mulai turun perlahan, biasnya memanjakan mata yang mulai kelelahan. Mentari semakin tenggelam, kembali pada peraduan, tapi aku tetap berada di sini. Menunggumu.

"Assalamualaikum, Mas." Kudengar sebuah sapa di telinga, suara merdumu.

Aku tersenyum, semanis mungkin. Menurutku.

"Sudah lama aku menunggumu, Dik."

Kamu tersenyum, tapi terasa hambar oleh pandanganku. Senyummu tak seperti dulu, apa mungkin kamu telah berubah?

"Aku tahu, tapi tak seharusnya Mas menungguku."

Bagai dipukul palu hatiku. Bukankah kita sudah berjanji akan bertemu di sini? Kenapa kamu berkata seperti itu? Apa karena kepergianku dua tahun yang lalu? Aku tak mengerti pada sikapmu, padahal cinta dan hatiku tetap untukmu.

"Apa yang terjadi, Dik? Kenapa kamu berubah?"

"Bukan aku yang berubah, tapi dirimu. Aku tak ingin kau menyiksa hatimu karena cintamu padaku. Aku telah bahagia, Mas. Aku telah mendapatkan penggantimu," ujarmu pelan sambil menundukkan kepala.

Aku terenyak. Tidak! Bukankah kita berjanji akan menjalin tali ikatan yang suci?

"Kembalilah ke alammu. Di sini bukan tempatmu. Aku akan selalu mendo'akan Mas, sampai kapan pun." Kamu tersenyum sambil menengadahkan wajah, ada bulir bening di sudut mata.

"Aku mencintamu, Dik ...!"

"Aku juga, tapi aku telah menemukan kehidupanku setelah kepergianmu. Kau telah membuatku hampir gila karena kecelakaan itu. Aku kini telah menjadi milik orang lain. Tidak seharusnya Mas berada di sini." Kamu menyusut air mata yang telah jatuh.

Aku diam.

Tak ada yang bisa aku lakukan untuk mencegah kepergianmu. Dunia kita memang berbeda, tapi kamu masih mau menemuiku untuk menepati janjimu. Kamu masih mau menemuiku dan melihat wajahku walau tubuhku penuh darah dan kepalaku hampir hancur. Aku kagum pada ketangguhanmu.

"Assalamualaikum, Mas." Kamu melangkah pergi.

Aku termangu, masih dalam diamku, memperhatikan langkahmu yang semakin jauh. Kembali aku melihat langit yang telah pekat, seperti hatiku.

Aku mencintaimu, Dik. Selamanya. Walau dalam diam. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Flash
Cinta Dalam Diam
Anisa Ae
Novel
Gold
We Have Always Lived in the Castle
Mizan Publishing
Flash
Tengah Hari
Springkel9
Skrip Film
Kuda Bisik
Paul Sim
Cerpen
Death Game: Are You Ready to Play?
N Laila
Cerpen
Bronze
Dunia dalam Semu
White Blossom
Novel
SRAPIT
Onet Adithia Rizlan
Novel
Bronze
Pesantren Dan Kutukan
Kamalsyah Indra
Cerpen
Bronze
the dream of peace
Viona fiantika
Novel
Gold
Surat dari Kematian
Falcon Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Wooley Dolley
Mizan Publishing
Novel
SAMBAT
iqbal syarifuddin muhammad
Novel
Gold
Fantasteen Scary: Daruma-San
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen The Lagaziv School of Vathana
Mizan Publishing
Novel
Bronze
PKL DI DESA GOSAN
Nunung Hartati
Rekomendasi
Flash
Cinta Dalam Diam
Anisa Ae
Flash
Untuk Sebuah Rasa
Anisa Ae
Flash
Kenangan Hujan
Anisa Ae
Novel
Lisma Mencari Cinta
Anisa Ae