Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Broken Angel
7
Suka
8,597
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Papa, minum,” rengek malaikat kecilku. 

Kuraih gelas kecil berisi air di atas meja, kudekatkan pada bibir mungilnya. Aku mengangkat pelan kepalanya dengan tangan kiri, tangan kananku menuntun sedotan plastik ke mulutnya. Dia menyeruput pelan. Bibirnya yang pucat menghisap air itu hampir tanpa tenaga. 

“Minum pelan, Sayang.”

Tiga, empat kali hisap dia menggelengkan kepala. Hana, anakku, merebahkan kembali kepalanya lemah. Mata bulatnya terbuka setengah, kemudian tertutup. Bulu matanya yang lentik merapat. Sebentar kemudian, gadis kecilku itu pulas dengan nafas berat. 

Kuletakkan punggung tangan ke dahinya. Panas membara. Wajahnya sepucat kapas. Selang infus dan peralatan medis menancap di beberapa bagian tubuhnya. 

Sedari kecil, bidadari kecilku ini tumbuh lemah. Saat musim diare atau flu, dia gampang terserang. Pun, dia gampang lelah. Badannya ringkih. Namun, terlepas dari segala kelemahan yang dimilikinya, Hana adalah kasih Tuhan terbaik selama ini. Celotehnya, tingkah lakunya yang menggelitik tawa, keramahannya, membuat dunia kami berpendar saat bersamanya. 

Pintu kamar terbuka pelan. Ratna, istriku, muncul dalam balutan celana panjang coklat dan baju bermotif bunga kuning. Aku ingat, baju itulah yang dipakainya enam tahun lalu saat aku melamarnya. 

 “Bagaimana keadaan Hana pagi ini?”

Aku menghela nafas berat. “Masih sama seperti biasa. Tidak mau makan. Separuh obat dimuntahkan.”

Ratna mendekat. Bola matanya bergerak perlahan. Terbayang kesedihan nan getir. 

“Kau cantik sekali dengan pakaian itu. Mengingatkanku akan gadis menawan enam tahun lalu.”

Ratna tersenyum. Membalas remas tanganku. 

Hana menggeliat. Ratna membuat isyarat pada telunjuk di bibirnya, menyuruhku diam. Candaku membuat Hana terbangun. Matanya membuka lebar, senyum merekah menghias wajahnya. Tangan kanannya menggenggam tangan ibunya, tangan kiri yang terpasang slang infus mencari tanganku. 

Kusorongkan tanganku. Kucium kedua pipi dan kelopak matanya. Mata itu kembali terpejam. Kedua tangannya masih erat menggenggam tangan kami. 

Ketukan di pintu memecah keheningan.

“Dokter sudah menunggu,” kata perawat dari balik pintu. 

Kami meninggalkan Hana sendirian yang kembali tertidur.

“Anak Anda menderita Acute Lymphoblastic Leukemia stadium empat,” kata dokter pelan. Penuh keprihatinan. 

“Bisa diobati kan, Dok?” tanya Ratna tak sabar.

Dia menghela nafas sebentar, kemudian melanjutkan, “Sel-sel leukemia yang terdapat dalam tubuh anak anda berkembang sangat cepat dan telah menggantikan sel-sel sehat. Sel leukemia jahat itu sudah terbawa ke aliran darah, ke organ tubuh yang lain. Anak Anda ….”

 “Berapa lama anak saya bisa bertahan?” tanyaku mulai jengkel. 

Pertanyaan yang sulit, tetapi aku membutuhkan jawaban pasti.

“Menurut ilmu kedokteran, dari hasil tes, anak Anda hanya sanggup bertahan dua bulan,” bisiknya lemah.

Istriku menangis hebat. Aku menggeram, mengepalkan tanganku. Dadaku serasa meledak. Air mata yang merembes kutahan sekuatnya. Ikut menangis hanya membuat kepanikan istriku bertambah. Bayang anakku yang bersiap menemui Sang Pencipta membuat seluruh kekuatanku menghilang. Tuhan! Biar aku saja yang menerima deraan ini. Please … jangan biarkan bidadari kecilku kehilangan sayapnya!

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Terima kasih sarannya, Kak.
Lanjut novel seru nih
Rekomendasi dari Drama
Novel
KURANJI LANTANG
Airin Ahmad
Flash
Broken Angel
Didik Suharsono
Novel
MARKESOT BERKOTBAH
Dudun Parwanto
Novel
SUNDAL
Utep Sutiana
Flash
Bronze
Untuk Sendiri
B12
Novel
Bronze
I'M CONFUSED NOW
Aurelia Fransiska Wijaya Kusuma
Novel
Bronze
Menunggu Bulan *Novel*
Herman Sim
Flash
PEWARIS ABIRAMA
M Fadly Hasibuan
Novel
NOL
Putri Lailani
Novel
Bronze
Rindu Yang Tak Terlihat ~Novel~
Herman Sim
Flash
Bronze
Sahabat Lawan Jenismu
Silvarani
Novel
Little Did We Know
Falcon Publishing
Novel
Bronze
Janda Corona Menggugah
Abdul Muis Syam
Novel
Kukira, Sendiri itu Asyik
Rina F Ryanie
Novel
Bronze
Sekar yang Mekar di Kanvas itu
Inggita Hardaningtyas
Rekomendasi
Flash
Broken Angel
Didik Suharsono
Flash
Dancing Cafe
Didik Suharsono
Novel
NAMIDA
Didik Suharsono
Skrip Film
Lady Advocate (Script)
Didik Suharsono
Novel
Family Bound
Didik Suharsono