Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Doa
4
Suka
5,581
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Malam telah datang, seperti biasa aku berjalan tanpa arah hingga tiba di suatu jalan di taman. Hanya buku catatan yang menemaniku malam ini. Suara – suara penghias malampun nyaris tidak terdengar.

Udara cukup dingin karena hujan baru saja berhenti. Jalan masih basah oleh air. Hm... jalan yang kulalui saat ini terlalu sepi. Aku melangkahkan kaki ku menuju bawah jembatan yang tidak jauh dari tempatku berdiri.

Terdengar isak tangis di balik kolong jembatan itu. Aku pun mendatanginya.

Setelah tiba di bawah jembatan, aku melihat seorang anak kecil meringkuk di balik bayangan. Suara tangisnya jelas membuat lirih manusia yang mendengarnya. Tapi tidak bagiku.

“Sedang apa kamu sendirian di sini?” tanyaku.

Anak itu masih saja menangis. Aku mendekatkan tanganku untuk meraba kepalanya. Tangis anak itu pun berangsur pelan.

“Kenapa hidupku selalu ditimpa kesialan?” tanyanya padaku sambil terisak.

“Karena kamu kurang bersyukur,” jawabku.

“Aku selalu berdoa tiap hari, namun kenapa doaku tidak pernah di dengar?” tanyanya lagi.

Aku menghela napas sejenak. Aku mencoba merangkai kata untuk menjawabnya.

“Nak, apa kau pikir, yang kau minta untuk mengabulkan doamu, mau repot – repot mengubah nasib orang lain hanya agar kamu bahagia? Lagipula kebahagiaan itu sifatnya relatif. Kebahagiaan manusia bisa menjadi derita bagi manusia yang lain. Kenapa kau pikir kalau doamu akan dikabulkan?” jawabku dengan nada mengejek. “Lagipula, bisa jadi kau digunakan sebagai pemicu manusia lain untuk berbuat baik. Tapi bila manusia tidak berbuat baik kepadamu, maka anggap saja itu adalah jalan hidup yang harus kamu jalani. Hahaha.”

Tangis anak itu kembali kencang dan semakin kencang. Tubuhnya kini bersimbah darah. Ternyata anak itu adalah korban pembunuhan. Baru saja tadi siang dia mati. Aura hitam menyelimuti tubuhnya. Kini ia telah menjadi roh penasaran di tempat itu, sampai jasadnya ditemukan.

Aku melihat buku catatanku. Nama anak itu tidak ada di catatanku. Itu artinya, roh anak itu bukanlah urusanku. Lebih baik aku pergi mencari dia yang namanya tertulis di catatanku. Selamat menjadi roh penasaran. Hahaha.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Novel
Bronze
SUMI
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Flash
Doa
Dark Specialist
Novel
Gold
Fantasteen Deadly Claws
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Suara Melodi Kematian
SUWANDY
Novel
Wuri: Kutukan Wewe Gombel
Roy Rolland
Cerpen
Penukar Raga
Eve Shi
Cerpen
Bronze
Selamat Tidur
Egi David Perdana
Novel
Bronze
SINGGAH
Dwi Kurnia 🐻‍❄️
Cerpen
Bronze
Bisikan Gaib Dari Ruang Bawah Tanah
umiyati123
Novel
Ada Penampakan di Pesantren
Hargo Trapsilo
Novel
Gold
Fantasteen Scary Jangan Becermin Malam Ini
Mizan Publishing
Flash
Panggilan
Galdev
Komik
Time to Seek
ubi aja
Cerpen
Bronze
Burung Pembawa Kematian
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Belum Mati
Roy Rolland
Rekomendasi
Flash
Doa
Dark Specialist
Novel
Dagaz
Dark Specialist
Novel
Herrscher
Dark Specialist
Flash
Permainan
Dark Specialist
Novel
Herrscher: universum conspiratio
Dark Specialist
Flash
Kaya
Dark Specialist
Flash
Gagal
Dark Specialist
Flash
Terrorist
Dark Specialist
Flash
Liburan
Dark Specialist
Flash
Ramalan
Dark Specialist
Flash
Hari Ibu
Dark Specialist
Flash
Giliran
Dark Specialist
Novel
Bronze
Herrscher: deus experimentum
Dark Specialist
Flash
Waktu
Dark Specialist
Flash
Hadiah
Dark Specialist